조언 (Reminder)

1.6K 172 4
                                    

BEWARE OF TYPO

"Selamat pagi"

Kalimat itu keluar begitu saja setelah aku membuka mata, pria itu tengah sibuk merias diri di depan kaca besar dalam kamar mandi. Dia menolehkkan wajahnya kala mendengar sapaanku, menghentikan kegiatannya hanya untuk membalas sambutanku dengan senyuman indah pagi ini. Setelah selesai ia berjalan menghampiriku dan mencium keningku seperti yang biasa ia lakukan setiap pagi, kemudian mengambil tas yang sudah ia persiapkan untuk pergi kerja hari ini. Aku hendak berdiri menyiapkan sarapan pagi untuknya, namun ia menahanku untuk berpindah dan menyuruhku untuk istirahat lebih lama. 

TING TONG

Suara bel rumah berbunyi menandakan kehadiran orang yang siap menjemputnya menuju kantor hari ini. Jungkook berlari keluar untuk membukakan pintu rumah, setelah itu terdengar percakapan suara pria dari atas tengah berjalan turun.

"istrimu belum bangun ?" terdengar suara Jisang tepat dari depan pintu kamar kami

"sudah"

"kalau begitu biarkan aku menyapanya sebelum kita pergi"

BRAK!

Aku melihat tangan Jisang menyentuh pintu kamar kami yang tidak tertutup rapat, tetapi Jungkook bergerak lebih cepat mendorong Jisang mundur dengan tenaganya.

"Mengapa kau mendorongku keluar sekuat itu ?! Aku hampir saja terjatuh"

"Hmm itu karena.. karena istriku sedang tidak menggunakan pakaian, dia.. dia.. oh! Dia baru selesai mandi, karena panik maka aku mendorongmu dengan kuat"

"Baru selesai mandi ? Mengapa tidak mengganti baju dalam kamar mandi ? Istrimu baru selesai mandi atau dia belum memakai pakaian karena kalian bermain semalam ?"

"Ahahah.. ini masih pagi hyung, jangan terlalu banyak menghayal"

"Jungkook, apa kau sudah mendiskusikan hal ini pada Bang PD-nim ?" nada suara Jisang tiba - tiba berubah saat menanyakan hal ini

"PD-nim?"

"uhm.. kau tahu.. uhmm.. kalian akan comeback sebentar lagi dan jadwal juga akan semakin sibuk, bagaimana kalau sampai (y/n) ? eoh.. aku bukannya tidak setuju hanya saja, tidakkah lebih baik kau mendiskusikan hal ini pada PD-nim ? bagaimana kalau sampai fansmu kecewa, kau tahu betapa pintarnya wartawan belakangan ini bukan ?"

Seketika ada yang menyadarkanku bahwa Jungkook bukan hanya milikku seorang. Ia punya kontrak kerja dan peraturan yang mengikatnya untuk jangka waktu yang cukup lama. Aku seharusnya mengingat masalah ini sebelum kami melakukannya. Meskipun sudah menikah tapi ada benarnya jika mendiskusikan hal ini dengan Bang PD sebelum melakukannya. Jungkook bukan hanya milikku, ia juga milik perusahaannya, dia milik fansnya.

"Aku tahu maka dari itu aku tidak mendiskusikan hal ini dengan mereka, ini urusan pribadi antara aku dan istriku bukan dengan mereka."

"Tapi Jungkook.."

"Hyung.. aku mohon jangan ceritakan hal ini pada siapapun. Aku akan tetap bekerja maksimal dan menjadi diriku seperti biasanya, takkan ada yang berubah dan aku pastikan itu"

"Bagaimana seandainya istrimu hamil sedangkan kau tahu betapa sibuk jadwalmu setiap comeback, belum lagi jika ada tambahan shooting iklan atau menghadiri acara televisi di luar negeri"

"Hyung.. percaya padaku"

Aku memutar tubuhku menghadap jendela memunggungi pintu kamar yang masih terbuka, khawatir kalau tiba - tiba Jungkook kembali dan menemukan perubahan ekspresi wajahku. Setiap kali hal seperti ini datang rasanya aku ingin menjadi manusia yang paling egois di dunia. Aku tak mau membaginya untuk siapapun, aku tak mau orang lain mengatur hidupnya atau hidup kami.

"Sayang, sepertinya aku harus pergi"

"Pergilah"

"Aku akan menelpon Sori untuk menemanimu, akan ku usahakan untuk kembali lebih awal hari ini"

"Kerjakan semuanya dengan perlahan jangan terburu-buru, aku tak ingin hasil album mu menjadi kurang memuaskan"

"Kabari aku kalau kau butuh sesuatu"

Setelah ia pergi aku memaksa diriku untuk bangun dan mengambil pakaian di dalam lemari. Aku berdiri berjuang melawan rasa sakit yang menerjang kepala dan dadaku. Setelah memakai pakaian aku berjalan menuju ruang tengah dan duduk di sofa sambil menunggu Sori datang.

Aku mengirimkan pesan yang berisi kode rumah pada gadis itu, karena tahu aku takkan mampu melangkah ke atas sana untuk membukakan pintu baginya.

"Apa yang mengganggumu lagi kali ini ?" Tanyanya setelah meletakkan kantong belanjaan dan menemukan ekspresi wajahku yang terlihat berbeda

"Kami sudah melakukannya beberapa hari yang lalu"

"Bukankah itu bagus ? Jungkook selalu mengatakan kalau ia ingin punya anak lebih cepat"

"Tapi masalahnya mereka akan merilis album baru dalam waktu dekat, kau tahu betapa sibuk jadwal mereka sekarang apalagi ditambah perilisan album baru nantinya. Aku tak mau kau hanya karena kehamilanku membuat konsentrasinya terbagi."

Gadis itu memelukku dan berusaha membuatku tenang seperti biasanya.

"Jangan takut karena kau masih punya aku disini, lagi pula apakah akan berhasil dalam satu kali percobaan ?"

"Entahlah.. tapi aku punya perasaan yang mengatakan bahwa kami akan berhasil"

"Aku akan menjadi yang pertama berada di sampingmu saat kau mendapatkan jawabannya nanti"

"Terima kasih Sori"

- TBC -

I love u all..

Jeon jungkook (전정국)  ImagineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang