Sesampai nya mereka berempat di rumah Cici, mereka pun di sambut hangat oleh bi Asih, dan mereka pun di persilahkan untuk masuk dan duduk di dalam.
"Sebentar ya, bibi panggil dulu non Cici nya" ujar bi Asih
Mereka semua pun mengangguk,dan bi Asih segera berhambur ke kamar Cici.
"Non" bi Asih mengetuk pintu kamar Cici dengan sangat lembut
Cici pun keluar, masih memakai seragam sekolah nya, karena baru saja dia pun sampai di rumah nya.
"Iyaa ada apa bi?" Tanya Cici
"Itu ada temen nya Non"
"Siapa?"
"Neng Nadia, neng Gea dan yang lain nya"
Cici pun mengangguk "Iya tunggu, sebentar lagi Cici kesana"
Cici pun segera berganti baju, dan menyisir rambut nya sehingga terlihat lebih fresh di banding tadi di sekolah.
Setelah selesai bersiap, Cici pun memperhatikan dirinya di hadapan cermin milik nya, dan menatapi dirinya sendiri, kemudian menarik nafas dalam "Gue harus siap" gumam Cici dan segera meninggalkan kamar nya untuk menemui teman teman nya yang sudah menunggu.
Mereka berempat menatap ke arah Cici, yang menggenakan baju warna pink, Ciri khas centil nya pun muncul kembali, dan terlihat kembali seperti Cici yang pertama kali mereka kenal.
"Hai Ci" sapa Nadia
"Nad" jawab Cici dengan senyuman manis di wajah nya
"Ci, gue mohon. Lo sekarang jangan ngehindar dari gue, gue mau jelasin semuanya. Gue gak mau masalah ini terus berlarut sehingga menyebabkan kita renggang kayak gini" sambar Gea tho the point
Cici pun duduk di kursi tunggal, yang menghadap ke arah Gea, dengan tatapan lembut Cici pun tak membantah sekata apapun dari penjelasan Gea.
"Gue juga, gak mau kita gini terus. Lo sama gue kan temen, walaupun lo sering banget bikin gue sebel, bikin gue kesel, tapi lo tetep temen gue Ci" sambar Aldo dengan lantang
Fikram yang mendengar penjelasan Aldo pun segera mencubit perut Aldo, karena tak ingin membuat Cici berubah fikiran akibat kata kata Aldo yang begitu polos.
"Aw aww" Aldo pun meringis kesakitan karena perut nya terasa linu
"Aduh aduhh... Udah Fik gak usah di cubit gituu" jawab Cici dengan terkekeh geli
Nadia yang melihat mereka pun segera memutar kedua bola mata nya jengah, karena sikap mereka berdua yang selalu mengacaukan di tengah tengah ketegangan
"Ihhh" Nadia mendengus sebal
"Ehh.. hehe Cici, nggak kok Ci" jawab Fikram karena ketahuan Cici, dirinya telah mencubit perut Aldo, rasanya Fikram sangat malu.
"Gak gimana? Perut gue sakit lo cubit" Aldo mendengus kesal
"Aldo Fikramm!!" Nadia memanggil kedua nya karena sudah tak tahan, dengan geretakan di gigi nya seperti yang benar benar sudah tak tahan ingin segera meninju keduanya.
"Udahh Nad" Cici pun kembali terkekeh Geli, melihat tingkah para sahabat nya, kemudian pandangan nya tertuju lagi kepada Gea yang sedari tadi mengetuk ngetukan kaki nya ke lantai dengan muka cemas "Gimana Ge? Mau jelasin apa?" Lanjut Cici
Semuanya nampak tertohok dan memandang ke arah Cici penuh tanda tanya
Gea pun menarik nafas dalam, seperti mempersiapkan kata-kata untuk di rangkai, karena tidak ingin Cici tersinggung dengan kata-kata nya
"Jadi gini Ci, gue mau minta maaf. Karena kemarin-kemarin gue udah egois, gak mikirin perasaan lo. Dan gue sekarang sadar, lo itu suka sama Aldo. Gue gak mau rusak kebahagiaan lo, pokok nya gue mau minta maaf, dan gue mau perbaiki hubungan kita kembali" ucap Gea panjang lebar
Aldo pun memandang ke arah Gea, rasanya begitu sakit ketika Gea mengucapkan bahwa Cici menyukai Aldo, dan Aldo pun tak bisa berkata karena dia juga takut menyakiti kembali hati Cici
Sudut bibir Cici pun tertarik menjadi sebuah lengkungan manis, dia tersenyum tipis, seakan menenangkan semuanya, kali itu mereka semua nampak dewasa dalam menyelesaikan masalah
"Iyaa Ci kita kan udah sahabatan dari kecil, lo mau kan bareng lagi sama kita?" Sambar Nadia dengan penuh keyakinan
Cici menarik nafas dalam, memejamkan mata nya"Gue yakin kita bertiga di pertemukan untuk bersahabat bukan untuk menjadi musuh" ujar Cici
Alis kanan Aldo terangkat, Fikram mencebik "Terhuraaaaaa" Ujar Fikram dengan lebay
"Apaan sih lo, alayy alayy" Aldo menjitak kepala Fikram
Nadia, Gea dan Cici pun terkekeh Geli.
"Aduh dendam lo!" Fikram mendengus
Nadia pun mendekat ke arah Cici, "Maafin gue ya Ci, gue sering jailin lo, sering bikin lo sebel, walau kek gitu lo tetep kan bakal jadi sahabat gue, lo gak trauma kan temenan sama gue" Ucap Nadia menaik turunkan alis nya, dan terkekeh geli
"Kalo gue sih trauma, karena takut sama cewek samsak kayak elo, dikit-dikit jambak rambut gue, kalo gak jambak yaa jitak pala gue, kalo gak Jitak kasih bogem--"
"Heh, Dodoll mulut udah kek mrecon aja, diem! gue juga sama selalu di dzolimi sama dia, tapi gue sebagai ketua kelas tersabar mah hanya bisa sabar aja dahh" Sambar Fikram, memotong omongan Aldo yang tidak ada titik dan koma nya
"Yoi bro" jawab Aldo seperti ada yang membela
"Kalian bisa diem gak sih" Ucap Nadia sarkas "Mau inih" Lanjut Nadia dan mengepalkan tangan mya seperti yang sedang mengintimidasi
"Caelah, baru aja sedetik yang lalu gue omongin kekejaman lo,dan kini lo mau ulangi kekejaman lo lagi, busett dah" Ucap Aldo menyandarkan tubuhnya di kursi
"Udah Do" Jawab Gea, dan Gea pun ikut mendekati Cici
"Ci, sekarang kita sahabat lagi kan" Gea tersenyum
Cici pun mengangguk "Kalian semua sahabat gue"
"Haaaa Ciciiiii" Gea pun berhambur memeluk Cici dan di ikuti oleh Nadia, mereka bertiga pun berpelukan, seperti seorang sahabat yang baru bertemu setelah berpisah bertahun tahun, padahal tidak.
Mereka bertiga pun tertawa kembali, saling melengkapi, Aldo dan Fikram pun sangat bahagia melihat nya, tak ada beban lagi di fikiran Aldo, namun kini beban nya berpindah ke hati Aldo, dan Aldo harus kuat menerima semuanya, sampai tuhan berkata bahwa Aldo pun akan bahagia.
Gimana? Maaf ya kalo ada typo bertebaran hehe, oh yaa jangan lupa kasih bintang dan comment nya yaa sangkyuu:*
Salam
NitaMarsella
KAMU SEDANG MEMBACA
BadGirl Vs GoodBoy
Teen FictionSiapa yang tidak mengenal Nadia? Badgirl sekolahan berparas cantik, berotak pintar, namun sayang seribu sayang hobby nya mencari masalah, entah lah itu hobby atau sekedar rutinitas disaat bosan, yang jelas Nadia begitu absurd, berbeda dengan saudara...