52. Hello And Goodbye

5.2K 333 252
                                    

-Hold Up-



(Special Chapter ini Nochu buat karna kucing yang Nochu lihat tadi siang di kampus di tabrak lari sama orang gak bertanggung jawab malam ini. RIP 😿)

*Special Chapter yang udah Nochu rencanain di akhir apdetan semalam terpaksa di undur ya untuk SPECIAL CHAPTER ini. Thank you ❤

*Wajib denger lagu di atas. Ehe~

Let's Read!

Rosérenity University, Universitas Negeri di daerah pusat kota Seoul ini memang termasuk perguruan tinggi yang paling di minati para muda-mudi untuk melanjutkan pendidikan mereka. Selain karna akreditas pendidikannya yang mumpuni, bangunan terlampau luas dan megah itu cukup membungkam orang-orang kenapa Universitas ini patut di ancungi dua jempol, bahkan lebih.

Ini masuk semester baru, jam sudah menunjuk pukul delapan kurang sepuluh, para mahasiswa dan mahasiswi mulai berdatangan.

Seperti pagi-pagi biasanya, Jihoon terlihat mengendarai sepeda motor vespa tuanya dengan raut acuh, tak memperdulikan tatapan penuh cela dan ejekan dari mereka-mereka yang naik mobil dan punya kelebihan harta.

Lee Jihoon, Mahasiswi semester empat jurusan Sastra Jepang berusia dua puluh tahun. Dia termasuk salah satu mahasiswi berotak kelewat cerdas, dan punya segudang bakat. Entah sudah berapa kali memenangi perlombaan pidato berbahasa Jepang dan debat dalam bahasa Jepang dalam tingkat Nasional.

Wajahnya manis, bahkan tergolong cantik mirip Hime-Hime di cerita sastra kuno Jepang, Namun sayang, senyum dan suaranya terlampau irit untuk di umbar. Singkatnya dia itu introvet dan super duper pendiam.

Sebenarnya Lee Jihoon bukan orang yang sinis dan sombong, dia hanya tidak tahu bagaimana cara memulai pertemanan kecuali ada orang yang mau mengajaknya duluan.

"Jihoon-ah!"

Kepala yang masih memakai helm berwarna putih itu reflek berbalik saat mendengar namanya di panggil.

Tampak dua orang gadis mendekatinya dengan cenggiran. Salah satu yang memanggilnya tadi membuka suara, itu Boo Seungkwan.

"Tumben kau datang cepat"

Jihoon tersenyum samar, samar sekali, "Hari ini kakakku tidak pergi kerja karna kurang enak badan, jadinya aku tidak perlu menunggu dia berdandan lama seperti biasa untuk mengunci pintu"

"Aku heran dengan kakakmu, padahal dia yang punya rumah, tapi dia yang tak punya kunci rumah" yeoja jangkung bernama Jeon Wonwoo ikut bersuara, yeoja berwajah emo itu memang selalu bicara ceplas-ceplos.

Jihoon hanya terkekeh ringan. Setelah melepas helm-nya, mereka pun berjalan beriringan ke kelas.

"Kau membawa banyak sekali buku. Bisa tidak sih kurangi buku yang tidak ada sangkut pautnya dengan jadwal hari ini?" Wonwoo berkomentar, dia bukan kesal, hanya saja kasian melihat Jihoon yang selalu kerepotan sendiri membawa banyak buku-buku di tangannya. Omong-omong tas Jihoon kecil, jadi tidak bisa menampung banyak barang.

"Aku butuh membaca mereka saat waktu sengang Jeon Wonu, ingat kan kalau ujian JLPT sudah dekat?"

"Ayolah Jihoonie, itu masih empat bulan lagi. Santailah sedikit"

Seungkwan mengangguk setuju dengan kalimat Wonwoo. Dia juga tak habis pikir kenapa Jihoon bisa serajin ini, apakah yeoja mungil itu tidak ada rasa bosan selalu menenggelamkan diri dalam deretan huruf kana dan kanji?

Hold UpWhere stories live. Discover now