대리점 (agency)

1.5K 212 12
                                    

BEWARE OF TYPO

-(y/n) POV-

Tak menunggu lama semenjak kejadian malam itu, sehari setelahnya aku mendapat email masuk dari kantor yang berisi pemindahan divisi kerjaku. Kini aku memegang jabatan sebagai asisten manager BTS dan sebagian besar bekerja dari kantor pusat, jadi aku tidak harus turun ke lapangan mengurus hal ini dan itu. Hanya tinggal duduk di meja kerja dalam gedung dan membuat jadwal untuk mereka, kontak langsung dengan iklan, sponsor, acara televisi, dan hal lainnya yang bisa dilakukan dari kantor.

Memang aku tidak harus turun ke lapangan bersama BTS dan staff lain, tetapi pekerjaan di kantor ternyata jauh lebih sibuk di banding hal yang biasa kukerjakan. Biasanya aku hanya tinggal datang dengan tas make up, kemudian setelah menyelesaikan tugasku aku bisa duduk santai bersama para make up artis dan staff lain sambil menunggu perform selesai. Disini benar - benar berbeda, tak cukup dengan map tebal dan tumpukan kertas, kupingku juga harus merasakan panasnya telfon yang masuk beberapa kali dalam sehari.

Satu kali telfon masuk dari klien bisa menghabiskan waktu hingga dua sampai tiga jam, terkadang aku juga perlu menahan emosi menangani klien yang terkadang menuntut terlalu banyak. Belakangan ini aku bahkan tak bisa menyisakan waktu untuk mengerjakan tugas kuliahku setelah kembali ke rumah, karena hampir setiap malam aku pulang membawa file kerja atau map besar berisi data yang harus di cek ulang sebelum besoknya ku laporkan ke divisi lain.

Pagi ini aku merasa seperti titik terendahku selama bekerja di Bighit, tak ada satu persen pun semangat untuk melangkah keluar dari apartemenku. Aku baru bisa menyelesaikan tugas kuliahku sekitar satu jam lalu, dan bahkan aku belum sempat merebahkan tubuhku diatas kasur yang terlihat begitu nyaman. Dengan kantong mata yang terlihat jelas pada kedua mataku, aku berjalan menuju halte bus sambil membawa tas ransel dan map besar berisi berkas yang harus kulaporkan pagi ini.

Tiba di Bighit aku segera naik menuju ruangan kerjaku dan disambut dengan tumpukan file - file yang terlihat begitu bahagia menungguku diatas meja. Aku melepaskan ranselku kemudian segera membawa map dalam berkas ke kantor manager untuk ku laporkan.

"selamat pagi pak, ini berkas yang kemarin anda minta" aku menyerahkan berkas - berkas tebal itu pada meja managerku yang tengah menarikan jarinya diatas keyboard

"letakkan saja disitu, terima kasih"

"ada yang bisa saya bantu lagi ?" jawabku sambil merapihkan berkas itu ke tempatnya

"tidak ada, aku akan memanggilmu jika ada"

"baiklah, permisi"

"oh (y/n) !!"

"ya pak ?"

"aku memberimu waktu dua jam untuk tidur diruang istirahat. Kantung matamu nampak begitu jelas hari ini, aku tak ingin karyawan yang lain berpikir kalau aku menyiksamu"

"terima kasih banyak pak"

Aku melangkahkan kaki menuju ruangan yang dimaksud manager tadi, meskipun tidak besar setidaknya aku bisa mengistirahatkan tubuh dan otakku yang sudah bekerja keras. Aku baru hendak memejamkan mataku yang terasa begitu berat setelah merebahkan diri diatas kasur kecil yang tersedia dalam ruangan, tiba - tiba aku mendengar suara pintu dibuka dan ketika mencium wangi parfumnya aku langsung bisa menebak sosok yang baru saja masuk tanpa harus membuka mata.

"mengapa kau disini ?" tanya pria itu

Aku sama sekali tak berniat membuka mulut menjawab pertanyaannya, karena jujur saja aku masih kesal dengan kejadian malam itu.

"mengapa tak menjawab pertanyaanku ?"

"kau sakit ?"

"bagaimana pekerjaanmu sekarang ?"

Pertanyaan yang ia keluarkan bertubi - tubi membuat kepalaku bertambah sakit

"aku sedang beristirahat, apa kau tak bisa melihat ?" jawabku ketus

ia menghela nafas terdengar kesal, kemudian berjalan mendekatiku dan duduk di dekatku

"ruangan ini cukup luas untuk dua orang, jadi mengapa memilih tempat yang begitu dekat denganku ?!" tanyaku tanpa membuka mata

"aku hanya ingin membantumu untuk tidur lebih cepat"

"pergi sana Jeon Jungkook"

ia menarik bantal yang berada di bawah kepalaku dan sebelum aku mengeluarkan kalimat ocehanku, ia menggantikan bantal itu dengan kedua pahanya.

"diam saja kalau kau menyukainya" ia memijat pelipisku perlahan

"tenagaku hari ini menyelamatkan nyawamu, jadi tutup mulutmu karena kau tak pernah tahu kapan tenagaku akan kembali"

"Masih saja menyebalkan. Tadi aku bertanya bagaimana pekerjaan barumu ? suasana barunya juga" bagaimana bisa ia memulai percakapan dengan santainya sementara hampir satu minggu kemarin kita berkelahi hebat

"bisakah kau menutup mulutmu ?! kalau kau tidak bisa menutup mulutmu lebih baik kau keluar dari ruangan ini, jadi aku bisa beristirahat dengan tenang"

Kali ini ia tak mencoba melawan kembali, tangannya masih berputar perlahan di kedua pelipis kepalaku.

"jangan kau pikir perbuatanmu hari ini bisa membuatku memaafkanmu atas perilakumu malam itu. Tenagaku belum terisi penuh untuk bisa memindahkan diriku keluar dari ruangan ini, jadi aku terpaksa pasrah pada keadaan saat ini"

"sudah tidur saja"

-TBC-

Next Chapter di update setelah part ini dpt 150 vote
>.<

Jeon jungkook (전정국)  ImagineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang