Farel dan Satria pulang dengan muka kusut. di perjalanan, Farel terus saja nyerocos memaki maki kejadian tadi di Caffe yang sangat menyebalkan, yang membuat isi dompet nya menipis.
"Tau gini mah, gue ogak keluar," gerutu Farel.
Satria hanya diam, dengan raut wajah tenang.
"Heh, Sat lo kok tenang tenang aja sih?" Tanya Farel heran.
"Terus gue harus jungkir balik, sampai orang-orang ngira kalau gue gila," jawab nya enteng.
"Ya kita harus nyari dalang dari semua ini,"
"Enggak lah, gak ada untung nya juga."
Farel melotot tajam ke arah Satria, "ya ada dong, entar kalau ketahuan itu dalang nya siapa, kita bisa minta ganti rugi,"
"Cari orang hidup itu enggak segampang ngisi soal matematika,"
Farel menghela berat, "nanti gimana kalo si Resa minta di beliin sepatu, tas, baju, uang gue kan udah menipis gini, yang ada si Resa malah tambah marah ke gue," ujar Farel.
Satria yang terfokus menyetir pun, kini harus mengalihkan pandangan nya ke arah Farel.
"Katanya lo suka sama Nadia, tapi kok lo masih ngarep baikan sama si Resa?"
"Gue tau, tapi kan gue juga sadar, mana mungkin Nadia mau sama gue, di kasih senyum juga dia malah balik kasih bogeman ke gue, apalagi di kasih cinta dia pasti bakal nolak gue," cerocos Farel.
"Lo yakin?" Tanya Satria.
"Gue belum nyerah sih untuk dapetin Nadia,"Jawab Farel membingungkan.
"Gue gak bisa tebak, apa rencana lo! Tapi yang terpenting, lo jangan sakitin hati dua dua nya," ujar Satria.
"Iya sat iyaa," Jawab Farel.
"Lo tau gak rumah nya Salsa?" Tanya Farel.
"Tau," jawab Satria singkat.
"Anterin gue ke rumah nya sekarang," ujar Farel, dan berhasil mendapat pelototan dari Satria.
"Eh kampret kenapa sih?" Ucap Farel heran.
"Lo gila kali, masa jam segini mau ke rumah cewek, yang ada kita di usir."
"Yaaa nggak lah, orang gue ada perlu."
"Apa?"
"Pokok nya ikutin aja!"
"Serius lo?"
"Yoi, bro!"
"Awas aja ya, kalau disana malah cari masalah,"
"Enggak, pokok nya."
Satria pun melajukan mobil nya, ke arah jalan rumah Nadia dan Salsa, memang tidak terlalu jauh dari tempat mereka sekarang, sehingga tak butuh waktu lama untuk mereka sampai di rumah Nadia.
Satria memarkirkan mobil nya di halaman rumah Nadia, Farel pun dengan cepat segera melesat menuju teras rumah Nadia, Farel menekan bel berkali kali, kemudian munculah wanita paruh baya.
"Hai, Bu." Ujar Farel kikuk.
"Den ini siapa yaa?" Tanya Bi Inah.
"Kenalin abu saya Farel sahabat Nadia dan Salsa," Farel menyodorkan tangan nya, berniat untuk berjabat tangan dengan Bi Inah.
Dan di balas hangat oleh Bi Inah, "jangan panggil Ibu, panggil Bibi aja karena Bibi di sini cuma asisten rumah tangga," ujar Bi Inah.
Satria pun segera menyusul Farel.
KAMU SEDANG MEMBACA
BadGirl Vs GoodBoy
Teen FictionSiapa yang tidak mengenal Nadia? Badgirl sekolahan berparas cantik, berotak pintar, namun sayang seribu sayang hobby nya mencari masalah, entah lah itu hobby atau sekedar rutinitas disaat bosan, yang jelas Nadia begitu absurd, berbeda dengan saudara...