"Hey, Sa."
Suara itu berhasil menghentikan langkah Salsa, yang sedang berjalan menuju gerbang sekolah, berniat pulang.
Salsa pun mengalihkan pandangan nya, seketika hati Salsa berdetak tidak karuan, saat mengetahui sang pemilik suara adalah Satria, yang sekarang ada di hadapan nya, yang rela menghentikan motor nya cuma karena ingin menyapa.
Satria tidak tau, jika Satria menghampiri Salsa, jantung Salsa selalu berdegup kencang, Salsa selalu terlihat gugup jika di dekat Satria
"Hello," ujar Satria kembali, mengibaskan tangan nya tepat di hadapan Salsa.
Salsa mengerjap, menyadari akan hal yang mengganjal di dalam hati nya sekarang.
"Eh, i—iya Kak," jawab Salsa kikuk, dan segera menundukan pandangan nya.
"Satria ada di sini lho, bukan di bawah," Ujar Satria lembut.
Pandangan Salsa pun perlahan terangkat, dan memandang makhluk manis yang sedang menyapa nya
"Kenapa? wajah saya menyeramkam?" Tanya Satria.
"Bu-bukan gitu kak, tapi saya takut gak sopan," jawab Salsa memberanikan menangkis lidah nya yang terasa kelu.
"Menurut saya, lebih tidak sopan orang yang tidak menatap saat sedang diajak bicara," tegas Satria namun masih terlihat lembut.
"Maaf kak," lirih Salsa.
Satria terkekeh pelan, "gak apa, lain kali di tatap ya, kecuali kalo kamu takut jatuh cinta, gak usah di tatap," gurai Satria dengan senyum khas nya.
Mendengar nya, Salsa ingin sekali menjatuhkan tubuh di atas kasur empuk nya, lutut nya terasa lemas seketika, karena Satria telah berhasil membuat perasaan Salsa campur aduk, seperti adonan kue.
Salsa meremas jemari tangan nya yang merasakan keringat nya sudah mulai bermunculan, tak dapat di bendung lagi. "Eh, Kak Satria aaanuu, itu Kak, mmm,"
"Kenapa?" Timpal Satria.
"Maaf kak, aku mau pulang dulu," jawab Salsa cepat dan segera berlenggang meninggalkan Satria begitu saja.
Entah kemana arah kaki Salsa berjalan, yang jelas saat ini Salsa sedang tidak mau berhadapan dengan Satria, bukan nya Salsa benci, namun Salsa tidak ingin terlihat begitu bodoh di hadapan Satria, dan Salsa tidak ingin Satria harus menyaksikan kegugupan yang sedang Salsa rasakan.
Satria segera melepaskan helm nya, dan berlari menahan Salsa.
"Biasanya kamu kan nungguin jemputan?" Tanya Satria matanya kini berpandangan jelas dengan manik mata Coklat milik Salsa.
"Oh i.. iyya pak, eh kak gak jadi soalnya supir nya lagi nganterin Bunda,"
"Kalo begitu bareng aja, mau?" Ajak Satria.
Salsa menggelengkan kepala cepat
"Kenapa?" Tanya Satria heran
"Enggak kak, aku pulang naik angkot aja,"
"Lha, jadi gak mau nih pulang bareng saya?"
"Aku naik angkot aja kak gak apa, nanti kalau bareng kakak ngerepotin, kan beda arah juga," ujar Salsa mencoba menyembunyikan kegugupan nya.
"Kata siapa?"
"Apanya kak?" tanya Salsa balik.
"Kamu ngerepotin kata siapa? orang saya sendiri yang ngajak, malah bukan ngajak ini tuh tapi saya yang maksa,"
"Oh gitu ya kak," jawab Salsa polos.
"Dihh, gitu doang."
Salsa mengangguk pelan.
"Jadi mau pulang bareng saya gak?" Tawar Satria kembali.
"Mmmmmm... Gimana ya kak," gumam Salsa.
"Mau?" Sambar Satria.
Suara motor pun mendekat ke arah Salsa dan Satria, dengan mata berbinar Salsa pun segera mengalihkan pandangan nya, dan Nadia pun datang di saat waktu yang tepat.
"Sa," teriak Nadia.
"Hey Nad, akhirnya kamu datang."
"Kenapa emang? gue gak sengaja lewat sini, tapi di sebrang gue lihat lo, gue tau dari seberang aja muka lo kelihatan gak nyaman, lo kenapa?" Cerocos Nadia, bersamaan dengan mata mendelik ke arah Satria.
"Aku gak apa kok, yu pulang sekarang," Salsa segera naik ke motor Nadia dengan wajah semangat.
Setelah Salsa menaiki motor Nadia, Nadia pun turun dari motor nya, dan berjalan menghampiri Satria yang masih diam berdiri.
"Dia gak apa apain lo kan?" Tanya Nadia kepada Satria dengan tatapan permusuhan.
"Tadi saya Cium," Sambar Satria datar.
Nadia dan Salsa melotot
"Saya pegangin tangan nya," jawab Satria datar.
Nadia masih setia menanti kata apa lagi yang akan terucap dari mulut Satria,
"Tadi saya belai—"
"Stop!" Sambar Nadia dengan tatapan tajam, telapak tangan menyumpal mulut Satria dengan sangat berani.
Sedangkan Salsa hanya melotot kaget tak menyangka apa yang di katakan Satria, karena itu semuanya tidak benar.
Nadia mendongak, dan masih dengan tatapan permusuhan, "Sedikit aja lo berani sentuh Salsa, gue yang maju paling depan buat basmi lo di sekolah ini, bahkan di dunia ini," ancam Nadia.
"Kamu itu cewek!" Seru Satria
"Gue tau!" Jawab Nadia Sarkas seraya berkacak pinggang
Bola mata Salsa membulat sempurna, karena tidak tau lagi harus berbuat apa. Melerai pun pasti akan sia sia
"Terus kamu percaya saya berbuat seperti itu kepada Salsa!" Ujar Satria tetap dengan nada santai nya
Nadia tersenyum kecut "Lo sendiri tadi yang bilang, bahwa lo cium Salsa"
"Kalo saya bohong?" Tanya Satria.
Nadia menggeretakan gigi nya, mengepalkan erat tangan nya.
"Saya tadi cuma mau nganterin Salsa pulang, tapi dia gak mau, dia nolak ajakan saya, padahal saya hanya khawatir karena takut terjadi apa apa sama dia," Jawab Satria kembali.
"Gue gak percaya!" Teriak Nadia kembali dengan sarkas.
"Gak apa," satria segera membalikan badan nya berlenggang untuk mengendarai motor nya kembali dengan santai.
"Dasar cowok Rese!" teriak Nadia
"Cewek galak!" jawab Satria
"Awas aja lo!" Nadia mengepalkan tangan di udara dengan tataoan paling kejam di dunia.
Nadia segera kembali lagi ke motor nya,dengan wajah kesal.
"Lo kenapa sih dari tadi diem mulu, tadi gue itu belain lo, tapi lo malah santai-santai aja, kaya yang enggak ada apa-apa, padahal tadi lo habis di cium sama cowok rese itu, pipi lo udah gak perawan" cerocos Nadia dengan emosi.
Bola mata Salsa melotot sempurna saat mendengar pernyataan Nadia. "Tadi aku mau bilang, kalo aku itu gak di apa-apain sama Satria, tapi takut nya nanti kamu malu karena udah segitu ngotot nya, pipi aku masih suci tau, masih perawan," jawab Salsa dan mengelus kedua pipi nya.
Mulut Nadia menganga sempurna mendengar pernyataan konyol dari Salsa. "Jadi lo gak di apa apain?" Teriak Nadia
"Enggak" jawab Salsa datar
"Dasar ogeb, tau gitu gue ogah belain lo"
"Habis nya sih kamu—"
"Diem lo!" Sambar Nadia
Di perjalanan pun Nadia terus saja ngoceh, memaki-maki Satria, sedangkan Salsa tidak menjawab sedikit pun, karena kalo menjawab Salsa pun akan kena oceh Nadia
*****
A/N:
Alafyouh, vote and comment jangan lupa❤Salam
NitaMarsella
KAMU SEDANG MEMBACA
BadGirl Vs GoodBoy
Teen FictionSiapa yang tidak mengenal Nadia? Badgirl sekolahan berparas cantik, berotak pintar, namun sayang seribu sayang hobby nya mencari masalah, entah lah itu hobby atau sekedar rutinitas disaat bosan, yang jelas Nadia begitu absurd, berbeda dengan saudara...