Suara motor pun seketika terdengar membuat Nadia mengerjap, dan dengan cepat segera melihat nya dari atas balkon terlihat jelas laki-laki yang sedang mengendarai motor itu masuk kedalam halaman rumah Nadia.
"Woi," teriak Nadia dan melambai-lambaikan tangan nya heboh.
Laki-laki itu membuka helm nya, dan mendongakan pandangan nya memandang ke arah sumber suara, yang berasal dari balkon.
"Turun woi, ada tamu nih," jawab laki-laki itu sedikit berteriak.
"Oke, waiting, bro!" Ucap Nadia.
Nadia segera berlari keluar balkon, dan menuruni anak tangga untuk menghampiri sang Aldo yang sudah menunggu nya.
"Mau ngapain?" Tanya Nadia tiba-tiba, membuat Aldo mengerjap kaget.
"Ebused, kirain malampir," jawab Aldo kaget.
Nadia berdecih, "Penting banget emang nya, sampai gue harus di jemput gini?" Tanya Nadia tanpa basa-basi.
"Penting banget, ini urusan hati Nad, urusan masa depan gue, penentuan nya ada di malam ini,"
"Alay!" Sambar Nadia dengan mata mengerling, "terus apa urusan nya sama gue?"
"Yu, ikut gue sekarang," Aldo dengat cepat menarik tangan Nadia, dan memberikan helm kepada Nadia.
"Gak usah pegang-pegang, bukan muhrim. Gue udah punya cowok, yaa inget!" Nadia menepis genggaman Aldo dan memberi ancaman polos nya.
"Iya udah cepet naik," perintah Aldo.
"Mau kemana dulu?"
"Ada pokok nya,"
"Gak akan apa-apain gue kan?"
"Enggak lah,"
"Gak akan macem-macem kan lo?"
"Masya Allah Nadiaaa, anak siapa sih, bawel banget, itu mulut kayak burung di pagi hari, koar-koar gak ada henti," jawab Aldo prustasi.
"Iya kali aja, gue jaga-jaga apa salah nya,"
"Iya, cepet naik ah. Lo sekarang mau bersaing ya sama si Cici, lo mau kalahin mulut mercon nya dia?"
"Dih, yang ada lo tuh yang bawel, gue nanya satu kalimat dan lo jawab satu bab," tukas Nadia dan segera menaiki motor Aldo, "dasar bopak!" Tangan menjitak kepala Aldo tanpa segan.
"Aduh," ringis Aldo, "untung gue pakai helm, kepala gue selamat," lanjut nya dengan menyeringai.
"Yaudah cepet jalan, atau lo mau gue boncengin?"
"Ow, harga diri gue jatuh seketika kedasar bumi,"
Aldo dengan cepat segera menancap gas, dan berjalan membelah dingin nya kota Bandung.
"Lo bilang sama Satria gak, kalau malam ini ada jalan sama gue?" Tanya Aldo.
"Enggak lah, ngapain." Teriak Nadia.
"Gak usah teriak kali, gue gak budeg,"
"Oh,"
"Gimana kalo Satria cemburu lo jalan sama gue?" Tanya Aldo.
"Mangka nya, lo mau ajak gue kemana? Jangan ke tempat yang romantis, karena yang berhak bawa gue tempat romantis cuma Satria aja, yang lain gak berhak dan gue juga gak akan izinin,"cerocos Nadia.
"Gue juga gak akan kali ngajak lo ke tempat romantis, karena yang berhak gue ajak cuma Gea," jawab Aldo tidak mau kalah.
Nadia memutar kedua bola mata jengah, dan lebih baik diam saja, mengunci mulut, bicara pun untuk apa hanya buang-buang energi saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
BadGirl Vs GoodBoy
Teen FictionSiapa yang tidak mengenal Nadia? Badgirl sekolahan berparas cantik, berotak pintar, namun sayang seribu sayang hobby nya mencari masalah, entah lah itu hobby atau sekedar rutinitas disaat bosan, yang jelas Nadia begitu absurd, berbeda dengan saudara...