Sesekali mata Aldo tertuju kepada Gea yang duduk di samping nya, sedangkan Fikram tertidur di belakang.
"Do," panggil Gea, mencoba memecahkan keheningan.
"Hm," jawab Aldo pendek.
Gea memandang ke belakang, melihat Fikram lalu kembali lagi pandangan nya kearah Aldo.
"Tidur dia," ujar Aldo
"Do, kamu suka sama Nadia?" Pertanyaan Gea barusan membuat Aldo refleks dan segera menginjak rem mobil nya.
Membuat Fikram mengerjap, seketika terbangun dari mimpi kilat nya. Begitu pula dengan Gea yang tidak kalah kaget.
"Ada apasih?" Ujar Fikram mengucek kedua mata nya .
Aldo melajukan mobil nya kembali, "Enggak," jawab Aldo singkat, jawaban yang entah untuk siapa.
Gea mengangkat kedua bahu nya cuek.
"Nah, udah sampe tuh yang depan rumah Cici,"Ujar Gea tangan nya menunjuk ke arah rumah dengan halaman yang sangat luas.
"Mobil gue masukin?"
"Masukin aja, nanti gue yang ngomong sama pak Ipul," ujar Gea, dan pak Ipul adalah security di rumah Cici.
Setelah memarkirkan mobil di halaman rumah Cici, tanpa permisi Gea pun segera nyelonong masuk ke rumah Cici dan di buntuti oleh Aldo dan Fikram.
"Rumah segede ini kok sepi," ujar Fikram.
"Maklum lah, orang tua cici pada sibuk kerja, dan cici anak satu-satu nya." jawab Gea dengan kaki yang terus melangkah menuju ke atas, yaitu ke arah bascamp tempat Nadia, Gea, dan Cici berkumpul.
"Ohh," jawab Fikram dengan anggukan lambat.
Mata Gea tertuju kepada Cici yang saat itu sedang memamdang lekat Foto seseorang di dalam ponsel nya.
"Ciciiiiiiii..." Teriak Gea dan segera berhambur memeluk nya.
Cici dengan cepat segera menyembunyikan ponsel nya, dan membalas hangat pelukan dari Gea.
Mata Cici memandang ke arah 2 laki-laki absurd itu, lalu melepaskan pelukan Gea dan mata nya kini terfokus kepada Aldo.
"Ngapain?" Ketus Cici menatap tajam kearah Aldo.
"Galak banget, Ci." Sambar Fikram.
"Mentang-mentah dirumah lo, gak usah jutek kali." ujar Aldo kini mendekati Cici dan berdiri di samping Cici.
Cici mendelik, dan melipat tangan di dada, memang Cici seperti bocah jika sedang bertingkah seperti itu.
Aldo pun dengan Gentle segera menyodorkan tangan nya tepat di hadapan Cici.
"Apa?" Ketus Cici kembali.
"Maaf!" Ujar Aldo singkat, dan mata nya kini memandang ke arah Gea yang berada di samping kanan Cici.
"Ini semua gue lakuin demi lo, Ge!" Batin Aldo.
Gea yang merasa dari tadi aya yang memperhatikan pun segera menundukan kepala nya.
"Lo gak punya salah!" Ketus Cici mengacuhkan tangan Aldo.
Perlahan Aldo pun menurunkan tangan nya, "kemarin gue udah jahat sama lo, Ci." lanjut Aldo.
Cici menggelengkan kepala nya cepat, "enggak"
"Udah lah Ci maafin Aldo," sambar Fikram.
"Dia emang gak salah, apa yang perlu gue maafin," jawab Cici, "yang harus nya minta maaf itu gue!" lanjut nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BadGirl Vs GoodBoy
Teen FictionSiapa yang tidak mengenal Nadia? Badgirl sekolahan berparas cantik, berotak pintar, namun sayang seribu sayang hobby nya mencari masalah, entah lah itu hobby atau sekedar rutinitas disaat bosan, yang jelas Nadia begitu absurd, berbeda dengan saudara...