Pilihan Naluri

35.9K 2.3K 483
                                    

Udara terasa sangat dingin, belum ada tanda-tanda sang mentari terbit, Nadia terbangun dari mimpi nya, dengan tubuh yang masih dibalut selimut.

Nadia memandang kearah jam dinding, masih jam 3 pagi, detik selanjutnya berusaha memejamkan mata nya kembali, namun hasil nya nihil. Mata nya seakan menolak untuk dipejamkan.

"Kenapa harus kebangun, sih?" Lirih Nadia, dengan suara khas bangun tidur.

"Nyebelin banget,"

"Aduh, Satriaa. kok gue rindu,"

"Apakah ini yang dinamakan terjebak dalam sejuta kerinduan?"

"Arggghhh... Gue gak mau bucin!"

Umpat Nadia kesal, dan menarik selimutnya hingga menutupi wajah, mencoba mengubur rasa lebay itu dalam-dalam.

Karena merasa pengap, Nadia pun kembali membuka selimutnya, berdiam sejenak dengan pandangan kesal, karena sama sekali tidak ada tanda-tanda ngantuk di mata nya.

Detik selanjutnya, karena tidak ingin bergelut dengan rasa kacau nya, Nadia pun meraih remote tv, dan menyalakan nya, setidak nya Nadia tidak merasa kesepian.

Tangan Nadia, kini bergerak diatas nakas, mencoba meraih ponsel milik nya, Nadia membuka keypad ponsel nya, lalu jari nya bergerak menelusuri aplikasi yang membuat dirinya selalu merasa terhibur, yaitu Instagram; tempat dimana semua orang berbondong-bondong menampilkan semua yang dirasanya sempurna.

"Ww-wow-wow," teriak Nadia dengan mata melotot kearah layar yang masih menyala, melihat jumlah pengikutnya semakin hari kian memuncak, dan itu adalah salah satu hiburan bagi Nadia.

Nadia membuka derrect massage, begitu banyak permintaan pesan, menggerakan jari nya, melihat-lihat notif yang masuk, dan—

Drdrdtttt ....

Ponsel Nadia bergetar, membuat Nadia mengerjap kaget, hingga ponsel nya nyaris terjatuh diatas kasur, namun Nadia dengan cepat menangkap nya.

"Ha? Fahri? Mau ngapain dia, telepon gue jam segini?" Tanya Nadia bertubi-tubi kepada dirinya sendiri.

Tanpa berfikir lama, Nadia pun segera mengangkat telepon masuk itu.

[Hallo, Nad.]

[Ada apa?] sambar Nadia

[Kenapa belum tidur? Cewek gak baik gadang.]

[Terserah gue, dong. Mau ngapain, sih?]

[Mau telpon lo.]

[Gue gak mau di telpon.]

[Tapi kita udah telponan.]

[Yauda, matiin.]

[Jangan duluu jangan, gue cuma mau bilang Kak Satria besok berangkat.]

[Gue tau.]

[Lo ikhlas emang nya? Mumpung masih survei, lo masih ada harapan buat bujuk Satria supaya gak kuliah di sana, gue siap bantuin lo.]

[Gue gak ada masalah dia kuliah disana, itu mimpi dia. Gue gak ada hak buat matahin nya gitu aja, dan kata Satria juga itung-itung latihan rindu.]

Terdengar tawa kecil dari sumber suara, [Iya bagus deh kalau ikhlas, gak usah lebay dulu, kan LDR nya belum dimulai, iya gak?]

[Iya, dong. Btw To the point aja deh, mau apa teleponin gue malem-malem, kayak nya bukan itu tujuan lo nelpon.]

[Cuma mau bilang, tolong bilangin ke Salsa selamat malam, dan selamat tidur.]

Bola mata Nadia membulat sempurna saat mendengar jawaban konyol itu.

BadGirl Vs GoodBoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang