침대 (Bed)

1.7K 209 5
                                    

BEWARE OF TYPO

- (y/n) pov -

Aku berlari menuju sebuah bangunan yang menjadi tujuanku melarikan diri dari rutinitas malamku "belajar maksudku", setelah taksi yang aku tumpangi berhenti sekitar lima belas meter dari tujuanku. Setelah mengambil uang kembalian dari sang supir, aku berlari dengan tas beratku berusaha secepat mungkin sampai disana. Dua hal yang aku sesali saat ini, pertama mengapa aku tidak menitipkan semua buku pada Sori, kedua aku seharusnya kembali ke dorm untuk mengambil mantel tebal.

Cuaca dalam kota sedang berada disekitaran minus tujuh derajat celcius, bahkan beberapa jalanan sudah tertutup salju tebal. Dan hebatnya malam ini aku hanya menggunakan sweater untuk menutupi tubuhku. Mantelnya sengaja aku tinggalkan di dorm karena hari ini aku sama sekali tidak ada niat berjalan keluar selain menuju perpustakaan.

Kini aku menggigil di depan pintu, sambil menunggu tuan rumah membukakan pintu untukku. Aku melompat - pompat untuk membantuku agar terasa lebih hangat. Lokasi tempat tinggalnya yang baru memang cukup sepi, demi alasan keamanan mereka memutuskan untuk pindah ke area yang baru ini.

Tak lama pintu di depanku terbuka dan muncul sosok yang aku cari. Ia sedikit terkejut dengan kehadiranku, karena biasanya aku akan memberi kabar sebelum datang mengunjunginya. Aku melompat masuk ke dalam dan menutup pintu dengan cepat.

Ia melihatku masih menggigil karena bertarung dengan suhu diluar. Tas yang menggantung dibelakang punggungku dia ambil kemudian diletakannya di dekat rak sepatu. Tangannya langsung menarikku ke dalam pelukan erat, aku bahkan menyembunyikan wajahku yang hampir membeku di dadanya.

"Dasar bodoh, mengapa tidak menggunakan mantel ?" Ia menggosokkan tangannya pada punggungku, membantuku mendapat kehangatan lebih cepat

"Ini juga mendadak"

"Mengapa tak memghubungiku untuk menjemputmu saja ?"

"Baterai ponselku habis dalam perjalanan tadi" aku mengendurkan pelukan setelah merasa lebih hangat

"Kau mengejutkanku! Untung saja aku tidak jadi keluar dengan Jimin hyung. Aku melompat dari kursiku dan berlari keluar setelah mendengar Jin hyung mengatakan kau berada di depan" ia melepaskan sepatuku dan menyimpannya dalam rak sepatu yang masih kosong

Kemudian mengambil tas milikku dan merangkul pundakku untuk masuk ke dalam rumahnya. Suasana malam ini cukup sepi dibandingkan biasanya, bahkan beberapa lampu ruangan dibiarkan mati karena tidak digunakan. Dari tujuh orang penghuni rumah ini, aku hanya bisa melihat dua, satu sedang bersamaku dan yang satunya baru keluar dari dapur membawa nampan.

"Aku hampir memarahimu karena datang dengan baju setipis itu" Jin oppa meletakkan nampan yang ia bawa di meja yang berada pada ruang tengah, kemudian mengangkat satu cangkir berisi teh hangat untuk diberikan padaku

"Terima kasih banyak oppa" aku langsung meneguk teh buatannya untuk menghangatkan diri

"Akhirnya kau muncul juga ke dunia, sudah berapa hari kau menghilang ? Bahkan saat aku menanyakan kabarmu pada Jungkook, ia hanya bisa menggelengkan kepalanya sambil cemberut"

"Hyungg!!"

"Hahahahaa, benar begitu kook ?" Aku menoleh pasa Jungkook yang berdiri disampingku

"Salahmu menghilang tidak ada kabar"

"Mianhaeyo.. aku ada ujian akhir semester dan kali ini materinya terlalu banyak. Uhmm.. dimana yang lain oppa ? Mengapa hanya ada kalian berdua ?"

"Namjoon dan Yoongi masih di kantor mengerjakan lagu mereka, sisanya sedang keluar membeli makan malam, mungkin satu jam lagi mereka semua akan kembali. Jangan pulang ke rumah sebelum makn dengan kami ya! Sudah sana masuk ke kamar, disini dingin sekali padahal sudah aku tutup semua kacanya" Jin oppa menggosokkan tangannya sambil berjalan masuk kembali ke kamar

Jeon jungkook (전정국)  ImagineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang