Beware of typo
Setelah dua hari menikmati udara sejuk di negara lain akhirnya kakiku kembali menginjak lantai rumah. Mau seberapa mahal biaya penginapan diluar tetap saja suasana rumah milik pribadi jauh lebih nyaman. Anggap saja dua hari kemarin adalah hadiah untuk tubuhku yang sudah di siksa oleh pemiliknya hampir setiap hari.
Tubuhku memang beristirahat namun tidak dengan pikiranku, sejak tiba di airport Jepang hari pertama Jungkook nampaknya menyembunyikan sesuatu dariku. Ia hanya akan bicara padaku saat ada sesuatu yang memang di butuhkan atau saat suasana dalam kamar ia rasa begitu canggung. Kami tidak berada pada satu pesawat yang sama namun tetap mendarat pada airport yang sama.
Tangannya mungin menggenggamku saat kami berjalan dan berada di backstage menunggunya, atau ia akan tetap tersenyum saat pandangan kami bertemu. Tetapi aku merasakan ada sesuatu yang menghilang darinya, ada sesuatu yang berusaha ia sembunyikan sampai sekarang kami kembali. Aku menahan diri untuk tidak bertanya atau mengungkapkan kecurigaanku selama berada disana, pikirannya harus fokus pada pekerjaan setidaknya dua hari bukan waktu yang terlalu lami.
Setelah aku selesai mandi dan berganti baju, mataku tak menemukan sosoknya berada dalam kamar kami. Biasanya ia akan menggunakan energi malamnya berkutat dengan ponsel atau komputer gamingnya, tapi tidak dengan malam ini. Aku melangkah keluar menuju asal suara bising dari dapur setelah menggantung handuk basah dalam kamar mandi.
Tangannya tengah sibuk menyeduh kopi hitam yang bahkan tak biasanya ia sentuh walaupun aku menawarkan. Ia tahu aku berjalan menuju ruang tengah yang berada tepat di sebelah dapur, namun matanya sibuk menatap asap yang keluar dari cangkir di hadapannya. Tanganku meraih benda persegi panjang dari atas meja dan menekan tombol yang dapat menyalakan televisi di depanku sekarang.
Ia membalikkan tubuhnya sambil bertingkah seakan tengah menikmati segelas kopi buatannya. Ia tak memasukkan gula ke dalam kopi panasnya, bahkan tidak menyentuh kotaknya.
"Jungkook"
Ia nampak terkejut saat mendengar aku memanggilnya dari ruang tengah.
"kemarilah"
"wae ? aku harus mandi sekarang" ia langsung meninggalkan gelas kopinya di atas meja makan dan hendak berjalan menuju kamar
"Jeon Jungkook"
Kakinya berhenti melangkah saat aku menekankan namanya, perlahan ia memutar tubuhnya sambil tersenyum. Tanganku menepuk bagian sofa yang kosong di sebelahku, awalnya ia nampak ragu namun pada akhirnya mengalah dan duduk disana.
"lihat aku" aku menggeser tubuhku mendekat ke arahnya
"hmm" ia mengigiti bibirnya nampak seperti orang yang tangah di interogasi
"ceritakan padaku apa yang mengganggumu sejak kemarin, aku tak tahan melihatmu seperti ini" aku sedikit menjaga jarakku agar tak terlalu dekat dengannya
"apanya ? tidak ada masalah"
"kau bilang aku payah dalam berbohong, namun kau jauh lebih payah kali ini. Jadi tolong ceritakan semuanya padaku, kalau memang ada masalah biarkan aku membantumu"
"a..aku benar - benar tidak sedang menutupi apapun darimu"
Aku memutar tubuhku menghadapnya dan tanganku perlahan menarik tangannya ke atas pangkuanku. Ibu jariku bergerak mengusap telapak tangannya berusaha memberi ketenangan.
"beritahu padaku"
Ia menunduk tidak ingin menatapku, dahinya mulai di basahi keringat.
"tutup matamu dan mulai bercerita, anggap saja aku tak berada disini" aku melepaskan genggaman dan kemudian kembali mundur sesuai jarak awalku
KAMU SEDANG MEMBACA
Jeon jungkook (전정국) Imagine
Fanfic⚠ NO PRIVATE ⚠ ~ 안녕하세요 ~ RANK #223 Fanfiction #11 imagine 14/10/18 #6 JustWriteIt 29/11/20 1st IN #정국 08/08/20 1st IN #전정국 08/08/20 1st IN #KOOK 08/08/20 1st IN #방탄 08/08/20 7th IN #kookie 29/9/18 20th IN #bts 21/10/18 20th IN #imagine 29/01/19 Cuma...