기분 (Mood)

1.7K 204 5
                                    

BEWARE OF TYPO

- (Y/N) POV -

Sejak bangun pagi sampai siang ini, penduduk asal Busan bermarga Jeon ini terlihat begitu murung. Sikapnya berubah diawali setelah ia mengecek handphonenya, ia banyak melamun dan menutup mulutnya rapat, hanya akan terbuka ketika aku melontarkan pertanyaan. Aku belum mengecek apa yang menyebab sikapnya berubah seperti itu, karena ponselnya terus berada di dekatnya.

Awalnya aku pikir mungkin ini hanya masalah kerjaan, atau ia mendapat teguran dari leadernya karena tidak pulang ke dorm kemarin malam. Tetapi setelah kupikir - pikir, biasanya ia tak akan semurung ini kalau hanya masalah teguran, lagipula kalau mendapat teguran biasanya juga ia akan langsung bercerita. Aku masih mencari waktu yang tepat untuk menayakan alasannya terlihat murung seperti sekarang.

Sambil menyiapkan makanan untuk kami berdua di dapur, aku berpikir cara terbaik untuk mengetahui penyebabnya tanpa merusak moodnya lebih parah lagi. Setelah makanan siap dimeja makan, aku kembali ke kamar untuk memanggilnya. Ia tengah tiduran diatas kasurku sambil menatap keluar melalui jendela besar yang menghadap kota.

Aku duduk disampingnya sambil tersenyum, tanganku bergerak menuju rambut yang menutupi wajah tampan miliknya. Anehnya ia hanya terdiam sambil menatap keluar, biasanya kalau aku datang, pasti ia akan bergerak lebih dulu sebelumku. Aku tahu ia berusaha menutupi perasaannya dengan bertingkah seakan ia hanya kelelahan karena jadwal panggung, tapi berkat pengalaman hidup bersama dengannya bertahun-tahun, aku bisa dengan mudah membaca sikapnya yang tengah berbohong.

"Ayo makan" aku mengelus kepalanya perlahan

"Belum lapar, duluan saja" ia memasang senyum palsu padaku

"Kau melewatkan jam makan pagi, dan sekarang mau melewatkan makan siang juga ?"

Ia terdiam hanya mengedipkan mata sambil tetap memandang ke arah jendela.

"Aku tak mau kau sakit, setidaknya biarkan segelas jus mengisi perutmu. Kau mau melihatku sedih ? Lalu menangis sambil menemanimu pergi ke dokter ?"

Ia masih tak bergerak dan hanya menggerakkan kelopak matanya. Kalau sudah seperti ini rasanya hatiku tak akan tahan, lebih baik aku menunggunya diluar daripada aku menangis di depannya.

"Aku tunggu di meja makan ya sayang" aku mengecup dahinya sebelum berjalan keluar menuju meja makan

SSREET

Ada sebuah beban yang bertumpu padaku dari belakang, kepala yang lemas tersandar di pundak kiriku. Ia melingkarkan kedua tangannya pada pinggangku, berjalan perlahan mengikutiku menuju meja makan. Setelah sampai di meja makan, ia langsung duduk di kursinya dan menyantap makanan yang sudah aku siapkan.

Aku menunggunya menghabiskan semua makanan yang sudah ku siapkan, bersama dengan satu gelas besar jus alpukat yang kubuat tadi. Mataku tak lepas dari Jungkook yang tengah menikmati makanan yang sudah ku siapkan. Selesai makan ia langsung membawa piring dan gelas kotor kembali ke dapur dan mencucinya.

Aku tahu kalau ia akan kembali lagi ke kamar setelah ini, maka itu aku menunggunya selesai mencuci dan mengeringkan tangannya. Saat ia berbalik setelah mengeringkan tangan, aku langsung menariknya ke ruang tamu untuk membicarakan masalah yang sedang ia tutupi. Ia duduk di sofa dengan pandangan lurus ke depan tanpa bersuara.

"Ceritakan padaku" aku memutar arah dudukku agar bisa menatapnya

"Tidak ada"

"Aku bisa membaca perubahan sikapmu Jungkook, kita bukannya baru beberapa bulan bersama. Jadi ceritakan padaku sebelum aku kecewa padamu"

Ia menyandarkan kepalanya di pundakku lagi, sambil menyerahkan ponselnya padaku. Aku mengambil ponselnya dan membaca artikel terakhir yang terbuka di ponselnya, ada juga video yang belum selesai berputar.

Jadi ini yang mengganggunya sejak pagi tadi....

Aku meletakkan ponselnya diatas meja, kemudian melingkarkan kedua tanganku untuk memeluknya.

"Kau mau mendengarku tidak ?"

Ia mengangguk

"Tidak usah dipikirkan, mereka bukan kau dan mereka tidak berada di posisimu. Mereka membuat itu berdasarkan penilaian mereka, dan semata - mata untuk mencari sensasi yang bisa mendatangkan keuntungan. Jalani hidupmu sendiri karena kau lebih tahu, jangan perdulikan mereka"

Ia menyembunyikan wajahnya di ceruk leherku, kedua tangannya membalas pelukanku.

"Aku tak akan menanyakan alasanmu bersikap seperti itu. Kalau aku berada di posisimu, mungkin aku juga akan melakukan hal yang sama. Tapi hal seperti ini memang sudah menjadi resiko kalau kau terjun di dunia entertainment"

"Maaf aku tak bercerita dari awal, aku takut menyakitimu" ujarnya

Setidaknya ia berani menceritakan masalahnya dan membiarkan aku mengeluarkan pendapat. Hari ini aku merasa lebih dewasa darinya, meskipun umurnya lebih tua dariku.

-TBC-

Jeon jungkook (전정국)  ImagineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang