Satria sedang berdiri di balkon rumah nya, mata nya mengedar mengamati awan yang sebentar lagi berubah warna menjadi oranye atau yang sering orang-orang sebut dengan sebutan senja.
"Kak, woy Kak!" teriakan seseorang, berhasil memecahkan lamunan Satria.
Namun Satria tidak menjawab nya, karena sudah tahu, dan sudah cukup familiar dengan suara nya.
"Satriaa... Woy!" teriak nya kembali, menepuk bahu Satria.
Satria menghela berat, membalikan badan nya ke arah sumber suara, "apa sih?" Tanya Satria dengan raut kesal.
"Gue cuma mau cerita, kenapa ya akhir-akhir ini, si Rangga yang rese nya minta ampun, selalu aja godain pacar gue," ujarnya sebal, siapalagi laki-laki tak di undang, yang datang-datang langsung curhat itu cuma satu-satu nya di dunia, yaitu Fahri.
"Ah itu, sih—"
"Padahal kan mereka juga tahu, seantero kelas bahkan sepanjang jalan kenangan sekolah pun tahu, secara gue sama Salsa kan udah jadian, siapa yang gak tahu coba?," baru saja Satria membuka mulut, namun Fahri segera menyambar nya, nyerocos tak ada jeda sedikit pun.
Fahri mengacak rambut prustasi, "bantuin dong, gue harus gimana?"
"Kalau gue diemin, masa iya gue di kira nya kalah. Kalau gue jabanin tar dikira nya gue tuh cowok posesif, lebay dan sejenis nya, padahal kan gue itu cinta sama Salsa, tulus asli dan gak pakai pengawet, tapi jelas kok bakal awet secara alami,"
Satria menganga mendengar curhatan Fahri yang panjang kali lebar, tidak ada jeda, membuat nya kewalahan mendengarkan nya, Satria berlenggang begitu saja meninggalkan Fahri tanpa kata.
"Mau kemana lo? Kan gue lagi curhat woy, Kak!" Teriak Fahri heboh.
Satria melangkahkan kaki nya menuju kamar nya, Fahri dengan cepat segera menyusul Satria.
"Kak, bantuin gue dong,"
"Satt.... Bangsattt..." Teriak Fahri kembali, membuat Satria melotot mendengar nya, dan segera menutup mulut Fahri dengan telapak tangan nya, dan menyeret nya menuju kamar.
Satria mendudukan Fahri di atas ranjang nya, Fahri melotot kaget, "mau apa lo?" Tanya Fahri heran.
Satria diam, menatap lekat laki-laki yang sedang menatap nya heran itu.
"Mau apa? Jangan... Jangan... Lo—"
"Diam!" Sentak Satria, membuat Fahri segera menutup mulut nya rapat-rapat.
"Lo itu bisa diam gak? Bawel banget sih, mulut udah kayak merecon, yaallah" ujar Satria kesal.
Fahri menautkan kedua alis nya, dan mencebik kesal.
"Lo mau Salsa makin cinta?" Tanya Satria
Fahri mengangguk, "mau lah,"
"Salsa emang udah cinta sama lo, buktinya dia tolak Rangga demi lo," ujar Satria.
Fahri mendengus, "nih yaa, gue coba chat dulu Salsa," Fahri mengeluarkan benda pipih itu di dalam saku celana nya, dan mengetik sesuatu di atas sana.
"Kalo dia langsung bales, berarti dia gak suka Rangga," lanjutnya.
"Kalo gak bales?" Tanya Satria datar.
"Gue mau ke rumah nya, gue gak kuat nahan Rindu," jawab nya, alay.
Satria terkekeh, menggelengkan kepalanya pelan, "padahal ketemu tiap hari, masih aja Rindu,"
"Namanya juga rindu, siapa yang tahu, datang nya tiba-tiba gak ada kompromi dulu,"
"Lo kenapa jadi se-alay ini sih?" Tanya Satria di akhiri dengan kekehan nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BadGirl Vs GoodBoy
Teen FictionSiapa yang tidak mengenal Nadia? Badgirl sekolahan berparas cantik, berotak pintar, namun sayang seribu sayang hobby nya mencari masalah, entah lah itu hobby atau sekedar rutinitas disaat bosan, yang jelas Nadia begitu absurd, berbeda dengan saudara...