감사 (Thanks)

2.2K 184 11
                                    

Beware of Typo

-(y/n) POV- 

Selepas dua orang dokter yang memeriksaku keluar dari kamar, mataku masih mencari sosok pria yang menurut tebakanku telah menolongku malam itu.

"siapa yang kau cari ?" tanya Yoona yang sejak aku membuka mata ia terus berada disampingku dan menemaniku

aku menggelengkan kepala sambil tersenyum padanya tetapi mataku masih melirik kearah pintu.

"Jungkook ??"

mataku sekilas melebar mendengar nama itu

"oh, ayolah !! mengapa kau masih memikirkan pria sialan itu ? dia saja sama sekali tidak memikirkanmu, bahkan kurasa tak perduli denganmu" jawabnya sambil tertawa sinis pada akhir kalimatnya

"jangan bicara seperti itu" aku kembali menyenderkan pundakku pada kasur perlahan

"jangan bilang kalau kau berpikir bahwa dia yang menolongmu ?! aku benci harus mengatakan ini tapi kurasa aku memang harus jujur agar kau tahu semuanya"

aku menatapnya bingung, kalau bukan Jungkook lantas siapa yang menolongku ? sweater itu benar-benar tak asing untukku

"yang menolongmu itu Taehyung"

"V ?"

"iya, Kim Taehyung"

seketika moodku hancur mendengar kejujuran yang diucapkannya, mana mungkin bukan dia yang menolongku ? padahal seharusnya dia yang berada disekitar lokasi kejadian

"tidak mungkin Yoona-ya"

"apanya yang tidak mungkin ? aku melihat sendiri betapa paniknya seorang Kim Taehyung saat aku tiba di rumah sakit, baju dan tangannya berlumur darah karena berusaha menolongmu. Tapi pria sialan yang kau bilang kekasihmu, pria bajingan yang kau tunggu saat ini !! hilang entah bersembunyi dimana."

"sudah jangan lanjutkan, aku ingin istirahat" aku menarik selimut menutupi tubuhku dan berbaring memunggunginya

"pikirkan baik-baik (y/n)-ah, aku tak berniat buruk aku tak ingin kau jatuh lebih buruk dari saat ini" katanya sambil berjalan mematikan lampu kamar

kepalaku terus berputar memikirkan perkataannya, berusaha mengingat semua kejadian malam itu. Bagaimana aku keluar dari gedung dengan emosi yang tak tergambarkan, bagaimana aku menghindarinya dengan kesedihanku yang mencapai titik tertinggi. meski mataku tertutup, tetapi otakku terus berputar dan nampaknya kali ini sedang terjadi peperangan besar antara pikiran dan suara hatiku.

"aku tahu kau belum tidur, jadi dengarkan aku" kata Yoona dari sofa yang disediakan dalam kamar

"aku berpikir ini saatnya kau melepaskan pria itu, aku tahu kau masih mencintainya tapi aku sebagai sahabatmu tak bisa merelakanmu terus disakiti olehnya baik langsung maupun tidak langsung. Terlalu banyak orang yang menginginkan kalian berpisah, apalagi setelah video itu viral."

kemudian ia berjalan mendekatiku

"aku benci memperlihatkanmu video yang kulihat tadi, tapi mungkin ini bisa jadi pertimbangan untukmu" ia menyerahkan ponselnya

aku merasa marah pada diriku, dan kecewa padanya setelah video di depanku berhenti..

"apa ia pernah menceritakan hal itu padamu ?"

aku menggelengkan kepala dan menahan emosiku

"dan kau akan diam saja setelah melihat video itu ?!"

Jeon jungkook (전정국)  ImagineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang