Awal Mula Rasa

78.5K 3.6K 79
                                    

Sunset yang semula oranye kini telah sirna, dan berganti menjadi gelap, suara adzan magrib berkumandang, Nadia dan Satria pun memutuskan untuk melanjutkan perjalan, karena memang sebentar lagi sampai rumah kakek Nadia.

Nadia menepuk-nepuk pundak Satria dengan heboh "Sat Sat, belok kanan, terus ada perempatan, terus belok kiri, maju dua langkah, bubar jalan"

"Bwahhaha di kira lagi baris berbaris kali Nad" tawa Satria meledak, karena begitu heboh Nadia, dari perjalanan terus saja nyerocos, mungkin terlalu bahagia.

"Hehe, gak deh" Nadia menggaruk pipi nya yang tak gatal dengan cengiran kegirangan.

"Eh, bangsat rumah kakek gue ke lewat jadi nyaa" teriak Nadia

Bola mata Satria membulat sempurna "Bangsat-?"

"Ahh, gak usah nyaut. Cepet mundur dikit tuh rumah kakek gue tuh yang yang ada pohon jambu." Sambar Nadia, dan tangan nya menunjuk-nunjuk ke belakang ke arah rumah berwarna silver.

"Oke, nona tunggu." jawab Satria

Satria membelokan motor nya dan berhenti tepat di halaman rumah kakek Nadia.

Nadia segera turun melepaskan helm nya, meloncat dari motor, dan berlari membuka pintu tanpa mengetuk nya.

"Kaaaaakeeekk, Neeeeneeekkk." Teriak Nadia, sedangkan Satria masih stuck di atas motor, dengan menganga karena melihat Nadia yang begitu lincah.

"Haiiii, cucu nenek." sahut nenek Nadia, yang masih menggenakan mukena putih, pertanda baru selesai sholat.

Nadia segera berhambur memeluk Nenek, dan menciumi pipi, dan tangan nya.

Nadia tak melepaskan pelukan nya, tangan nya tetap melingkar di tubuh Nenek.

"Gimana sayang, sehat?"

"Alhamdulilah Nek, luar biasa allah huakbar" jawab Nadia, tangan nya mengepal di udara seperti yang sedang memberi tanda bahwa dirinya merasa sangat semangat.

"Syukur deh, hehe makin lincah saja kamu Nad, gak berubah udah SMA padahal"

"Ih nenek"

"Sama siapa ke sini?"

Nadia melotot, seperti orang yang baru sadar dari ngigau "Satriaaaaaa, iya nek Satriaaaa" teriak Nadia, melepaskan pelukan nya. Dan berhambur ke luar memastikan jika Satria masih ada.

Dan memang benar, Satria masih setia duduk di atas motor nya, menyunggingkan senyuman, saat melihat Nadia muncul dari balik pintu.

"Sat, ayok masuk dulu. Aduh maaf ya gue sampe lupa gini, lagian lo sih bukan nya ikutin gue, malah diem di sini" cerocos Nadia

"Ayok masuk dek, udah shalat belum kalian teh?" Ujar Nenek, yang masih berdiri di ambang pintu

"Ayok Sat, lama banget sih"

Satria pun segera memarkirkan motor nya di halaman rumah Nenek, dan berlenggang kehadapan Nenek, kemudian meraih tangan nya, dan menciumi tangan Nenek yang sudah keriput.

"Assalmua'laikum, Nek" sapa Satria dengan sopan

"Waalaikum'salam, ini siapa namanya?"

"Ini Satria Nek" sambar Nadia

"Oh, yaudah ayok Dek Satria masuk dulu ke rumah Nenek"

Satria mengangguk "iya Nek"

Satria pun masuk, dan duduk di ruang tamu, duduk bersama Nadia dan Nenek.

"Eh Nek, kakek mana?" Tanya Nadia dengan kepala celingak celinguk, dan mata menyusuri ruangan.

"Kakek, lagi dzikir"

BadGirl Vs GoodBoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang