BEWARE OF TYPO
- (Y/N) POV -
Sampai sang mentari naik menyinari kota, aku masih belum juga bisa menemukan kenyamanan untuk bisa tidur dengan nyenyak diatas kasur mahal ini. Entah mungkin karena efek jet lag atau karena terlalu banyak hal yang kupikirkan, bahkan untuk memulai pembicaraan dengannya aku masih berpikir keras menyusun kalimat.
Terus berputar diatas kasur mencari posisi yang nyaman sama sekali tak berguna, jadi kuputuskan untuk pergi membasuh diri kemudian menyeduh secangkir teh hangat. Dengan masih menggunakan bathrobe, aku membawa secangkir teh panas di tanganku menuju balkon hotel yang menghadap ke pusat kota.
Tak banyak orang yang berjalan atau mengendarai kendaraan mereka melewati jalanan pusat kota di pagi hari, terlihat sangat berbeda dengan pemandangan yang kutemukan kemarin malam. Hilangnya gemerlap lampu dari para pencakar langit benar - benar menghadirkan suasana yang berbeda pada kota, seperti melihat dua kota berbeda dalam waktu kurang dari dua belas jam.
*TING TONG*
"siapa yang membunyikan bel sepagi ini ? rasanya aku tak meminta morning call pada pihak hotel" aku meletakkan cangkir teh hangatku di meja dan berjalan membuka pintu
"selamat pagi" pria bermarga Jeon kini tengah berdiri di depan pintu kamarku sambil tersenyum, ia juga terlihat sudah rapih dengan celana hitam, kemeja biru, dan bots timberlake kesukaannya
"tidak biasanya kau bangun sepagi ini" jawabku sambil tersenyum melihatnya yang sudah rapih di depan kamraku
"aku tidak bisa tidur, lagi pula hari ini aku tak mau membuang waktu berharga diatas kasur"
aku tertawa kecil mendengar kalimatnya yang terdengar begitu polos
"masuklah" aku mendorong pintu kamar lebih lebar mempersilahkannya masuk ke kamarku
"eoh ? apakah boleh ?"
aku kembali tertawa melihat ekspresinya yang kebingungan, tangan kecilku meraih lengannya "masuk saja"
"kau sedang apa ?" tanyanya dterdengar kaku
"menikmati secangkir teh di balkon"
"apa kau juga tidak bisa tidur ?"
aku mengangguk sambil menyeruput kembali sisa teh milikku
"kau sudah mandi ?" tanyanya sambil bersandar pada tembok dan tidak melanjutkan kembali langkahnya untuk masuk lebih dalam
"jangan beridiri disitu, ruangan ini punya cukup banyak space untuk kau duduki"
ia tersenyum sambil berjalan menuju sofa dekat jendela "bagaimana kamarnya ?"
"entahlah aku bingung"
"bingung ?"
"kamar ini memang sangat membuatku nyaman, tapi harga dibaliknya membuatku tidak nyaman. Kau seharusnya memberiku kamar yang biasa saja, bisa datang kemari itu sudah cukup untukku"
ia tersenyum sambil menggaruk leher belakangnya
"hari ini kita akan pergi kemana ?"
"ah! aku sampai lupa.. sekarang kau ganti bajumu saja, karena sebanyak apapun pertanyaanmu mengenai tujuan kita hari ini, Sudah pasti tak akan kuberitahu"
aku berjalan mengambil hoodie hitam kesukaanku dari dalam koper dan masuk ke kamar mandi, make up tipis kugunakan untuk menutupi bibir pucat dan kantong mataku.
"sudah ?" tanyanya
aku merapihkan pennampilanku melalui kaca besar yang terletak di samping lemari
"kau sudah cantik tidak perlu seperti itu" katanya sambil tak lepas memperhatikanku
aku berjalan mendekatinya
"mengapa begitu lama di kamar mandi ? aku kan hanya menyuruhmu mengganti baju"
"urusan perempuan" aku diatas kasur menghadap ke arahnya
"kau tahu ? produk kecantikan itu seharusnya tak kau sentuh lagi, kau melewati batas kecantikan bahkan tanpa produk - produk itu"
"berhentilah Jungkook" aku melemparkan bantal ke arahnya sambil tertawa kecil
"tapi aku serius" ia mengeluarkan ponselnya dan mengambil gambarku beberapa kali
"apa yang kau lakukan ?"
"aku biasa mengambil gambar - gambar indah yang diciptakan Tuhan"
aku berjalan mendekatinya dan merampas ponsel miliknya untuk melihat hasil jepretan fotoku melalui kamera ponselnya
"jangan dihapus" katanya sambil melingkarkan tangan di pinggangku
"tapi di foto ini aku terlihat jelek"
"kau tidak pernah terlihat jelek, bahkan jauh dari itu"
"kalau kau ingin mengambil gambar, setidaknya biar aku bersiap dulu" aku mengembalikan ponselnya
"kalau begitu ayo kemari" ia menarik tubuhku turun untuk duduk di pangkuannya, kemudian ia menyalakan kamera depan ponselnya
beberapa kali mengambil gambar, tanganku kembali merebut ponselnya untuk memeriksa hasil jepretan.
"kau itu amat sangat cantik, apa perlu diperiksa seperti itu setiap saat ?" ia menyenderkan kepalanya di punggungku dengan sangat manja
"hanya memastikan aku terlihat baik dalam foto ini" aku membiarkan ia melakukan apa yang ia inginkan dibalik tubuhku
"aku selalu tergila - gila dengan wangi tubuhmu"
"ah sudahlah! ayo kita keluar, kalau seperti ini terus kita tak bisa menikmati kota indah ini"
aku berdiri dan menyiapkan tasku kemudian keluar dari kamar bersamanya
"(y/f/n)" panggilnya dari belakang
"hm ?"
"jangan seperti itu"
"apanya ?"
"eeeiiiyy" ia mempercepat langkak kakinya menyusulku yang sudah tiba lebih dulu di depan lift
tiba di sampingku ia mengambil tanganku dan menyematkan jarinya disana
"aku harus melakukan ini agar kau tidak hilang" katanya sambil memandang lurus pintu lift
aku memperhatikan wajahnya dari samping, tampak ia berusaha menahan tawanya
-TBC-
KAMU SEDANG MEMBACA
Jeon jungkook (전정국) Imagine
Fanfic⚠ NO PRIVATE ⚠ ~ 안녕하세요 ~ RANK #223 Fanfiction #11 imagine 14/10/18 #6 JustWriteIt 29/11/20 1st IN #정국 08/08/20 1st IN #전정국 08/08/20 1st IN #KOOK 08/08/20 1st IN #방탄 08/08/20 7th IN #kookie 29/9/18 20th IN #bts 21/10/18 20th IN #imagine 29/01/19 Cuma...