Rapat Osis

138K 7.1K 84
                                    

Sepulang sekolah Salsa mencari Nadia, dan akhir nya ketemu juga di koridor saat Nadia sedang berjalan dengan kedua sahabat nya.

"Eh Nad, tunggu!" Seru Salsa sambil berlari menghampiri Nadia, Nadia pun menoleh.

"Apa, Sa?" Tanya Nadia.

"Aku pulang sore deh kayak nya, ada rapat osis" ujar Salsa

"Yaudah, lo pulang nya di jemput sama pak Agus kan?" Tanya Nadia

"Iyaa"

"Udah itu aja? Atau ada yang lain?" Tanya Nadia.

"Itu aja, Nad."

"Yaudah, gue cabut dulu yaa, Sa."

Salsa mengangguk.

"Bye Salsaaa," ujar Gea dan Cici.

"Byee," jawab Salsa dan melambaikan tangan nya

Salsa pun melangkah kan kaki nya menuju ruang osis.

"Heyy tunggu!" teriak seorang laki-laki dengan langkah tergesa.

Salsa menoleh kebelakang, memandang laki-laki itu, menanti apa yang akan dikatakan nya.

"Kita bareng," ucap nya, setelah berada di samping Salsa.

Salsa hanya datar saja, tidak menjawab, dan kembali melangkah kan kaki nya lagi.

"Nama?" Tanya Fahri.

"Nama apa?" Tanya Salsa angkat suara, namun langkah nya tetap tidak berhenti.

"Namu lo siapa?"

"Salsa," jawab nya datar

"Gue Fahri," Fahri menyodorkan tangannya.

"Iya udah tau," jawab Salsa mengacuhkan tangan Fahri yang ingin bersalaman dengan nya.

"Kok udah tau? Perasaan, gue gak seterkenal itu," Tanya Fahri heran.

"Udah lihat dari nametag nya," jawab Salsa logis.

"Oh iya yaa," Fahri tersenyum tipis.

"Kirain gue, lo itu sombong" ucap nya datar, membuat Salsa segera memandang nya.

"Maksud kamu?" Tanya Salsa, menghentikan langkah nya, dan menanti jawaban laki-laki itu.

Fahri mengangguk kencang "Gue sering perhatiin lo, kalo di kantin" jawab Fahri.

Salsa mengernyit, "kantin?" Tanya Salsa balik.

Merasa sangat aneh, Salsa sangat jarang mengunjungi kantin, karena selalu bawa bekal dari rumah.

"Iyaa gue bingung aja, lo kalo di kantin gak pernah pake kacamata, oh mungkin karena di kantin kan gak baca buku ya, cuma baca daftar menu aja, iya kan?" cerocos Fahri, Salsa hanya melotot kaget.

"Terus kalo di kantin lo ngomong nya selalu pake 'Gue,Elo' dan kaya Swag gituu, kalo sekarang pake 'Aku,Kamu' Anggun lagi" lanjut nya.

Seperti ada lampu yang menyala di kepala Salsa, dirinya sangat faham siapa yang Fahri ceritakan itu, yaitu Nadia bukan Salsa.

"Woii," Fahri melambaikan tangan nya di depan wajah Salsa yang masih dalam lamunan nya.

"Eh," Salsa mengerjap, "kamu salah orang,"

Fahri semakin bingung, "salah? Salah gimana? Udah jelas itu elo kan, bener?"

Salsa menggelengkan kepalanya, "yang sering kamu perhatikan itu bukan aku, tapi kembaran aku,"

Fahri melotot kaget "Hah? Punya kembaran?" Tanya Fahri memastikan

Salsa mengangguk.

Fahri memang tidak terlalu kenal dengan teman seangkatan nya atau pun kakak kelas nya, karena dia memang murid baru, baru beberapa minggu terakhir.

"Oh pantes aja, beda tempat beda kepribadian," Ujar nya datar.

"Heh!" Salsa melotot tidak terima.

"Hehe, emang benerkan? Orang manusia nya aja beda, serupa sih, tapi tak sama,"

Salsa hanya bisa memandang nya sebal, Salsa pun berjalan dengan cepat dan ingin cepat-cepat berada di ruang osis.

**

Sesekali pandangan Salsa selalu beradu dengan manik mata coklat milik Satria, Satria selalu memberi senyuman lembut saat Salsa ketahuan sedang memandang nya.

Walaupun presentasi nya bagian sekertaris osis yaitu Hana, Namun tetap saja mata Salsa selalu ingin tertuju kepada Satria.

"Yaampunn ada apa dengan aku ini," batin Salsa.

Salsa melihat kesekeliling nya, terutama Fani teman duduk nya, mereka semua begitu serius memperhatikan Satria, mereka semua seakan terhipnotis oleh ketampan yang dimiliki Satria.

Salsa tertawa geli dalam hati, ternyata bukan dia saja yang seperti itu, yang lain nya juga sama, gagal fokus karena Satria.

"Dari penjelasan Hana barusan, kalian mengerti?" tanya Satria.

Semuanya mengangguk. "Mengerti, Kak" jawab nya serempak.

Dari pembahasan rapat itu, semua pengurus osis harus semakin giat lagi, dan harus menyatukan misi dan kekuatan, untuk memberantas murid nakal.

Memang menjadi pemberantas anak nakal itu tidak mudah, terkadang selalu di benci, harus siap mental juga, karena lemah sedikit, tidak akan di segani.

****

"Jabatan, bukan lah jaminan seseorang untuk bisa di takuti, tetapi ketegasan di atas segalanya,"—

***

A/N:
Fiks ini adalah part terpendek, tetap stay yaa.. baca kelanjutan nya yang tak kalah petcahhhhh;*
Voment lah mumpung voment masih gratis;D

Salam Literasi.
NitaMarsella;*

BadGirl Vs GoodBoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang