BEWARE OF TYPO
-(Y/N) POV-
Tak heran kalau dihari pertama aku masuk ke kantor, aku sudah mendapat panggilan ke kantor kepala divisi. Pasalnya aku menghilang tanpa kabar beberapa hari, sehingga membuat mereka kerepotan mengambil alih pekerjaan yang seharusnya aku selesaikan.
Aku berjalan dengan pasrah masuk ke ruang kepala divisi. Sampai disana nyatanya aku dikejutkan oleh sosok pria yang tengah duduk di kursi menghadap meja kepala divisi lebih tepatnya membelakangiku. Aku belum bertemu dengannya bahkan berbicara satu detik pun semenjak kepulangannya dari Jepang.
"Tadinya aku memanggilmu kemari karena ada beberapa hal penting yang harus dibicarakan, nampaknya harus diundur kali ini. Aku akan menunggu diluar, silahkan kalian gunakan waktu" kepala divisi berjalan melewatiku, keluar dari ruangan
Aku mengeratkan tanganku pada ujung kemeja yang kugunakan, sambil berdiri di posisiku tanpa berniat membuka mulut sama sekali. Dia pun nampaknya juga sama denganku, hanya sibuk memutar pensil ditangannya. Seketika teringat pekerjaan yang yang harus aku urus dan selesaikan hari ini, aku mengambil langkah mundur hendak keluar dari ruangan.
"Sebegitu bencinya kah kau ? Sampai tak mau berbicara denganku" tanyanya masih belum memutar tubu
"Ayolah tuan.. aku sudah berdiri disini dan menunggumu berbicara, jadi jangan menyalahkan orang lain" aku melipat tanganku didepan dada
"Kau bahkan tak mau menyebut namaku" ia tertawa
"Aku tak ingin membuang waktu untuk hal seperti ini, masih banyak pekerjaan yang harus aku urus"
"Sudahku tebak alasan yang akan keluar dari mulutmu, rasanya tak asing lagi nona"
"Kembali saja ke topik utamanya tuan, karena kau tahu tugasku disini bukan untuk menemanimu"
"Kau tahu apa tujuanku kemari, dan apa yang inginku ucapkan padamu" ia berdiri dan berjalan menghampiriku
Semantara aku menunduk menghindari tatapan matanya. "Kalau anda meminta jawabannya hari ini, jawabannya adalah saya tidak tahu"
"(y/n)"
"Saya masih butuh waktu untuk berpikir, karena tak semudah itu memaafkan orang yg menghina orang tua saya. Anda juga pasti akan marah kalau ada orang lain yang menghina keluarga anda bukan ?"
"Aku benar-benar menyesal, aku kelelahan hingga tak bisa mengontrol emosiku" ia berusaha menyentuh pundakku, tetapi aku melangkahkan mundur
"Aku benar-benar menyesal" ia berlutut di hadapanku
"Kalau sudah tidak ada yang ingin dibicarakan, saya permisi dulu. Selamat siang"
Aku berjalan keluar mengusap air mataku yang keluar, kali ini bukan karena sedih tetapi karena amarah yang membakar diriku. Kalau ia tak melakukannya malam itu, mungkin aku juga tak akan seperti ini.
Throwback
Malam ini aku terbang ke Jepang atas perintah atasannku yang memindah tugaskanku ke lapangan. Tiba - tiba saja ia memanggilku ke ruangannya dan memberikan tiket pesawat yang sudah ia pesan atas namaku. Ia bilang ada permintaan khusus dari divisi pusat agar aku dipindah tugaskan sementara, membantu sisa konser BTS selama tour di Jepang.
Aku kembali ke apartemen mengambil beberapa pasang baju dan hal lainnya, sambil menunggu jempuran dari kantor yang akan mengantarkanku ke bandara. Jam penerbangan kali ini cukup malam, jadi mungkin saat aku tiba di bandara nanti, konser mereka sudah hampir selesai. Tapi untungnya ada staff Bighit yang sengaja melakukan live hari ini, tujuan sebenarnya hanya untuk monitoring dari kantor pusat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jeon jungkook (전정국) Imagine
Fanfic⚠ NO PRIVATE ⚠ ~ 안녕하세요 ~ RANK #223 Fanfiction #11 imagine 14/10/18 #6 JustWriteIt 29/11/20 1st IN #정국 08/08/20 1st IN #전정국 08/08/20 1st IN #KOOK 08/08/20 1st IN #방탄 08/08/20 7th IN #kookie 29/9/18 20th IN #bts 21/10/18 20th IN #imagine 29/01/19 Cuma...