Suasana kamar yang tadi nya selalu berisik, dan si penghuni yang selalu memutar lagu-lagu dari genre rock, dangdut, maupun solawatan, seketika terasa hening tidak seperti biasanya, dan seperti tidak ada penghuni.
Sang penghuni kamar; Cici kali itu duduk di atas kasur, dengan mata sembap tanpa semangat, dan hanya boneka Panda yang selalu setia menemani nya.
"Gue capek, kenapa gue yang harus berada di posisi seperti ini, orang tua gue gak sayang, persahabatan gue hancur," gumam Cici, detik selanjutnya menghela napas dalam.
"Dan sekarang Aldo, yaa Aldo yang gue cintai juga kenapa gak pernah hargai perasaan gue, kenapa dia suka sama elo Gea? Gue benci dimana keadaan yang lama harus terulang kembali, dari dulu sampai sekarang, selalu elo yang bisa luluhin hati orang yang gue sayang," lanjutnya dengan suara parau.
"Gue tau, lo emang gak pernah punya niat buat rebut semua orang yang gue sayang, gue percaya pasti lo gak akan ngelakuin itu ke gue, tapi entah kenapa saat Aldo, gue gak bisa terima saat Aldo malah mencintai lo, gue benciiiii Gue benciii semua inii!" Teriak Cici mengacak kasur yang sudah tersusun rapi itu, melemparkan semua bantal dan guling ke lantai dengan penuh emosi.
"Guee bencii!!" isak tangis Cici semakin menggema keras di kamar nya, kemudian menenggelamkan wajah nya di boneka panda itu dengan bahu yang terus berguncang semakin kencang.
Drdttt
Getaran ponsel diatas nakas pun berbunyi, Cici hanya memandang nya, tanpa ada niatan untuk membuka nya
Drdrtt drdrtttt
Namun, getaran itu semakin mengacaukan pikiran Cici, dan dengan terpaksa Cici pun meraih ponsel nya dan melihat tertera diatas layar ada satu pesan masuk dari Mimom.
Mimom.
Sayang, kata si bibi kamu gak mau keluar kamar, kamu kenapa? Ada masalah sama siapa?
Cici hanya membacanya, tanpa berniat untuk membalas pesan sang Mama.
Namun belum lima detik Cici meletakkan ponsel nya di atas nakas, tiba-tiba ponsel itu berbunyi kembali dengan nyaring.
Dengan berat hati, Cici pun mengambil ponsel nya kembali dan menjawab panggilan masuk itu.
[Halo, sayang kamu kenapa? Ada masalah apa? bilang sama mimom!]
Cici pun menjauhkan ponsel itu dari telinga nya, karena suara sang Mama begitu melengking ditelinga nya.
[Hey, kamu masih hidupkan?]
Deg! Bola mata Cici langsung melotot mendengarnya.
[Jawab Ci, kamu kenapa?] Lagi-lagi sang Mama terus saja tidak berhenti berkicau seperti burung.
Dan dari sang Mama lah cerewet Cici muncul, karena buah jatuh tidak jauh dari pohon nya.
[Udah?] Ujar Cici kini angkat suara.
[Apanya yang udah? Kamu kenapa? Mimom ini lagi kerja jadi kepikiran kamu terus, nanti mimom pulang Sabtu, kamu udah harus ceria lagi, titik!] cerocos sang Mama.
Cici menarik napas dalam,
[Kalo sayang, yaa disini lah Mom, Cici butuh Mimom, sampai kapan mimom kerja terus? Bunda nya Nadia juga sekarang udah pikirin dan fokus ke anak anak nya, Mimom kapan Mom kapan?] Cerocos Cici kembali, mengeluarkan semua kekesalan nya.
[Aduhhh... Sayang bicara gitu mulu. Udahlah mimom kerja buat kamu, buat masa depan kamu, Papa juga. Jadi stop berpikir seperti itu, Mimom sama Papa itu sayang sama kamu, kamu udah dewasa ada si Bibi juga!] Sambar sang Mama membuat Cici semakin ingin menangis kencang bahkan ingin berteriak sampai seluruh dunia mendengar nya.
[Mimom jahaaaaaaaaat!] Cici berteriak swkwncang mungkin, lalu memutuskan sambungan nya dalam sepihak.
Begitu lelah dengan hari yang sedang menimpa nya, Cici membaringkan tubuh nya di ranjang, dan karena mata nya sudah sangat lelah, perlahan Cici pun tertidur, dengan mata yang begitu sembab.
****
"Karena cinta dan kasih sayang, tidak pernah bisa dibeli, walau sebanyak apapun nominal yang ditawarkan,"—
****
A/N
Jangan lupa, vote dan juga comment yaa;*SalamLiterasi;*
NitaMarsella.
KAMU SEDANG MEMBACA
BadGirl Vs GoodBoy
Teen FictionSiapa yang tidak mengenal Nadia? Badgirl sekolahan berparas cantik, berotak pintar, namun sayang seribu sayang hobby nya mencari masalah, entah lah itu hobby atau sekedar rutinitas disaat bosan, yang jelas Nadia begitu absurd, berbeda dengan saudara...