대학 (University)

1.7K 238 10
                                    

BEWARE OF TYPO

Jungkook terus mengikutiku semenjak kejadian kemarin, alasannya agar ia tahu kegiatanku dan memastikan aku tidak merancanakan hal jahil lain dengan hyungnya. Bahkan ia menemaniku kembali menuju dorm di universitas, padahal aku hanya ingin mengembalikan koperku sebelum jadwal masuk kuliah dimulai. Ada pula alasannya yang ingin menghabiskan waktu denganku sebelum sisa waktu liburanku habis, setidaknya masih ada beberapa hari sebelum jadwal efektif kuliah berjalan kembali.

Sejujurnya aku sedikit cemas menghabiskan waktu berdua dengannya diluar seperti ini, takut kalau ada awak media yang menangkap kami, apalagi sampai muncul berita dari spekulasi mereka. Kalian pasti tahu bertapa cangihnya teknologi kamera saat ini, bahkan menangkap gambar orang yang berdiri di gunung seberang rasanya tidak lagi mustahil. Masker hitam yang menutupi wajah saja rasanya tidak lagi ada gunanya kalau satu foto berhasil tertangkap mereka.

Kepalaku dibuat pusing saat awalnya Jungkook tidak mau berjalan jauh dariku, padahal aku hanya menyuruhnya berdiri dekat perpustakaan sementara aku berlari masuk menuju dorm. Padahal jarak perpustakaan dengan dormku tidak sampai seratus meter, lagipula perpustakaan sedang kosong jadi kurasa aman untuk menungguku. Akhirnya aku harus rela meninggalkan ponselku sebagai jaminan, bahkan harus berlari seperti orang gila hanya untuk mengembalikan koperku yang cukup berat.

Aku kembali sambil terengah - engah setelah berlari menuruni anak tangga hanya agar tiba lebih cepat sebelum ia mengamuk. Aku merebut air dingin dari tangannya yang entah kapan ia beli, karena seingatku tadi ia hanya berdiri disini sambil memegang ponsel milikku dan miliknya.

"(y/n) ?" suara pria memanggilku dari belakang saat aku baru saja selesai meneguk habis air milik Jungkook

"eoh ?" aku menolehkan wajahku ke belakang

"hi! (y/n)-ya"

Aku hampir tersendak saat kepalaku mengingat pria yang baru saja memanggilku.

"oh! uhm.. hi Sejun-ah" jawabku berusaha terlihat lebih santai padahal jantungku bertindak sebaliknya

Perkenalkan namanya Lee Se Jun lahir di Seoul namun pindah ke Indonesia saat berumur tujuh tahun karena pekerjaan ayahnya. Mereka tinggal di Indonesia selama delapan tahun, dan aku teman pertamanya setelah ia pindah ke Indonesia. Kebetulan ia mendaftar disekolah yang sama denganku saat itu, kami sempat dekat bahkan lebih dari seorang sahabat. Kemudian hubungan kami harus berakhir saat kontrak kerja ayahnya habis, tidak ada lagi kabar tentangnya semenjak ia kembali ke Korea.

Sampai aku yang akhirnya pindah ke Seoul dan mendaftar sekolah tingkat atas disini. Tiga bulan setelah menjadi siswa sah disalah satu sekolah tingkat atas di Seoul, kami bertemu kembali namun sayangnya saat itu aku sudah menutup buku kenanganku. Ia terus mengejarku dengan seribu satu alasan tapi hatiku sudah milik pria lain yang kini berstatus sebagai suamiku.

"apa yang kau lakukan disini ? bukankah perkuliahan dimulai minggu depan ? dia siapa ?" ia menunjuk Jungkook yang kini berdiri dibelakangku dengan dagunya

Sebelum aku sempat menjawab pertanyaannya, Jungkook sudah lebih dulu menarikku mundur menjauh dari Sejun. Ia sedikit menurunkan masker hitam memperlihatkan wajahnya sedikit, nampaknya ia tidak senang melihat kehadiran Sejun disini. Mereka pernah bertemu sewaktu aku masih sekolah, dan aku ingat sekali waktu itu mereka berpisah dengan situasi yang panas.

"Mungkin kau lupa.. baiklah kalau begitu biarkan aku memperkenalkan diri kembali, namaku Jeon Jungkook dan aku mantan kekasihnya"

Senyum Sejun mengembang saat Jungkook mengatakan bahwa statusnya kini berubah menjadi sama dengannya.

"status mantan kekasih yang kini berubah menjadi suami" Jungkook memamerkan cincin yang berada dijari manisku

Sejun yang kukenal bukanlah orang yang akan mengikuti aliran sungai, tingkahnya seperti seekor salmon yang terus melawan arus untuk bertahan hidup.

"jadi apa kesibukanmu belakangan ini sayang ?" dia mencoba meraih pundakku

"uh.. aku berpikir ini buka ide yang bagus" aku mundur mencari perlindungan dari Jungkook

"apa maksudmu ?" dia menjawab pertanyaanku seakan tak mendengar apa yang baru saja dijelaskan Jungkook mengenai statusnya

Jungkook menyembunyikanku dibalik tubuhnya saat Sejun berusaha meraihku kembali. Aku yakin Jungkook sekarang sedang benar - benar marah padanya, sebab pria itu kembali menerorku setelah tahu kalau aku berada satu universitas yang sama dengannya. Jungkook tahu siapa yang menelfonku atau mengirimkan pesan padaku, sebab aku tak pernah menyembunyikan ponselku darinya, bahkan sidik jarinya punya akses untuk membuka ponselku.

"kau benar - benar harus berhenti memanggilnya dengan sebutan sayang, berpikir kalau gadis ini masih milikmu, dan berhenti menyentuhnya" Jungkook menekankan setiap kalimatnya dengan nada yang penuh amarah

"bagaimana kalau aku tidak mau ?" Sejun mengangkat alisnya seakan menantang Jungkook

Aku dapat merasakan bagaimana jari milik Jungkook perlahan berubah menjadi kepalan kuat yang siap menerjang umpan di depannya. Kepalaku masih menyadari kalau ini tempat umum, jadi jangn sampai Jungkook melakukan sesuatu yang ia sesali nanti.

"J..Jungkook-ah gwenchana" tanganku mengelus pundaknya mencoba menenangkan amarahnya

"tidak" giginya mengeretak bersamaan dengan rahang yang juga mengeras

"apa yang tidak Jungkook ?" Sejun mencoba bermain dengan amarah Jungkook

"DIAM!" aku membentak Sejun cukup keras

Pria gila itu hanya menyeringai sebelum pergi dari tempatnya, meninggalkan kami berdua di depan perpustakaan yang untungnya sedang kosong.

"aku bisa menangani sialan itu tadi" ia masih menatap tajam pundak Sejun yang menjauh

"heyy.. lihat aku" tanganku berusaha memecah kepalan tangannya dan menyematkan jariku diantara miliknya

Ia mebuang nafas kasar sebelum memutar wajahnya menghadapku, aku bisa melihat amarahnya masih tersisa.

"dia tidak berharga lagi, jangan buang waktu dan tenagamu" aku mengusap kepalanya perlahan, melakukan sesuatu yang dapat membuatnya lebih tenang

"tapi dia masih bertingkah seakan kau adalah kekasihnya saat sudah jelas kau milikku" ia menggigit bibirnya menyalurkan amarah

Tangan kananku naik mengusap pipi dan bibirnya dengan lembut, ia langsung melepas gigitannya dan menutup mata merasakan sentuhan tanganku pada wajahnya.

"hubunganku dengannya sudah berakhir sejak lama, aku jatuh cinta padamu semakin dalam setiap harinya dan sekarang kita bersama. Itu yang lebih penting sekarang, jadi terserah mereka mau bicara apapun diluar sana, karena kau tahu hatiku lebih dari mereka"

Jungkook menarikku ke dalam pelukannya dan mencium keningku. "aku mencintaimu"

"aku juga"

- TBC -

Jeon jungkook (전정국)  ImagineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang