Malaikat Pelindung

79.1K 4K 98
                                    

"Jadi kalo gue nanti pacaran sama Nadia, berarti Nadia gak bakalan butuhin gue? Karena kata lo Nadia kan mandiri." Tanya Satria polos

Farel menggeleng, "Nadia itu lebih butuhin lo, buktinya Bu Tika aja nyuruh lo buat ngebimbing dia"

Satria mengacak rambut nya, bingung sendiri, dengan apa yang di katakan Farel. "Terus, gue harus gimana?"

Farel kembali menepuk bahu Satria pelan, dengan senyuman kecut. "Katanya ketua osis, katanya pinter, tapi nyelesain ginian aja pake nanya gue" sindir Farel.

Satria segera menoyor kepala Farel, sehingga membuat si pemilik meringis.

"Woi, gue juga manusia kali" ujar Satria dengan sebal.

"Emang kata siapa HANTU DURIAN RUNTUH" Teriak Farel melengking.

Satria hanya bisa menghela nafas berat, dengan kerutan di dahi nya, tangan nya mengusap-usap pelipis nya dengan frustasi.

"Gue harus gimana? Gue pusing, hati gue ke dia semakin ke sini semakin besar, padahal gue sama dia baru akur akhir-akhir ini, tapi dia udah berhasil bikin gue nyaman" lirih Satria panjang lebar.

Farel memejamkan matanya, menarik nafas dalam, mengatur kata-kata yang akan dia keluarkan sebagai jurus sok bijak nya. "Saran gue sebagai sahabat lo yang paling keren dan paling ting-ting" Ujar Farel, dengan mengedipkan mata kiri nya.

"Apa saran lo?" Potong Satria cepat.

"Caelah, bocah bentar dulu napa, bapak mario belum kelar ngomong nya."

"Yaudah apa cepet,"

"Saran gue, lo harus fokus, satu titik hanya itu, titik itu tetap fokus kita kejar meraih bintang yo yo ayo" Farel berteriak-teriak seperti anak kecil, dengan menyanyikan lagu yang viral pada masanya.

Lagi-lagi Satria menoyor kepala Farel dengan gemas, "Woi kampret!! gak usah nyanyi! Suara lo bikin gue naik darah,"

Farel terkekeh, melihat ekspresi sebal sahabat nya, kemudian mengangguk, dan mencoba untuk mengeluarkan jurus nya dengan serius."Yaudah, berhubung gue itu baik hati dan tidak sombong bahkan suka menabung—"

"Nambung noh, di perut" Satria memotong nya, karena sangat kesal begitu berbelit nya ucapan sahabat nya itu. "Gue keluar ah, pusing lama lama" Satria melangkahkan kaki nya karena, jika meladeni seorang Farel hanyalah sia-sia, seorang Farel hanya sok Cool di depan cewek-cewek saja, jika sudah kumat bisa menjadi seperti cacing kepanasan, banyak tingkah nya.

"Eh, eh jangann dong, iyaa iyaa gue kasih saran nih, gak usah pengen di bujuk deh gelii" dengan lihay, Farel menarik tangan Satria, dan menyeret nya paksa untuk duduk kembali, dan mendengarkan saran nya yang unfaedah.

Satria menghela berat, "yaudah, apaan? Sekali lagi lo kibulin gur, gue gorok tu leher"

Farel kembali terkekeh, "jahat amat mas, sama temen sendiri,"

"Jadi lo harus kejar apa yang lo inginkan, Nadia itu butuin lo, dan lo akan sangat berguna jika pacaran sama Nadia, karena lo bisa ngerubah Nadia, lo bisa bikin Nadia menjadi lebih baik—"

"Tapi gue suka sama dia apaadanya" potong Satria.

"Gue tahu, tapi apa lo mau? Nadia terus dapetin hukuman, terus di pandang nakal sama guru, sama anak sekolah, gue harap lo bisa membawa pengaruh fositif sama Nadia,"

"Terus, apa lo gak kasihan sama Nadia? Dia itu sering di banding-banding sama Salsa, karena sifat nya, karena ini nya, karena apanya lah, apa lo mau Nadia terus-terusan merasa tertekan"

"Gue rasa Nadia gak pernah sakit hati jika selalu di bandingi sama Salsa, karena itu memang fakta" jawab Satria cepat dan logis.

"Emang lo pernah tanya sama dia, tentang semua perasaan nya?"

BadGirl Vs GoodBoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang