Rencana

67.1K 2.9K 140
                                    

Setelah Satria, Juna dan Fahri pamit untuk pulang satu jam yang lalu, kini rumah Nadia sepi kembali, hati nya pun ikut-ikutan merasakan sesuatu yang tak biasanya dia rasakan.

Nadia telengkup diatas kasur empuk milik nya, dengan menopang dagu, dan pandangan mengadah menerawang dinding kamar nya, "Juna, emang gak berubah dari dulu," gumam Nadia.

"Tapi kenapa Juna harus balik lagi, setelah gue udah bahagia sama Satria?" Tanya Nadia kepada dirinya sendiri.

"Itu emang sudah takdir, Nad" sambar seseorang, yang muncul dari balik pintu kamar Nadia, dan tanpa permisi segera duduk di samping Nadia.

Nadia mengerjap, memandang ke arah sumber suara, kemudian mengubah posisi nya, menyenderkan punggung nya, kemudian kembali mengalihkan pandangan nya dengan tatapan kosong.

Salsa yang sedang duduk, sekaligus menangkap ekspresi wajah Nadia pun merasa heran, dengan kembaran nya itu, yang tidak seperti biasanya.

"Kamu kenapa? Kamu masih cinta sama Juna?" Tanya Salsa lembut.

Nadia menggelengkan kepalanya, pandangan nya perlahan merambat menatap Salsa, yang sedang menunggu jawaban nya.

"Terus apa yang kamu fikirkan?" Tanya Salsa kembali.

"Satria," jawab Nadia datar.

Salsa semakin tidak paham, "Ada apa sama Kak Satria?" Tanya Salsa bingung.

"Ada hati gue di hati nya," jawab nya, di akhiri dengan cengiran nya.

Salsa menndengus, "ishh, aku kira ada apa," jawab nya sedikit kesal.

"Sa, menurut lo, gue salah gak sama Juna?" Tanya Nadia lirih.

Salsa menggelengkan kepala nya, "enggak," jawab nya menatap lekat mata Nadia, "enggak ada yang salah dalam semua ini, ini sudah takdir Nad, kalau kamu fikirin tadi perkataan Juna, tentang perasaan Juna yang masih sama ke kamu, kamu berhak, kok," lanjut Salsa.

"Gue bingung Sa, sempat di kepala gue melintas betapa bodoh nya gue gak nerima Juna dulu, padahal gue juga mencintai nya, tapi gue punya alasan buat gak nerima Juna, gue gak mau persahabatan kita rusak, hanya karena cinta," jelas Nadia

"Gue dulu mikir, gue gak mau pacaran sama sahabat sendiri, karena gue gak siap kalau nanti kita putus, terus kita bakal ngerasa canggung, diem-dieman, atau apalah, tapi di luar dugaan ternyata walaupun gak pacaran, Juna malah ninggalin gue dengan tega nya," lanjut Nadia, dengan tatapan sayu.

Salsa tersenyum tipis, "Aku tanya lagi sama kamu, kamu masih cinta Juna atau enggak?" Tanya Salsa kembali.

Nadia menarik nafas dalam, "kalau ditanya masih cinta, jawaban nya udah enggak, karena cinta gue udah buat Satria, tapi yang namanya sayang, gue masih sayang, kok, sama Juna, sayang sebagai sahabat," jawab Nadia mencoba jujur.

"Kalau seandai nya Juna nembak kamu lagi, gimana?" Pertanyaan polos yang Salsa lontarkan benar-benar berhasil membuat tenggorokan Nadia terasa kering seketika.

"Jelas gak akan gue terima, karena sepotong hati gue udah di bawa sama Satria, dan gue gak bisa kasih sama Juna," jawab Nadia cepat.

Salsa terkekeh mendengar nya, "berarti emang udah dasar nya hati kamu itu buat Kak Satria,"

"Terus masalah perasaan Juna, gimana? Apa gue gak jahat?"

"Kadang cinta memang sekejam itu, ya mau bagaimana lagi, resiko mencintai memang harus siap patah hati," jawab Salsa bijak.

Tangan Salsa kini menepuk pundak Nadia lembut, "Nad, kamu harus pertahankan cinta kamu, karena penolakan kamu di waktu dulu juga banyak sisi positif nya," ujar Salsa.

BadGirl Vs GoodBoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang