Demi Nadia Dan Salsa

133K 6.8K 108
                                    

Nadia dan Salsa sedang asik nonton kartun kesukaan mereka yaitu Upin dan Ipin, mulut Nadia tak henti henti nya terus saja mengunyah, karena memang Nadia suka makan, namun tidak membuat badan nya gendut.

"Nad ada yang suka perhatiin kamu lhoo," ujar Salsa memecahkan keheningan.

"Oyah! Wah siapa?" Jawab nya seperti meledek.

"Ih aku bener Nad,"

"Oh," jawab nadia pendek .

"Gak mau denger nihh," goda Salsa

"Gak!"

"Oh oke," Salsa mengedikan kedua bahu nya acuh, dan kembali menonton kartun kesukaan nya sambil sesekali mengotak atik ponsel nya.

Nadia menatap Salsa, padahal ingin mengetahui siapa yang sering memperhatikan nya, namun gengsi nya begitu tinggi untuk menanyakan nya.

Salsa memicingkan mata ke arah Nadia, "Yakinnn nihhh?" ledek Salsa dengan senyum tipis.

"Siapa?" Ketus Nadia, akhirnya menurunkan gengsi nya demi penasaran yang melanda nya.

"Woww mau tau nih sekarang?" Ucap Salsa terkekeh geli.

"Iya cepet siapa?" Ketus Nadia

"Kamu kenapa sih, kok hari ini ketus banget sama aku?" Tanya Salsa heran

"Mood gue masih ancur, tadi pagi gue di hukum lagi, dan lo harus nya bantuin gue dong," jawab nya sambil memutarkan bola matanya malas.

"Suruh siapa bangun nya telat" Salsa mengangkat kedua bahu nya, dan mengalihkan pandangan nya.

"Ih lo ya jadi kembaran, bukan nya bikin mood gue jadi bagus, malah bikin tambah ancur ajaa" sewot Nadia.

Salsa berdeham "Iya deh iyaa, sekarang aku bikin mood kamu jadi bagus lagi, yang suka perhatiin kamu ituuu...." Ujar Salsa memperlambat ucapan nya.

"Siapa?" Sambar Nadia

"Fahri" jawab nya enteng

"Oh, gak kenal!"

Salsa mengangguk seperti yang meledek "Nanti juga kenal," lanjut nya .

"Oh, gak mau!" jawab Nadia datar

"Nanti juga mau,"

"Oh, gak akan." Jawab Nadia dengan mata melotot, sebentar lagi mengeluarkan amarah nya

"Bentar lagi akan," Salsa terus usilin Nadia

"Oh, gak mungkin" kemarahan nya sudah mulai berada di puncak.

"Tidak ada yang tidak mungkin, Nadia" jawab Salsa tetap enteng.

"Salsaaaaaaaaa!" teriak Nadia menggema, Salsa segera berlari ke ruangan bawah, menuruni anak tangga, dan Nadia mengejar nya dengan cepat seperti ingin menerkam kembaran nya itu.

Seketika langkah kedua nya terhenti saat pintu rumah ada yang membuka, dan ternyata kedua orang tuanya yang sudah sekian lama tidak pulang.

Nadia langsung membalikan badan nya, dan segera untuk kembali ke kamar nya karena tidak mau bertemu dengan orang tuanya yang tak pernah memperhatikan Nadia dan Salsa.

"Nad, mau kemana?"Suara bunda terdengar saat Nadia memilih untuk pergi, bukan nya menyapa.

"Kamar," jawab Nadia datar dan segera berlari begitu cepat.

"Nad, tunggu Bunda " suara Vunda parau, namun Nadia tetap melangkah kan kaki nya, tak mendengarkan ucapan Bunda nya yang sedang merindu.

Bunda memandang anak bungsu nya itu dengan tatapan sayu, detik selanjut nya pandangan Bunda tertuju ke arah Salsa yang tengah memandang Bunda dan Ayah nya.

"Ayahhh.. Bundaaaaa... " teriak Salsa dan segera berhambur memeluk keduanya secara bergantian dengan haru dan seketika rindu yang menggumpal di dada nya, mencair begitu saja.

"Salsa, gak benci Bunda?" Tanya Bunda lembut.

Salsa menggelengkan kepala nya, "kenapa Salsa harus benci Bunda bukan nya bunda sibuk karena untuk kita, untuk membahagiakan kita" lanjut nya sambil terus memeluk erat Bunda.

"Makasih nak, semoga adik mu bisa mengerti seperti kamu" ucap Ayah, menepuk kepala anak nya.

Mereka bertiga pun duduk di ruang keluarga, membiarkan Nadia yang ingin menenangkan diri

"Ayah, Bunda... Gak usah khawatirkan Nadia, Nadia hanya perlu waktu saja, untuk memahami semua ini," ujar Salsa.

"Iya, Ayah paham, adik kamu mungkin masih belum mengerti, tapi nanti Ayah sama Bunda akan menjelaskan nya,"

"Iyaa, Ayah."

"Kabar kamu gimana di sekolah? Masih aktif di osis?" Tanya Ayah.

"Ya gitu deh Yah, Salsa masih aktif di osis," ucap nya dengan tesenyum "Tau gak Bun, yah tadi pagi di sekolah, Nadia di hukum lagi coba." Ujar nya dengan wajah polos.

"Kenapa lagi dia? berantem? usilin anak orang lagi?Atau .." cerocos Bunda

"Haha, enggak Bunda. Tadi dia gak nakal lagi, Nadia cuma kesiangan setengah jam pas upacara" jawab nya sambil tertawa

"Allohuakbar," kaget Bunda.

"Setengah jam? Yaampun, adik kamu itu memang yaa" ucap Ayah gemas.

"Iya ayah tapi salsa bangga sama Nadia, dia itu pintar lho Bun, Yahh" ujar nya.

"Iya memang anak bunda kan gak ada yang bodo, kamu pintar, Nadia jugaa pintar, cuma kalo Nadia memang sedikit nakal, hehe Bunda maklum lah, kalian kurang perhatian dari kami, untung segitu juga masih selalu dapat ranking." Jawab nya dengan tersenyum tipis.

Salsa memandang Bunda nya dengan lekat, Salsa tau wajah Bunda memang tersenyum, namun hati nya sedang bergemuruh, Salsa mengerti itu.

"Bundaa"Lirih salsa .

"Iya, nak."Jawab bunda parau.

"Bunda jangan nangis" Ucap salsa menghapus air mata di pipi Bunda.

Bunda tersenyum menatap mata salsa yang begitu mengkhawatirkan nya, "siapa yang nangis, sayang?" Tanya Bunda mencoba tersenyum.

"Salsa mau tidur sama Bunda, biar ayah tidur di kamar Salsa aja ah," ujar Salsa tiba-tiba.

"Serius kamu?" Tanya Bunda.

Salsa mengangguk kencang "Iya bunda pleaseee yaaa, boleh yaa?" Bujuk Salsa.

"Mmm..iya dong siapa sih yang mau nolak, lagian Bunda rindu sekali dengan kamu dan juga adik mu," jawab Bunda.

Mata Salsa langsung berbinar, "Kalo gitu tidur yuk Bunda sekarang, biar Ayah tidur di kamar salsa aja ya Ayah, hehe." Ajak Bunda dan menatap ke arah Ayah nya dengan senyuman nya.

Ayah hanya bisa menghela, "hm, iya iya sayang" jawab Ayah.

**

Bunda  meratapi dinding kamar nya, dengan fikiran nya yang terus saja berputar di kepala nya.

"Memang benar, anak-anak ku butuh perhatian dari ku," Batin Bunda.

Bunda mengalihkan pandangan nya, menatap ke arah Salsa yang sedang tertidur di pelukan nya, kemudian mengusap kepala nya lembut.

"Padahal aku bekerja untuk anak-anak, tapi jika anak-anak menderita karena kurang perhatian dari aku, apanya yang harus ku banggakan? Uang pun tidak menjamin kebahagiaan," lirih Bunda.

Bunda pun seakan mendapatkan titik terang, dan langkah yang harus dia pilih, anak-anak nya sudah mulai beranjak dewasa, dan tidak mungkin dirinya harus terus meninggalkan kedua anak nya, terus meninggalkan perkembangan anak-anak nya, cukup penyesalan selama 16 tahun ini saja yang membuat nya menyesal, dan tidak ingin lagi menambah penyesalan lebih lama.

****

"Kasih sayang ibu sepanjang masa, kasih sayang anak sepanjang hayat,"—

****

A/N:
Ajak teman-teman nya supaya ikutan baca yaa, vote dan juga comment jangan lupaa;* laffyouhh;*

SalamLiterasi.
NitaMarsella.

BadGirl Vs GoodBoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang