Satria memasuki kelas nya, dan segera duduk tanpa menoleh siapapun di sekitar, Farel pun teman sebangku Satria belum datang.
Satria mengerjap, saat tiba-tiba seorang gadis duduk di kursi nya yang masih kosong, tak berpenghuni.
"Satria," panggil gadis itu pelan.
Satria pun kembali mengalihkan pandangan nya saat mengetahui bahwa yang duduk di samping nya adalah, Jingga. Gadis yang pernah menjadi bagian di masalalu nya.
"Iya Ga, ada apa?" Jawab Satria tanpa menoleh ke arah Jingga sedikit pun.
"Ini, tadi Mama sengaja masak buat sarapan kamu," Jingga pun menyodorkan, kotak bekal kehadapan Satria.
Satria memandang ke arah Jingga, lalu sedikit tersenyum. "Makasih ya," jawab nya.
Jingga mengangguk. "Sat, gimana kabar nya sama fans-fans kamu?" Tanya Jingga, di akhiri dengan kekehan nya.
Kini diantara kedua nya sudah tak lagi nampak seperti dulu, saat Satria begitu menyayangi Jingga, begitu pun sebalik nya, semuanya berubah hanya karena satu kejadian.
Satria menggelengkan kepala nya, dan ikut terkekeh "Kamu ini dari dulu yaa," ujar nya.
"Andai saja waktu bisa di ulang, pasti aku gak akan ikhlasin kamu demi orang lain" ujar Jingga, menghela nafas berat, ada penyesalan di dalam hembusan nafas nya.
Satria menatap ke arah Jingga, menanti kata apa yang akan keluar dari mulut Jingga.
"Maafkan Jingga yaa," lirih Jingga pelan, menggigit bibir nya, mencoba menahan agar memori nya tidak mengingat lagi kejadian dulu, dan agar butiran bening di mata nya tidak keluar.
"Gak ada yang perlu dimaafin, toh kamu juga kan dulu hati nya sudah memilih yang lain?" Tanya Satria, memaksakan senyum nya.
Siulan-siulan anak-anak kurang kerjaan pun bermunculan, seketika menciptakan suasana kelas yang ricuh.
"Wasyikk, nyata nya ada yang kangen mantan,"
"Cinta lama belum kelar nih yeee,"
"Asoy, mas dan mbak nya saling merindu."
Celetukan-celetukan anak tukang rusuh, semakin menjadi , membuat Satria merasa risih.
Satria merasa tidak nyaman dengan semua itu, Satria segera berdiri, memandang ke arah segerombolan teman-teman nya yang mengganggu fikiran nya, Satria tersenyum kecut. "Jangan bikin gosip bos," ujar nya tegas.
"Haha, sejak kapan Sat, lo jadi sensi gini?"
"Sejak di tinggal Jingga, kali yaa"
"Eh, kan Jingga nya udah balik Sat, harus nya seneng dong,"
Celetukan itu tetap bermunculan, membuat kelas seketika di hujani guyonan Jingga dan Satria.
"Woii, diem ya lo pada." Teriak Farel yang tiba-tiba datang.
"Terserah kita dong,"
"Eh dasar kutuu.. nih kalian semua mending beli pempek Bi Ocih, dari pada godain anak orang,"
"Gue lebih suka godain anak orang, gimana tuh Rel?" Sambar cowok labil salah satu perusuh kelas.
"Kalo di suruh milih gratisan? Lo mau pilih yang mana?" Farel mengiming-iming kan uang berwarna merah di tangan nya.
Cowok itu pun segera menghampiri Farel, dan merebut uang di tangan Farel dengan wajah datar. "Gue sih yaa, milih duit lah Rell," ujar nya, dan berlenggang begitu saja ke luar kelas.
Farel menggelengkan kepala nya pelan, "dasar, mata duitan" gerutu nya.
Farel memandang ke arah sekitar, teman yang lain nya berbondong-bondong segera menyusul cowok itu, meminta bagian pempek gratisan.
KAMU SEDANG MEMBACA
BadGirl Vs GoodBoy
Teen FictionSiapa yang tidak mengenal Nadia? Badgirl sekolahan berparas cantik, berotak pintar, namun sayang seribu sayang hobby nya mencari masalah, entah lah itu hobby atau sekedar rutinitas disaat bosan, yang jelas Nadia begitu absurd, berbeda dengan saudara...