Langit malam, seakan kembali tersenyum, Nadia menjatuhkan tubuh nya di atas ranjang milik nya dengan nafas lega, Satria telah membuat malam Nadia benar-benar berkesan, sudut bibir Nadia mengembang dengan cantik, ketika mengingat kata-kata Satria yang selalu membuat nya berbunga-bunga, dan perlakuan lembut nya kepada Nadia.
"Yatuhan, kenapa bisa engkau ciptakan makhluk selembut dia," gumam Nadia.
Pandangan Nadia perlahan merambat, hingga pada akhir nya, tertuju kepada lemari kecil milik nya, yang di dalam nya tersimpan banyak kenangan.
Nadia menegakan tubuh nya, berjalan ke arah lemari dan mengambil foto-foto kecil milik nya, kemudian kembali duduk di atas kasur dengan beberapa foto yang Nadia genggam.
Nadia tersenyum miris, "Juna.. elo dimana? sehat kah? Semoga saja begitu," gumam Nadia dengan sendu, dan mata nya terus saja menatap lekat foto kecil nya, foto Nadia bersama Juna yang nampak sangat bahagia tidak ada beban sama sekali.
"Gue udah bahagia Jun, dan semoga elo juga bahagia," Nadia memaksakan senyuman nya.
"Gue bersama masalalu gue, dan dia pun datang bersama masalalu nya,"
"Kita di pertemukan dengan tepat nya oleh tuhan! Karena cara ini tuhan menyayangi gue,"
"Semoga aja elo gak balik lagi, yaa! Gue gak mau dan gue juga gak siap, karena gue takut patahin hati Satria,"
"Tapi gue yakin, lo gak akan datang. Dan gue pun lebih yakin, seandai nya lo datang, gue gak akan jatuh cinta lagi Jun..." Nadia tersenyum miris. "Karena lo itu teman gue, dan sudahlah, gue gak mau terjebak dalam Friendzone yang nyatanya memang menyakitkan,"
Nadia terus saja menggerutu kepada foto dirinya dan Juna yang terus saja Nadia pandang, walau bagaimana pun kini Nadia mencoba untuk menganggap Juna kembali seperti sahabat, tidak lebih!
Nadia mencoba untuk tegar, dan memang jalan harus seperti ini, Nadia sudah memiliki Satria, dan tidak akan mengecewakan Satria.
*****
Mentari menyambut pagi, semilir angin begitu menyeruak dingin kedalam tubuh, Nadia berdiri di hadapan cermin, sudah siap untuk berangkat sekolah. Nadia mengenakan Denim jacket milik nya, dengan rambut terurai, dan wajah cantik, begitu sempurna gadis di hadapan cermin itu.
Nadia menuruni anak tangga, hari ini Nadia begitu bersemangat, dan sudah ada sang kekasih menyambut pagi nya.
Satria tersenyum, melihat yang di tunggu pun kini datang.
"Good mowningggggg....." Teriak Nadia dengan lebay di akhiri dengan tawa geli nya.
Semua yang ada di meja makan pun terkekeh, termasuk Satria.
Nadia duduk, kemudian mengambil potongan roti yang sudah di balut dengan selai coklat itu untuk di makan.
"Sat, kenapa gak makan roti nya?" Tanya Nadia di sela-sela lahapan nya.
"Sudah tadi di rumah, Nad," jawab Satria di akhiri dengan senyuman nya.
Nadia mengangguk, dengan mulut yang masih penuh makanan, setelah itu mereguk susu sampai habis.
Bunda menggelengkan kepala nya, "pelan-pelan sayang, yaampunn," ujar Bunda merasa perlakuan anak nya semakin hari semakin absurd.
"Tau nih, pelan-pelan kali, kak Satria gak akan tinggalin kamu kok," sambar Salsa.
Nadia mengalihkan pandangan nya ke arah Salsa, kemudian menjulurkan lidah nya dengan, tak menghiraukan apa yang Salsa katakan.
"Bun, Nadia berangkat yaa," Nadia menciumi tangan Bunda, dan di susul oleh Satria untuk berpamitan.
KAMU SEDANG MEMBACA
BadGirl Vs GoodBoy
Teen FictionSiapa yang tidak mengenal Nadia? Badgirl sekolahan berparas cantik, berotak pintar, namun sayang seribu sayang hobby nya mencari masalah, entah lah itu hobby atau sekedar rutinitas disaat bosan, yang jelas Nadia begitu absurd, berbeda dengan saudara...