Fahri berjalan dengan penuh harap, menghampiri Nadia yang sedang beristirahat di pinggir lapangan, dan tersenyum penuh percaya diri.
"Hey, tau gue kan?" Tanya Fahri menyodorkan tangan nya ke arah Nadia.
Nadia mengangkat satu alis nya, detik selanjut nya hanya mendelik, tak ada niatan untuk membalas jabatan Fahri.
Fahri menatap tangan nya yang di acuhkan Nadia, tersenyum tipis, kemudian menurunkann tangan nya, "makin sombong malah makin cantik," lanjut Fahri datar.
"Gue emang udah cantik dari lahir," sewot Nadia tanpa memandang Fahri.
"Cuma mau kasih ini buat kamu," Fahri menyodorkan minuman dingin ke arah Nadia, namun segera di rebut oleh Gea yang sudah sangat kehausan.
"Makasih ah lo baik banget, tau aja gue haus banget," Ujar gea tanpa rasa malu dan segera mereguk nya begitu saja.
"Eh itu kan buat—"
"Yaudah makasih," Sambar Gea kembali.
Nadia hanya datar saja, karena Nadia sudah tau bahwa laki-laki itu adalah Fahri, salah satu lelaki dari sekian banyak nya lelaki yang mengagumi Nadia.
"Yaudah Nad, nanti gue beliin lagi buat lo Nad." ujar Fahri mengalah.
"Gak usah, makasih."
Bukan sombong, namun yaitu lah Nadia, gadis kurang perasa, dan kurang peka.
Nadia selalu merasa bahwa laki-laki yang selalu mendekati Nadia itu tidak murni mencintai, sejauh ini Nadia belum menemukan laki-laki yang benar-benar tulus.
Sebagian besar memang hanya mengagumi karena kecantikan Nadia, kegigihan nya saat menjalani hukuman, dan keberanian yang sangat tinggi dalam menerjang apapun yang dia mau, mungkin hanya itu.
Nadia tidak suka dengan alasan seperti itu, karena bagi Nadia cinta adalah keyakinan, jika seseorang mencintai nya hanya karena Nafsu lantas bagaimana seseorang itu meyakinkan orang yang di cintai nya bahwa dirinya benar benar mencintai.
Sejauh ini, Nadia belum menemukan laki-laki yang sinkron dengan hati nya.
****
Ditinggal selama 20 menit oleh Fahri, Salsa pun merasa tidak enak, bahkan sesekali manik mata nya selalu tertuju kearah Satria yang masih duduk dengan pandangan terfokus ke layar laptop.
"Makan aja, Sa. Biar nanti tugas nya selesain kalo udah makanan nya habis," ujar Satria tanpa memandang ke arah Salsa.
Satria seakan mengetahui, dan seperti ada magnet tersendiri, mungkin Satria pun menyadari bahwa dalam diam ada yang selalu memperhatikan nya.
Salsa mengejap, "I ... iya kak"Jawab Salsa kikuk.
Setelah beberapa menit, Salsa pun bernafas dengan lega, karena Fahri sudah datang, dan seakan otomatis memecahkan kecanggungan antara Salsa dan Satria.
"Gak nafsu deh mau makan juga," ujar Fahri seraya duduk di sebelah Salsa.
"Kenapa?" Tanya Salsa heran.
"Susah banget yaa, padahal cuma pengin ngasih minum, supaya dia gak kehausan," lirih Fahri.
Salsa mengernyit, belum mengerti apa yang dikatakan Fahri.
Fahri memutar kursi nya, dan dengan tepat kini berhadapan dengan Salsa, "Sa?" Panggil Fahri, dengan wajah tidak bisa di tebak.
Salsa melotot, merasa malu dengan pemandangan nya kali ini, Fahri benar-benar secara terang-terangan memandang Salsa.
"Woi, Sa!" Panggil Fahri kembali.
Salsa tidak membalas tatapan Fahri, yang bisa Salsa lakukan adalah mencoba sebisa mungkin menghilangi rasa gugup nya. "Apa, Ri?" Tanya Salsa mencoba tenang.
"Nadia kok beda, sih, sama lo?" Tanya Fahri.
Salsa tertegun mendengar nya, dan mencoba mengalihkan pandangan nya menghadap ke arah Fahri, walau dengan rasa gugup.
"Aku dan Nadia sama, sama-sama makan nasi, tinggal di rumah yang sama, memiliki ibu yang sama, memiliki wajah yang sama, bahkan mempunyai keinginan yang sama!"Jawab Salsa pelan, namun membuat Fahri bingung.
"Apa keinginan nya?" Suara gagah itu pun kini ikut angkat suara, seperti tertarik dengan pembahasan yang Salsa dan Fahri bicarakan.
Salsa menatap ke arah Satria, dan kembali memandanf ke arah Fahri.
"Apa keinginan nya, Sa?" Timpal Fahri.
"Aku dan Nadia sama sama ingin,....." Salsa memperlambat jawaban nya membuat Fahri dan Satria penasaran.
"Apaa, sih?" Tanya Fahri tidak sabar.
"Kami berdua, ingin di cintai oleh orang yang kami cintai, dan kami selalu ingin bahagia dimana pun, dan kapan pun adanya," jawab Salsa diakhiri dengan cengiran nya.
Satria menghela, "Kirain apa," jawab Satria dengan tersenyum tipis.
"Tenang aja bilangin ke Nadia, babang Fahri siap mencintai Nadiaa"Fahri menepuk dada nya .
"Iya Nadia nya yang gak siap, kalo punya pacar kayak beginian," Ledek satria dengan kekehan nya.
"Nah itu, Kak." Timpal Salsa, dan tertawa geli.
Fahri hanya menggeram, laki-laki Satria selalu membuat nya kesal tingkat dewa.
****
Sepulang latihan saat Nadia menuju tempat parkir, tiba-tiba sudah ada laki-laki absurd alias Farel yang sedang duduk di atas motor Nadia, dan menaik turunkan alis nya ketika melihat sang pujaan telah datang
"Haii," Sapa Farel.
"Awas!" Usir Nadia.
"Gak mau,"
"Awas!"
"Kemana? Kehati kamu ya?" Goda Farel.
"Najong!"
Farel hanya tertawa, melihat wajah Nadia yang semakin lucu jika sedang kesal.
"Awas!" Nadia menyeret tubuh Farel dengan sarkas.
Dan berhasil, Farel bukan nya sadar diri, malah semakin lekat menandang Nadia.
"Motor gue harus di steam tuh ah jadinya nempel bakteri lo!" Sewot Nadia seperti anak kecil.
"Sini biar gue aja yang steam," tawar Farel tanpa malu.
"Gak mau, gue bilang gak mau, pokok nya semuanya yang berkaitan sama lo, gue gak mau, lebih tepat nya emang gak mau tau, gak ada manfaat nya juga," cerocos Nadia.
"Cantik," gumam Farel.
"Liatin aja lo, awas!"
"Jangan dilihatin nanti cinta, kan repot jadinya" Farel tetap datar , namun dibalas pelototan dari Nadia.
"Rese!" Nadia menyeret kasar tangan Farel.
"Padahal niat gue cuma mau nganter lo pulang," ujar Farel.
"Gak perlu, gue bawa motor!"
"Bisa di atur,"
"Najis! Siapa tau kan lo itu maling yang nyamar jadi murid,"
"Emang nya muka gue muka kriminal?"
"Sejenis itu,"
"Oke, mungkin hari ini belum, tapi suatu saat gue bakal anterin lo pulang,"
"Nanti, TAUN GAJAH LANGSING!" Ujar Nadia, dan dengan cepat segera menancap gas, dan meninggalkan Farel seorang diri.
Farel hanya menggelengkan kepala di temani senyuman kecil di wajah nya, Nadia memang gadis ajaib!.
****
Haii, maafkan jika typo ku selalu bertebaran, harap maklum yaa, karena kesempurnaan hanya milik allah;)
SalamLiterasi.
NitaMarsella.
KAMU SEDANG MEMBACA
BadGirl Vs GoodBoy
Teen FictionSiapa yang tidak mengenal Nadia? Badgirl sekolahan berparas cantik, berotak pintar, namun sayang seribu sayang hobby nya mencari masalah, entah lah itu hobby atau sekedar rutinitas disaat bosan, yang jelas Nadia begitu absurd, berbeda dengan saudara...