Sweet Seventeen

62.4K 3.2K 372
                                    

Gelap nya malam, dengan taburan bintang di atas langit sana, dan semilir angin yang selalu memahami keheningan, sehingga menciptakan suasana yang begitu menenangkan.

Beberapa kali Nadia meraih ponsel nya, berharap ada kabar baik yang datang, namun hasil nya nihil, ponsel nya mendadak hening tidak ada notif sama sekali.

"Padahal gue lagi butuh kalian," ujar Nadia, seperti ponsel Nadia adalah benda hidup bisa menjawab dan mendengar.

Nadia merasa bosan, Salsa sudah tidur duluan, dan Nadia sama sekali tidak bisa tidur, mata nya seperti tidak berkompromi untuk malam ini.

Nadia mengetik satu nama yang akan menjadi tujuan nya untuk Nadia hubungi, yaitu nama Gea.

Berdering memang, namun sama sekali tidak ada jawaban di seberang sana.

Nadia menghela berat.

Jari tangan Nadia ingin sekali mengetikan nama Satria untuk menemani Nadia malam ini, walau sekedar perbincangan ringan, gombalan sederhana, namun selalu berhasil membuat nya senang, Nadia merindukan masa-masa itu.

"Satria,..." Panggil Nadia lirih bergumam kepada angin.

Nadia menarik nafas dalam, mencoba menghempas semua fikiran nya, dan tidak ingin air mata nya kembali jatuh untuk kesekian kali nya.

Berusaha memejamkan mata nya, karena mau bagaimana lagi, malam pun semakin larut, Nadia harus tidur, biarlah rindu yang berbicara dan membisikan nya kepada seseorang yang di tuju.

Drddrddtttt

Getaran itu cukup keras, sehingga mata Nadia kembali terbuka, dan segera meraih ponsel nya kembali.

Nadia terpelonjat, dan segera menegakan tubuh nya, "hah! Cici kemana?" teriak Nadia, dengan mata melotot, saat pertama kali membaca pesan masuk dari Gea.

Nadia pun segera membuka selimut nya yang semula membalut di tubuh nya, dan segera berdiri mencari jalan keluar.

"Ci, lo kemana sih?" Lirih Nadia sangat khawatir.

Yang Nadia ingat, Nadia memang tidak menyapa Cici saat tadi di sekolah, karena Nadia memang terlalu memfokuskan fikiran nya kepada Satria, hanya Satria.

Drddrtttt drdrdtttt

Getaran ponsel itu semakin gencang, Nadia pun semakin terpelonjat kaget, bukan notif pesan masuk, melainkan satu panggilan dari sahabat nya yang bernama Gea.

[Hallo, Nad.] Panggil Gea di seberang sana, dengan nada cemas.

[Iya Ge, Ge gimana kenapa Cici bisa gak ada, lo tau dari siapa? Siapa yang kasih tau lo?] Cerocos Nadia tanpa jeda.

[Tadi Mami Cici datang kerumah gue, katanya dari semenjak pulang sekolah, dia gak ada pulang ke rumah, Mami Cici datang sambil nangis, gue khawatir Nad.]

Nadia sangat cemas, menggigit bibir, dan berfikir berputar mencari cara.

[Nad, hallo. Eh maafin gue ya Nadia, gak seharusnya gue hubungi lo tengah malem gini, lo kan lagi sakit,]

[Gue baik, gue sehat, sekarang gak usah peduliin kondisi gue, yang terpenting itu Cici sahabat kita, dia kemana? masa jam segini belum pulang? Gue khawatir, lo tunggu gue sakarang ke rumah-]

[Eh, eh Nad gak usah. Lo tidur aja, lo istirahat, biar gue minta bantuan sama Al-]

[Gue sahabat kalian kan? Masa iya gue disini enak-enakan tidur, sedangkan temen gue entah dimana keberadaan nya, biarkan gue bantuin lo cari Cici, sekarang gue ke sana,]

BadGirl Vs GoodBoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang