70. Special Chapter (5)

3.7K 298 297
                                    

Hold Up


🎶Wherever You are - One Ok Rock
(Wajib denger biar bapernya sama 🙂👌)

Let's Read!

Aku memberitahumu, Aku berbisik lembut,


Malam ini, Malam ini...

Kau adalah bidadariku.

Aku mencintaimu,

Kita berdua menjadi satu.

Malam ini, Malam ini...

Aku akan mengatakan itu.

...



Angin dingin musim kemarau yang berhembus lewat jendela Kamar, juga pemadangan langit gelap menjadi satu-satunya hal yang di nikmati Soonyoung sejak tadi.

Namja kelahiran Juni itu memejamkan mata begitu semilir angin meniup pelan rambut hitamnya.

Dalam sedetik bayangan wajah Jihoon kembali memenuhi pikirannya.

Ia tak bisa melupakan bagaimana raut Jihoon saat mengatakan kalimatnya tadi.

Raut yang jujur membuat hatinya terenyuh.

Soonyoung tahu diri, Dari kalimat itu ia tahu Jihoon sudah tak ingin kembali sakit karnanya.

Menyesal?

Mungkin itu yang paling mendominasi hati Soonyoung saat ini.

Ia tak ingin mengakui perasaannya, tapi ia juga tak bisa menyangkal itu.

Terlampau rumit.

Ya, Soonyoung rasa ia sudah jatuh cinta pada Jihoon.

Soonyoung tak mengerti perasaan seperti ini sebelumnya, karna ia belum pernah sekalipun merasakan perasaan berdebar, sedih, dan juga emosi yang menggebu untuk satu orang.

Belum pernah, sebelum Jihoon masuk ke kehidupannya.

Apakah salah Soonyoung baru menyadari perasaannya sekarang?

Sudah terlambat kah?

Menyungging senyum pahit, Soonyoung menertawai dirinya sendiri.

"Apakah ini yang di namakan karma?"

Soonyoung bingung.

Apakah ia harus berganti peran dengan Jihoon untuk memperjuangkan cinta?

Atau memang sudah seharusnya mereka berdua tak bersama?

Lagipula ia bukanlah siapa-siapa, Mungkin ia hanya akan seperti sebuah parasit jika masuk ke dalam kehidupan Jihoon.

Ia melirik jam di ponselnya yang sudah menunjuk pukul sepuluh malam. "Apa yang sedang kau lakukan sekarang?" menghela, "Mungkin ia sudah menyatakan perasaannya padamu? Selamat kalau kalian sudah menjadi sepasang kekasih." Monolognya, mengabaikan bunyi retakan hatinya sendiri.

"Ah, Sudahlah." Soonyoung berdiri, bersiap untuk memulai jam patrol malamnya.

Ia mengambil ponsel dan jaketnya, menutup jendela sambil berbisik lirih, "Maafkan aku, Lee Jihoon."


...



"Aish... "

Wonwoo berdecak khawatir menatap ponselnya.

Hold UpWhere stories live. Discover now