Nadia berdiam diri di kamar nya, meratapi dinding kamar nya, yang dihiasi foto-foto masa kecil nya bersama Salsa.
Detik selanjutnya, Nadia menyipitkan mata nya saat melihat satu helai kertas yang terpajang di dinding kamar nya.
Nadia mendekati helai kertas itu, lalu membaca nya dalam hati.
Rindu
Adalah rintik sendu yang selalu membanjiri hati ini dengan kenangan kenangan manis saat bersama mu.Nadia tersenyum geli saat membaca puisi ciptaan nya itu, mengingatkan Nadia kepada tahun-tahun yang lalu, saat Nadia bersama dengan sahabat kecil nya bernama Juna, saat Nadia merasa menjadi manusia paling bahagia di dunia hanya karena tingkah Juna.
Juna yang selalu ada untuk Nadia, Juna yang selalu memberi semangat kepada Nadia di saat hari hari Nadia kesepian tanpa orang tua, Juna adalah orang kedua setelah Salsa yang sangat berarti bagi hidup Nadia.
Namun beberapa tahun yang lalu memutuskan untuk meninggalkan Nadia dan Salsa hanya karena satu alasan.
Nadia membuka lemari nya, merogoh laci kecil milik nya yang masih menyimpan foto-foto saat bersama Juna, menatap sendu foto lama itu, di dalam foto itu Nadia sangat bahagia, senyuman yang lepas seperti tak ada beban dalam hidup nya, namun semuanya telah berakhir beberapa tahun yang lalu .
Mata Nadia berkaca kaca saat mengingat semua kenangan indah di masa-masa itu.
"Junaaa, lo apa kabar?" Lirih Nadia.
Semenjak kepergian Juna ke luar Negeri, Nadia tak pernah lagi tahu kabar Juna, media sosial Juna semuanya di hapus, bahkan tak ada celah untuk Nadia berkomunikasi dengan nya.
Dengan sangat terpaksa Nadia pun kini harus berusaha tegar tanpa hadir nya Juna.
Mungkin ini memang sudah menjadi skenario Tuhan.
****
Salsa yang sedang di sibukan dengan kegiatan osis nya itu kini harus menanggung malas karena sehari hari dia harus melihat tatapan sinis nya Hana saat melihat Satria yang selalu bersikap baik kepada Salsa.
"Kak Satria, jadi pembagian tempat nya gimana?" Sanggah Salsa di sela-sela rapat.
"Kalo itu, udah di atur jadi giliran aja biar adil semuanya." Sambar Hana ketus.
Satria menatap ke arah Hana, ada tatapan kecewa di mata Satria, karena Hana begitu tak menghargai dirinya sebagai ketua Osis.
"Ehh maaf sat, gitu bukan? Kan kita udah rencanain kemarin." Ujar Hana merasa tak enak.
"Iya." Ujar Satria datar.
"Jangan marah dong, Sat." ujar Hana memegang tangan Satria.
"Ehemmm" Fahri berdeham, "Jangan pacaran depan adik di bawah umur," gumam Fahri datar.
"Eh maaf-maaf," ucap Hana kikuk dan mepaskan pegangan tangan nya.
"Minggu depan acara ini di mulai, jadi siapkan mental dan fisik, jaga kesehatan kalian, jangan sampai sakit." Ujar Satria.
"Siap, Kak."
"Kalo gitu, apa ada pertanyaan untuk rapat kali ini?" Ujar Satria
Dengan cepat, Fahri mengacungkan tangan nya.
"Apa, Ri?" Tanya Satria.
"Kapan pulang? Gue ngantuk!" Tanya Fahri datar.
"Pulang sekarang kalo mau, nanti saya laporin ke ibu kamu!" Tegas Satria.
KAMU SEDANG MEMBACA
BadGirl Vs GoodBoy
Teen FictionSiapa yang tidak mengenal Nadia? Badgirl sekolahan berparas cantik, berotak pintar, namun sayang seribu sayang hobby nya mencari masalah, entah lah itu hobby atau sekedar rutinitas disaat bosan, yang jelas Nadia begitu absurd, berbeda dengan saudara...