Senja sudah tak lagi nampak, kini hanya taburan bintang yang memperindah langit, bulan pun nampak semangat memancarkan cahaya nya, dan angin malam begitu jelas terasa menyeruak masuk kedalam tubuh.
Seperti yang sudah Satria janjikan, diri nya akan datang ke rumah Nadia, seusai pulang sekolah, namun Satria malah datang saat malam mulai larut.
"Ngapain? Aku mau tidur," ujar Nadia kepada Satria.
Kini kedua nya sedang duduk di teras rumah Nadia, ditemani teh hangat yang di suguhkan Bi Inah.
"Maaf, Kakak baru datang, Kakak ganggu Nadia?" Gumam Satria, merasa bersalah.
Nadia memandang ke arah Satria, dengan tatapan datar. "Tadi pulang sekolah kemana?" Tanya Nadia.
"Tadi Kakak di suruh Tante Monika jemput anak nya, soal nya baru datang dari jakarta," jelas Satria.
"Siapa?"
"Tante Monika itu tetangga Kakak, dan anak nya itu teman Kakak,"
"Teman ya?" Goda Nadia dengan senyuman terpaksa.
Satria mengangguk. "Iya sayang, teman"
"Ohh,"
Satria menarik nafas dalam, mencoba untuk sabar menghadapi sang kekasih yang dingin.
"Nadia tadi kenapa di hukum?" Tanya Satria, mencoba mencairkan suasana.
Nadia mencebik, fikiran nya seperti di putar kembali, ke beberapa jam yang lalu. "Tadi aku lupa ngerjain tugas,"
"Gara-gara tadi Kakak minta kamu temenin sarapan ya, Nad?" Tanya Satria merasa bersalah.
Nadia menggeleng. "Enggak kok,"
"Kamu sekarang tidur yaa," tangan Satria pun naik, mengusap lembut rambut Nadia. "maafin Kakak hari ini Kakak mungkin sangat menyebalkan, dan membuat hari kamu berantakan," lanjut nya.
Nadia merasakan ada rasa sayang di dalam sentuhan Satria, ada rasa cinta yang begitu dalam, dan yang paling inti ada tatapan bersalah dari mata sorot mata Satria.
Nadia menatap lekat ke arah Satria, ada pertanyaan yang sempat tertunda, dan sekarang mungkin waktu yang tepat untuk menanyakan nya, Nadia mengalihkan lagi pandangan nya ke arah lain.
"Kenapa gak mau lihat Kakak?" Tanya Satria, dengan tatapan yang begitu lembut.
"Gak mau,"
"Kenapa gak mau?" Tanya Satria heran.
"Takut dosa natap lama-lama," jawab Nadia polos.
Satria pun terkekeh geli, kemudian tangan nya naik mengacak puncak kepala Nadia.
"Sebenar nya aku mau tanya," ujar Nadia cepat.
"Tanya apa? Tanya aja,"
"Kamu pernah selingkuh gak?" Tanya Nadia polos
Satria tertawa mendengar nya, Nadia datar saja, tidak merasa dosa telah menanya seperti itu kepada Satria.
"Ih tinggal di jawab aja, susah banget. Pernah selingkuh gak?" Tanya Nadia kembali dengan serius.
"Ya enggak lah," jawab Satria jujur.
"Terus cewek yang lagi foto sama kamu berdua itu siapa?' Tanya Nadia to the point.
Tawa Satria seketika berhenti, namun ekspresi wajah nya tetap tenang.
"Oh itu," jawab nya santai, dan tangan nya merogoh ponsel di dalam saku celananya.
Nadia pun hanya menyimak apa yang akan di lakukan oleh Satria.
"Ini," Satria menyodorkan foto yang ada di ponsel nya ke arah Nadia.
KAMU SEDANG MEMBACA
BadGirl Vs GoodBoy
Teen FictionSiapa yang tidak mengenal Nadia? Badgirl sekolahan berparas cantik, berotak pintar, namun sayang seribu sayang hobby nya mencari masalah, entah lah itu hobby atau sekedar rutinitas disaat bosan, yang jelas Nadia begitu absurd, berbeda dengan saudara...