Nadia sedang bersantai dibalkon, dengan raut wajah tenang, mengingat hari nya tadi begitu menyenangkan, berjalan dan menghabiskan waktu bersama Satria sang pemilik hati.
Suara bersenandung pun datang semakin mendekat ke arah Nadia.
Nadia pun mengalihkan pandangan nya, suara itu adalah suara Salsa, yang datang dengan raut wajah tidak kalah menyenangkan.
"Dih, kenapa?" Tanya Nadia heran.
"Kamu sendiri kenapa?" Tanya Salsa balik.
"Gue sehat, kayak nya elo yang enggak sehat, deh."
"Enggak sehat kenapa?"
"Iyalah, datang-datang senyum-senyum gak jelas, pake nyanyi-nyanyi, bucin kan lo!"
"Ah sudah, Nad. Jangan bilang aku bucin, karena bucin hanya bisa dirasakan oleh mereka yang sebentar lagi LDR," jawab Salsa ngawur.
Nadia segera menatap Salsa tajam, "lo nyindir?"
"Eh, siapa yang nyindir?" Tanya Salsa kembali.
"Elo,"
"Oh, itu bukan nyindir," jawab Salsa, "tapi itu emang sengaja buat kamu,"
"Jahat kau Jubaedah,"
Salsa hanya terkekeh pelan.
"Sa, kalau kalau Satria udah lulus, nanti apa hubungan gue sama dia akan tetep seperti ini enggak, yaa?" Tanya Nadia pelan.
"Emang, Kak Satria mau lanjutin kuliah dimana?" Tanya Salsa.
"Gue enggak tau, tapi dia pernah bilang sama gue, pengin nya dia ke UGM," jawab Nadia.
"UGM? Universitas Gajah Mada maksud nya?" Tanya Salsa meyakinkan.
Nadia mengangguk tanpa senyuman.
"Jauh dong, emang kamu siap?"
"Kenapa enggak, dia kan mau belajar," jawab Nadia.
"Coming soon LDR, yaa?" Tanya Salsa polos.
"Mungkin," jawab Nadia pasrah. "Gue ke kamar duluan, yaa. Ngantuk." Lanjut Nadia, dan segera berjalan ke arah kamar nya tanpa gairah.
Salsa hanya bisa mengangguk, dan membiarkan sang kembaran sendirian, sampai suasana mood nya normal kembali.
Nadia menjatuhkan tubuhnya diatas kasur empuk nya, dengan mata memandang langit-langit kamar, "Satria, gue udah terlanjur sayang sama lo, semoga elo enggak kayak Juna yang pergi ninggalin gue gitu aja," gumam Nadia.
Nadia pun memejamkan matanya, mencoba tenang, menghempas pikiran buruk yang menghantuinya.
*****
Kini suasana koridor begitu rame, hilir mudik kesana-kemari, semuanya terlihat begitu sibuk, Nadia merasa pusing sendiri.
Biasanya saat jam istirahat berbunyi, Satria selalu menghampiri Nadia untuk sekedar mengajak makan dikantin bersama, atau apapun itu.
Namun kini sudah 10 menit bel istirahat berbunyi, sama sekali tidak ada tanda-tanda datangnya Satria.
Nadia pun memutuskan untuk ke kantin seorang diri menyusul kedua sahabatnya, karena Cici dan Gea sudah mengacir duluan.
"Woi, Nad. Siniii...." Teriak Cici yang melihat Nadia berdiri seorang diri, dengan celingak-celinguk.
Nadia pun mengalihkan pandangan nya, lalu terenyum saat mendapati kedua sahabat nya sedang melambaikan tangan kearah nya.
Nadia pun berjalan menghampirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BadGirl Vs GoodBoy
Teen FictionSiapa yang tidak mengenal Nadia? Badgirl sekolahan berparas cantik, berotak pintar, namun sayang seribu sayang hobby nya mencari masalah, entah lah itu hobby atau sekedar rutinitas disaat bosan, yang jelas Nadia begitu absurd, berbeda dengan saudara...