이해 (Undestand)

1.8K 222 24
                                    

BEWARE OF TYPO

- (y/n) POV -

Bisa dikatakan sembilan puluh persen perhatianku hari ini lari pada kelakuan sepasang pria dan wanita yang terus berdekatan menebarkan kemesraan seakan dunia hanya milik mereka. Jeon Jungkook dan make up artistnya yang baru terus berdekatan mulai dari pagi kami berkumpul di venue konser hingga matahari mulai tenggelam. Bahkan ketika mengisi perut mereka harus duduk berdekatan seakan sepasang jantung yang saling memompa darah satu sama lain.

Awalnya kukira kalau aku bisa melawan rasa cemburuku karena kelakuan mereka di backstage yang terus berdekatan. Namun nyatanya tidak sama sekali, bahkan hari ini tak ada satupun pekerjaanku yang selesai sempurna seperti biasanya. Bahkan aku harus menerima ancaman melalui ponsel kalau mereka akan memulangkanku kembali kalau aku tidak bisa mengurus masalah disini.

Saat member BTS datang satu per satu padaku memberi semangat setelah mengetahui panggilan dari kantor pusat, Jungkook lebih menyukai teman barunya seakan tak ingat lagi padaku dan orang sekitarnya. Kalau memang hanya sekedar teman, mengapa ia harus berada sedekat itu dengan wanita yang bahkan belum ia kenal lebih dari dua puluh empat jam. Keberadaanku disini sekaan terasa tidak ada artinya kala melihat senyuman Jungkook yang nampak begitu bahagia dengan wanita itu.

Kekesalanku kali ini sudah tiba di puncaknya dan tidak bisa kutahan lagi, tak ada lagi yang bisa kulakukan untuk mengalihkan perhatianku dari kemesraan yang mereka buat dalam ruangan. Aku melempar ponselku ke meja yang tentu saja membuat Suga oppa dan Jimin oppa yang duduk di sampingku terkejut, aku berdiri sambil menghembuskan nafas kasar kemudian berjalan menghampiri sepasang pria dan wanita yang sedang tertawa lepas menyaksikan video dari ponsel. Aku melepas earphone yang merekat pada telinga si pria, dan keduanya langsung menatapku dengan ekspresi bingung.

"잠깐 얘기하자 (Mari bicara sebentar)" kataku dengan nada yang tajam

Namun seakan tidak bisa membaca situasi yang sedang terjadi, ia malah dengan santainya menjawab pertanyaanku tanpa merasa bersalah "eoh, ada apa ?"

"여기가 아니라 (tidak disini)" jawabku ketus sambil melirik wanita yang duduk disampingnya

"memangnya ada masalah apa sampai harus bicara diluar ?" gadis itu berani membuka mulutnya dan mencamputi urusan kami

"memangnya apa hubungan eonni, sampai harus tahu masalahku dengan Jungkook ?" kali ini tidak ada sama sekali terdengar ramah cara bicaraku padanya

Kalimat tajamku berhasil menarik beberapa staff yang berada dalam ruangan, termasuk member BTS lain yang tengah berisitirahat setelah konser mereka berakhir. Tapi aku lebih tertarik menyelesaikan masalah daripada mengurus tatapan mereka, dan menjawab pertanyaan yang tergambar dari ekspresi wajah mereka.

"나가, 당장! (keluar, sekarang!)" aku menatap Jungkook dengan tajam

Kesabaranku yang benar - benar mencapai presentase terakhir kini memaksaku berlaku lebih kasar, aku berjalan keluar dari ruangan dan berhenti cukup jauh dari area ruang tunggu.

"ada apa denganmu ? sikapmu barusan benar - benar tidak sopan, dia lebih tua darimu walaupun aku tahu kau seniornya"

"알아 (aku tahu)" jawabku kesal

"tidakkah seharusnya kau kembali ke dalam dan meminta maaf padanya ? aku tidak mau suasana menjadi canggung saat bekerja dengannya nanti hanya karena sifat kekanak - kanakanmu"

Jeon jungkook (전정국)  ImagineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang