Diatas motor Ninja hitam, Satria dan Nadia menembus dingin nya suasana malam, mengikuti angin malam yang akan membawa nya, di tengah-tengah ramai nya kota Bandung.
"Mau kemana sih?" Tanya Nadia memecahkan keheningan.
"Kemana mana hati ku senang," jawab Satria diakhiri dengan tawa nya yang cukup keras.
"Lala lalalalala lala lalala" teriak Nadia, melampiaskan kekesalan nya, berteriak sekencang mungkin agar Satria merasa malu karena telah jalan bersama gadis absursd macam Nadia.
Namun Satria bukan merasa malu, malah ikut-ikutan bernyanyi mengikuti alunan suara Nadia.
Nadia pun tak kuasa mendengar nya, lelaki yang sedang di hadapan nya berubah menjadi asing bagi Nadia, seperti bukan Satria, karena Satria yang di kenal Nadia adalah lelaki gagah, bukan Satria yang suka berteriak-teriak tidak jelas seperti sekarang.
"Hahahahaha," tawa Nadia pecah, saat mendengarkan suara Satria.
"Kenapa ketawa?" Tanya Satria, menghentikan nyanyian nya, dan memandang Nadia melalui spion.
"Lo lucu sih," jawab Nadia, masih dengan sisa ketawa nya, dan tangan nya refleks memukul pelan bahu Satria.
Sehingga menciptakan jarak yang tidak ada canggung sedikitpun, seperti dua insan yang sedang berbahagia.
Satria hanya tersenyum pelan, dan melajukan motor nya ke tempat tujuan.
"Mau kemana sih Sat?"
"Laper gak? Tanya Satria
"Enggak,"
"Udah makan?"
"Udah, tadi barusan sama Bunda,"
Satria mengangguk, "Kamu mau nya kemana?"
Bola mata Nadia melotot sempurna, "Jadi, lo gak tau kita mau kemana?" Teriak Nadia
"Kemana mau nya? K-U-A?" Tanya Satria dengan terkekeh geli.
"Ishh, Satriaaaa" Nadia lagi-lagi memukul pelan bahu Satria, dan meringis geli mendengar nya.
"Jangan dulu yaa, kita masih sekolah, pending dulu, nanti aja kalo Kakak udah bisa beli semuanya pake duit Kakak, supaya bisa juga bahagiain kamu," ujar Satria, dengan lembut, dan entah dirinya hanya menggombal atau memang sungguh-sungguh.
Nadia menaikan satu alis nya, kemudian senyuman nya menggembang, walau Nadia berusaha menahan senyuman nya, namun tetap senyuman itu tak bisa tertahan.
"Apaan sih, gue masih di bawah umur". Hanya itu yang bisa Nadia ucapkan, ditengah-tengah bahagia yang hebat.
"Kakak tunggu, sampai kamu di atas umur" jawab Satria datar, namun berhasil membuat Nadia tertawa.
"Elah, serah lo aja drh. Ini kok gak nyampe-nyampe sih!" Nadia mencoba mengalihkan pembicaraan, karena tidak ingin berlarut dalam bahagia, yang tak di duga nya.
"Sabar cantik, sebentar lagi"
Lagi-lagi Nadia harus bisa menahan senyuman nya, walau sulit rasanya.
****
"Nad," panggil Satria lembut.
Nadia dan Satria memilih berjalan di trotoar, menyimpan motor nya di tempat parkir sekitar nya, dan lebih memilih menikmati suasana kota Bandung.
"Apa?" Tanya Nadia tanpa memandang Satria, dan pandangan nya tertuju ke arah taman yang di penuhi kerlap-kerlip lampu yang sangat indah untuk di pandang.
"Mau kesana?" Tangan Satria menunjuk ke arah taman yang ramai, dan bernuansa romantis.
Nadia mengangguk, "gue mau kesana Sat, lo mau tunggu di sini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
BadGirl Vs GoodBoy
Teen FictionSiapa yang tidak mengenal Nadia? Badgirl sekolahan berparas cantik, berotak pintar, namun sayang seribu sayang hobby nya mencari masalah, entah lah itu hobby atau sekedar rutinitas disaat bosan, yang jelas Nadia begitu absurd, berbeda dengan saudara...