61

6.3K 390 381
                                    

- Hold Up -



Let's Read!

Langit sore yang awalnya berwarna jingga, sudah berganti menjadi langit malam yang hitam.

Soonyoung berjalan santai dengan menenteng sekantong plastik makanan pesanan Jihoon.

Pemuda kelahiran Namyangju itu sedang dalam perjalanan ke studio Jihoon. Kekasih mungilnya itu selalu sibuk akhir-akhir ini untuk menyelesaikan single terbaru mereka yang akan di rilis tanggal lima Agustus.

Jika saja Soonyoung tak menanyakan kabar, dia yakin Jihoon pasti akan lupa untuk makan lagi.

Langkahnya yang terayun perlahan itu berhenti. Dia memutar kenop pintu di hadapannya dengan perlahan, dan begitu terbuka, ia langsung bisa melihat punggung Jihoon.

Namja manisnya itu kelihatan begitu serius memperhatikan monitor sampai tak menyadari jika dirinya sudah datang.

Soonyoung masuk setelah menutup pintunya. Ia meletakkan kantong plastik berisi makanan itu di atas meja.

Grep

Tubuh mungil yang di peluknya itu terperanjat sesaat ia mendekapnya dari belakang.

"Hai."

"Sejak kapan kau datang?" tanya Jihoon setelah sadar jika itu adalah Soonyoung. Suaranya parau, bahkan matanya kelihatan merah karna kekurangan tidur.

"Baru saja. Dan kau tak menyadarinya, chagi." Soonyoung menjatuhkan kepalanya di perpotongan bahu dan leher Jihoon, "Kau sibuk sekali."

Jihoon memeluk lengan Soonyoung yang melingkari tubuhnya, tak menampik jika dia sangat merindukan pelukan hangat itu. Sudah berapa lama dia tak mendapat pelukan hangat ini dari Soonyoung?

Tiga hari? Lima? Seminggu? Atau lebih?

Hah... Akhir-akhir ini dia memang lebih banyak menghabiskan waktu bersama tumpukan kertas lirik di banding dengan Soonyoung dan para member jika jadwal sedang senggang.

"Dan kau tahu itu untuk apa, bukan?"

Soonyoung mengangguk, mengecup lama pipi Jihoon dengan perasaan rindunya.

Dia tak bohong kalau dirinya sangat merindukan Jihoon. Mereka memang selalu berada di satu panggung yang sama setiap ada jadwal, namun setelah itu Jihoon akan kembali menghabiskan pagi sampai malam di studio, bahkan tak jarang sampai mengabaikan panggilan telepon dan pesan dari Soonyoung.

Sebenarnya Soonyoung ingin marah, namun dia tak bisa egois di situasi ini. Bagaimanapun pekerjaan Jihoon tak mungkin dia kacaukan hanya karna ingin bermesraan.

"Makanlah dulu. Aku tidak ingin kau sakit." imbuh Soonyoung. Ia melepas pelukannya, "Dan setelah itu beristirahatlah sebentar."

Jihoon berdehem. Ia mengikuti langkah Soonyoung yang sudah lebih dulu duduk di sofa sambil membuka kotak makanan.

"Banyak sekali. Kau juga belum makan?" Jihoon melonggo melihat banyaknya makanan yang tertata di meja, bahkan tiga di antaranya bukan pesanan yang ia sampaikan pada Soonyoung.

"Sudah. Ini semua untukmu." Soonyoung tersenyum, menyodorkan semangkuk nasi dan sumpit, "Kau harus makan banyak."

"Ini terlalu banyak. Yah... Kau mau membuatku gemuk?" Jihoon mengerucutkan bibirnya sebal, namun dia tak menolak sumpitan lauk yang Soonyoung letakkan di mangkuk nasinya.

Masih ada dua mangkuk berisi nasi putih di sana, juga empat lauk dengan porsi besar.

Yaampun.

Hold UpWhere stories live. Discover now