Nadia masuk kedalam rumah, dengan hati yang diselimuti rasa bahagia, senyuman nya terus mengembang, dan jari tangan nya mengelus-elus punggung tangan nya, yang baru saja Satria cium dengan lembut.
"Yaampun, Sattt" lirih Nadia, bersamaan dengan langkah menuju kamar nya.
"Gue baru kali ini ngerasain kalo gue juga lebay," gumam nya kembali, dengan senyum merekah.
Nadia membuka pintu kamar nya, dan setelah tepat di ambang pintu, Nadia diam seketika, melihat pemandangan kamar nya, yang seperti kapal pecah.
Nadia mengedarkan pandangan nya, meyelidiki sudut kamar nya, tak ada manusia satu pun.
Nadia melihat pintu kamar menuju balkon terbuka begitu saja, langkah Nadia pun bergerak ke arah balkon, dan saat Nadia sampai diambang pintu balkon, Nadia melihat tiga gadis sedang bersuka ria, tertawa dengan menggema, dan di mulut nya penuh dengan makanan, satu sama lain pun, bercerita dengan penuh semangat.
"Heyy!" Teriak Nadia menggema.
Ketiga gadis itu pun serempak memandang ke arah sumber suara,
Detik selanjutnya, satu gadis tiba-tiba berjingkrak dengan lincah, "hey tayoo, hey tayo dia bis kecil ramah," teriak nya, dengan bersenandung tidak jelas, seperti anak kecil, ya siapalagi jika bukan Cici sahabat nya.
"Woii, akhir nya dateng juga Nad," sambar Gea.
"Kalo tahu gini, gue gak akan pulang ogeb," jawab Nadia malas.
Salsa memandang ke arah Nadia, "gak baik, ngomong gitu, mereka kan sahabat kamu,"
Nadia, Gea dan Salsa heran dengan tingkah Cici yang semangat nya membara, dan meletup-letup seperti merecon.
"Kenapa lo? pake panggil-panggil si tayo?" Tanya Nadia heran.
"Gue tau Nad, lo tadi mau nge-prank kita kan?, hahahah iwh culun aksi lo!" Jawab Cici heboh, dan memutar kedua bola mata nya.
"Kampret, teman siapa sih lo?"
"Teman Salsa gue mah," jawab nya enteng.
Nadia menatap ke arah Salsa, "teman lo, Sa?" Tanya Nadia polos.
Salsa menggeleng, "bukan kok,"
Cici melotot mendengar nya, Nadia dan Gea hanya bisa menahan tawa.
"Kenapa lo?" Ketus Cici, memicingkan mata ke arah Nadia dan Gea.
Nadia mengernyitkan hidung nya, "dasar peak,"
"Ogeb," timpal Gea,
"Cantik kok Cii, kamu cantik," sambar Salsa, merangkul Cici dan menepuk bahu nya pelan.
Tawa Nadia pecah, kali itu Cici benar-benar seperti manusia bodoh, dan Salsa benar-benar seperti manusia polos sedunia.
Nadia bergidik geli, melihat manusia disekitar nya yang tak ada satupun yang benar.
"Ihhh, urus tuh sama lo Ge, manusia-manusia kurang belaian," ujar Nadia, dan segera berlenggang menuju kamarnya.
Cici menggeram, ledakan di mulut nya sebentar lagi keluar, dan siap menghancurkan ketenangan.
"Arghhh," umpat Cici kesal,
"Selamat malam minggu bersama tayooooo bis kecil ramah, baik hati dan tidak sombong," cerocos Nadia, dan segera berlari menjauhi Cici.
Mendengar nya, Cici menggeretakan gigi nya. "Naaaa diii aaaaaaaaa!" Teriak Cici menggema, membuat cicak di dinding berhenti merayap, dan nyamuk-nyamuk seketika berjatuhan.
KAMU SEDANG MEMBACA
BadGirl Vs GoodBoy
Teen FictionSiapa yang tidak mengenal Nadia? Badgirl sekolahan berparas cantik, berotak pintar, namun sayang seribu sayang hobby nya mencari masalah, entah lah itu hobby atau sekedar rutinitas disaat bosan, yang jelas Nadia begitu absurd, berbeda dengan saudara...