49. Special Valentine Chapter

6.1K 401 66
                                    

-Hold Up-



Let's Read!

Rambut-rambut bersurai hitam itu tampak menggemaskan saat angin musim dingin yang nakal berlalu lalang tak henti menyerakkan surai dan membuat orang-orang mengigil.

Soonyoung menahan tawa, sedangkan Jihoon berdengus kesal. Walaupun sudah memakai beanie, angin sore ini terlampau kencang hingga membuat beanienya akan kembali melorot dan rambutnya yang tidak tertutup jadi berantakan.

"Jangan tertawa" gerutu Jihoon, mendelik Soonyoung dan tak lupa mengerucutkan bibirnya kesal.

Soonyoung yang melihat itu tentu saja gemas, tapi dia tak bisa mencubit pipi yang memerah karna dingin itu jika tak ingin Jihoon-Nya semakin kesal.

"Aniyo" balas Soonyoung, ia mengulas senyum dan memasukkan tangannya ke dalam kantong mantel yang hangat. "Udara sudah makin dingin, tapi makin banyak orang yang datang"

Jihoon menatap Soonyoung sebentar, lalu beralih menatap sekitaran taman yang sudah mulai ramai.

Oh ya, Omong-omong sekarang mereka sedang berada di taman kota setelah tadi menyelesaikan urusan perut di kedai jjangmyeon tak jauh dari tempat gym yang mereka kunjungi.

Sebenarnya Jihoon tidak terlalu suka berada di luar atau tempat umum seperti ini, terlebih udara sedang sangat dingin. Namun berterima kasihlah pada orang-orang di dorm yang pergi bersama pasangan mereka masing-masing untuk merayakan hari valentine sehingga Soonyoung juga ikut-ikutan, padahal harusnya valentine di rayakan besok karna sekarang masih tanggal tiga belas februari. Zzzz

"Soon,"

"Hm?"

"Ayo pulang"

"Eh?" Soonyoung menoleh, "Tapi dorm sedang kosong"

"Aku mau ke studio. Masih banyak pekerjaan yang harus ku selesaikan"

Soonyoung tampak kecewa, biar bagaimanapun dia mengidamkan kencan valentine yang romantis seperti pasangan-pasangan lain, entah itu pergi makan malam di restoran, berjalan-jalan sambil bergandengan tangan, atau boleh juga berduaan di dalam kamar, bukannya di dalam studio Jihoon dan hanya menatap bosan kekasihnya itu bekerja.

"Tapi..." tapi Soonyoung tak tega memaksa Jihoon, dia tak ingin egois.

Namja sipit itu menghela dan memilih mengganti kalimatnya, "Ayo"

Jihoon melihat Soonyoung yang telah berdiri, sebenarnya dia agak heran karna Soonyoung tidak merengek habis-habisan untuk melakukan hal-hal konyol seperti biasa, tapi mungkin karna Soonyoung khawatir orang-orang di taman akan mengenali mereka.



...



"Uh?"

Soonyoung hampir saja ketiduran jika tak merasakan sebuah beban berat di bahu kanannya.

"Leherku pegal, jadi aku pinjam bahumu" imbuh Jihoon tanpa di tanya. Matanya sudah kelihatan sayu karna mengantuk, tapi perhatiannya tak beralih dari monitor komputer yang menampilkan deretan not musik yang memusingkan.

Namja bermata segaris itu terkekeh, dia merangkul Jihoon agar bisa bersandar lebih nyaman, memijat bahu yang terasa tegang itu dengan lembut sembari mengelusnya sesekali.

Jihoon yang di perlakukan seperti itu tentu merona, tapi dia tak ingin Soonyoung melihatnya.

"Gomawo"

Hold UpWhere stories live. Discover now