For you, Satria.

31.7K 1.9K 520
                                    

Taburan bintang diatas langit, terlihat begitu cantik, seolah dengan kompak sedang tersenyum manis kearah gadis yang sedang terduduk sepi dengan surat ditangan nya, tepatnya surat yang menempel dengan buket bunga pemberian Satria, minggu lalu.

Nadia sama sekali tidak ada nyali untuk membaca surat itu, karena Nadia sungguh tidak siap, jika isi dalam surat itu adalah satuan kata yang berisi ucapan perpisahan.

Mengingat hari esok adalah hari dimana Satria benar-benar harus pergi, meninggalkan Nadia dengan rindu yang bersarang didalam hati.

"Nad, Nadiaaaaa." Panggil gadis, bersuara familiar.

"Disinii," Jawab Nadia setengah berteriak.

Bukan Salsa namanya jika membiarkan Nadia  berlalut dalam sepi dan kesendirian.

Salsa sangat mengerti atas apa yang terjadi pada kembaran nya itu, yang membuat Nadia ditimpa rasa galau bertubi, karena sampai saat ini Nadia dan Satria belum lagi bertemu, dan bertukar bahagia.

Nadia hanya ingin membiasakan diri jauh dari Satria, hanya itu saja.

"Lagi ngapain? Udah malem ini, Nad." Tanya Salsa, dan duduk disamping Nadia.

"Lagi duduk aja, lagian belum ngantuk," jawab Nadia, "lo sendiri kenapa belum tidur?"

"Tadinya udah mau tidur, cuma tadi Fahri telpon besok ngajak ketemu, ada Fikram sama Aldo juga katanya," jawab Salsa.

Nadia mengangguk mengerti.

"Kamu mau ikut?"

Nadia menggelengkan kepalanya, "nggak."

"Kenapa?"

"Lagi malas keluar,"

Salsa memandang Nadia, lalu menghela napas panjang, "Nad, ini udah hari keberapa kita libur sekolah, dan kamu masih mau diem dirumah aja, mubazir tau. Keburu nanti masuk sekolah, nggak sempet deh liburan nya, kan nyesel nanti." Cerocos Salsa.

"Gue udah kok liburan sama Satria," sanggah nya.

"Itu juga terakhir kali kamu ketemu kan sama dia? Sampai saat ini kalian belum ketemu lagi, kata Fahri besok Kak Satria berangkat,"

"Gue tau."

"Terus nggak sedih?" Tanya Salsa heran.

"Sedih lah, mana ada cewek yang bahagia jauh dari pacar," sambar Nadia.

"Kalau aku jadi kamu, terus tau aku mau pisah, aku mah bakalan mau ketemu terus, sebelum nanti nggak bisa." Ujar Salsa.

"Satria lagi sibuk ngurusin ini-itu, dan gue nggak mau ganggu dia. Lagian kalau nggak ketemu juga nggak akan ngurangin perasaan gue kedia," timpal Nadia, "gue mau ngebiasain ngejalani hari tanpa hadirnya Satria, walau gue tau itu berat, dan nggak usah lebay deh. Gue tiap hari lihat muka dia, kok, walau lewat video call,"

Salsa tersenyum miris, menepuk bahu Nadia pelan, "yaudah, emang harus ngerasain pisah dulu, biar kamu tau, letak kesetiaan kamu itu sejauh mana."

"Lo mau tau?"

"Sejauh mana emang?"

"Kesetiaan gue itu sederhana, sejauh senin yang tidak pernah bosan untuk selalu menunggu minggu," jawab Nadia sok serius.

Alis kanan Salsa tertarik saat mendengar nya.

"Dan hati gue sama dia itu sedeket minggu ke senin, deket banget kan?" Lanjut Nadia kembali, dengan senyuman nya.

Salsa memandang takjub kearah Nadia, dengan tepuk tangan pelan, "pilosofi yang sangat unik, dapet dari mana?" Tanya Salsa.

"Dari komunitas anti rindu rindu club." Jawab Nadia ngawur.

BadGirl Vs GoodBoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang