Farel lagi, Farel lagi.

106K 4.9K 51
                                    

Siang sudah tergeser malam, ditemani bintang yang selalu setia menemani langit malam, dan menyempurnakan keindahan nya.

Salsa sedang belajar dengan khidmat, membaca atau hanya sekedar menghafal apapun itu tidak pernah luput dari suasana malam yang Salsa ciptakan, karena Salsa senang dan sama sekali tidak ada beban.

"Hey, Sa!" Tiba tiba suara itu menggema di kamar Salsa, memecahkan konsentrasi Salsa yang sedang fokus. Salsa pun mengalihkan pandangan nya ke sumber suara.

"Gak belajar kamu Nad?" Tanya Salsa, dan kembali mengalihkan lagi pandangan nya ke arah buku.

Setelah mengetahui gadis yang tiba-tiba datang itu adalah Nadia, yang tak lain adalah kembaran nya.

"Gue mah udah pinter, ngapain belajar juga." Jawab Nadia datar, dan segera mengambil duduk di samping Salsa.

Salsa tersenyum tipis, "sombong," ujar nya.

"Sombong juga, gue itu banyak yang suka," Nadia mencibir namun ada sedikit ledekan di wajah nya.

Salsa mengernyit "Kenapa?" Tanya Salsa.

"Apanya?" Tanya Nadia balik.

"Kenapa ngomong sendiri, hahahahahah"Ledek Salsa begitu puas.

"Bikes deh lo," Ujar Nadia memutar kedua bola mata kesal.

"Hmm... Iya deh iya maafin kembaran mu yang penyabar ini," Ujar Salsa menahan tawanya.

Nadia hanya mendelik, dan memfokuskan pandangan nya ke arah televisi yang sedang menyala.

"Ehh Nad tau gak?" Tanya Salsa berusaha mencairkan suasana.

"Enggak,"Jawab Nadia datar.

"Yeah, belum juga kelar ngomong nya,"

"Yaudah apa?"

"Tadi Fahri nanyain kamu ke aku," ujar Salsa.

"Eh gue baru juga mau tanya," sambar Nadia, "tadi asal lo tau ya, Sa. Tadi dia pake nyamperin gue segala lagi," lanjut Nadia.

"Dia baik loh Nad,"

"Yaudah buat lo aja"

Salsa menggelengkan kepala nya kencang, pipi nya seketika langsung merah merona, dan menundukan kepala nya. "Aku gak ada rasa sama dia, begitu pun sebalik nya."

"Masaa sihhh, kok muka nya merah gitu," goda Nadia, dan telunjuk nya mencolek dagu Salsa jahil.

"Ishh Nadiaa," Salsa dengan ceoat menepis tangan Nadia, "udah ah aku mau belajar, kamu jangan ganggu!"

"Nah gitu, belajar dong,"

"Iya kamu jangan ganggu!"

"Iya, lo belajar dong menghargai perasaan lo, mentingin isi hati lo, jangan di pendem mulu kali, kentut aja kalo di pendem bisa meledak dengan sendiri nya, apalagi perasaan," cerocos Nadia, bersamaan dengan langkah kaki nya yang tertuju ke arah pintu kamar.

Salsa hanya bisa mengelus dada nya saat melihat tingkah Nadia yang selalu membuat hatinya kesal.

****

Seperti biasa, pagi Nadia selalu di suguhkan dengan keterlambatan nya, kali ini Nadia benar-benar sangat heboh, berlari kesana dan kesini, mempersiapkan seragam, buku dan lain-lain yang selalu Nadia lakukan dadakan.

Sedangkan Salsa, sudah berangkat sejak tadi pagi, dengan alasan tugas osis yang harus di selesaikan.

"Bun, bundaa..." Teriak Nadia sambil menuruni anak tangga dan menghampiri Bunda, yang sedang menyiapkan sarapan nya.

Nadia mengambil potongan roti cokelat yang sudah di sediakan, lalu memasukan kedalam mukut nya tak beraturan, dan mengunyah nya begitu heboh.

"Terlambat lagi kan? mangkanya kalo udah sholat subuh, gak usah tidur lagi." Ceramah Bunda di pagi hari.

"Iya deh Bunda, lagian semalam kan Nadia tidur jam 12 jadi ngantuk banget," ujar Nadia dengan mulut penuh roti.

"Kok malem banget?" Tanya Bunda heran.

"Ah udah ah, Nadia berangkat sekarang yaa, dahh Bunda," Nadia segera mencium tangan bunda dan bergegas menuju motor milik nya.

"Ishh, kamu itu Nad, gak pernah berubah," gumam Bunda takjub, "Jangan lupa pakai helm nya, jangan ngebut!" Teriak bunda.

Nadia hanya mengangkat jempol nya, dan sekilas sudah hilang dari pandangan sang Bunda.

Bunda hanya menggelengkan kepala "masya allah, ajaib sekali anak ku," Lirih Bunda.

****

Nadia berhenti tepat di depan gerbang nya, bingung, harus dengan cara apalagi agar dirinya bisa masuk tanpa harus ketahuan satpam, dan tanoa di huku.

"Hei," Suara seorang laki-laki pun, berhasil membuat Nadia terkejut bukan main.

Nadia segera menoleh, "Yaelahh elo lagi,"

Dan laki-laki itu, adalah Farel, si kapten basket yang sering sekali melontarkan gombalan-gombalan garing nya kepada Nadia.

"Kenapa memang?" Tanya Farel dengan suara nya yang sengaja di kencang kan.

"Sttttt, diam!" Telunjuk Nadia pun refleks mendarat tepat di bibir Farel.

Farel mengernyit dengan seringaian tipid di wajah nya, sedangkan Nadia meringis karena terlanjur malu.

Dengan cepat Nadia pun menurunkan tangan nya.

"Pegang pegang, bukan muhrim!" Tegas Farel.

"Mangkanta, lo diam!" Bentak Nadia.

"Lahh lo sendiri berisik,"

Nadia menggeretakan gigi nya,tatapan nya begitu tajam menatap Farel "dia orang kedua setelah Aldo yang selalu bikin gue kesel"  batin Nadia.

"Mau selamat masuk?" Tanya Farel santai.

Nadia hanya mendelik, melipat tangan di dada dan membuang wajah.

"Ini gue nanya loh," seru Farel.

Nadia tetao diam.

"Ikut gue," tanpa aba-aba Farel pun segera menarik tangan Nadia, dan membawa nya kejalan rahasia yang biasa Farel lewati ketika telat.

"Aduh, awas aja lo kalo ketahuan, gue gak mau ah di hukum lagi, di jemur lagi, apalagi di suruh bersihin toilet gak mau," cerocos Nadia.

"Diam, hei." Timoal Farel.

Farel terus saja menelusuri jalan rahasia nya , dan memang benar tidak sia-sia, hanya perlu beberapa menit saja, Farel berhasil membawa Nadia dengan selamat tanpa hukuman.

Nadia membuang nafas lega, sedangkan Farel sudah berjalan duluan meninggalkan Nadia tanpa kata.

"Woyy, jangkung! makasih." Teriak Nadia.

Farel menghentikan langkah nya, dan membalikan badan nya, memadang ke arah Nadia, "bilang makasih ke siapa?"

"Gak jadi bilang makasih nya;"

Farel mengangkat kedua bahu nya cuek dan kembali melangkahkan kaki nya.

"Tuh orang bukan nya naksir sama gue yaa,tapi kok tumben banget hari ini dia gak godain gue,"
Batin Nadia heran.

"Tau ah yang penting gue selamat, yee yeee du du du du," Nadia berjingkrak dan segera berhambur menuju kelas nya .

*****

A/N:
Jangan lupa yaa, vote dan juga comment;*

SalamLiterasi.
NitaMarsella;*

BadGirl Vs GoodBoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang