Camping

65.3K 3.2K 170
                                    

Di sepanjang jalan, Nadia terus saja berdecak dengan kagum akan keindahan alam yang begitu memikat nya, kini Nadia dan yang lain nya sedang berjalan menyusuri hutan, mencari tempat yang nyaman untuk di jadikan tempat bermalam.

Salsa terus saja menggandeng lengan Nadia, karena tidak ingin terpisah dari saudara kembar nya.

"Kenapa, sih, Sa?" Tanya Nadia dengan terkekeh, melihat ekspresi Salsa.

Salsa menggelengkan kepala nya, "kamu jangan jauh-jauh dari aku," bisik Salsa.

Nadia hanya tersenyum tipis, saat ini yang terlihat seperti Kakak justru Nadia, bukan Salsa.

"Sa, sinii gandeng nya sama gue," ujar Fahri yang tiba-tiba berdiri di samping Salsa.

Salsa menggeleng dengan cepat, "Enggak,"

"Kok, gitu? Sama gue aman, kok," jawab Fahri.

"Aku mau sama Nadia," ujar Salsa kukuh, dan semakin mempererat pegangan nya.

Fahri menaikan alis nya, "kali aja, Nadia pengin berduaan sama Kak Satria,"

"Apaan sih?" Tanya Nadia, angkat suara.

Salsa berfikir, benar juga dirinya tidak boleh egois, Satria juga berhak jika ingin berduaan bersama Nadia, dan tidak ada salah nya juga jika Salsa berjalan bersama Fahri.

"Bro! Ngapain?" Tanya Satria, menepuk bahu Fahri.

"Sa, yaudah ayo!" Ajak Fahri kepada Salsa, mengabaikan pertanyaan Satria.

Salsa pun perlahan mengangguk, dan Fahri dengan cepat segera meraih tangan Salsa dan menautkan jari tangan nya, "kita jalan duluan, yaa" ujar Fahri dengan cengiran nya, sedangkan Salsa hanya menahan rasa malu nya.

"Hati-hati," ujar Satria.

Satria memandang Nadia, yang terlihat sangat cantik dengan rambut di gerai dan memakai beanie hat berwarna biru, tidak lupa memakai jaket di sertakan syal yang melingkar di leher nya, 

Satria menyunggingkan senyuman, detik selanjut nya menggelengkan kepala pelan.

Nadia mengernyit heran dengan tingkah Satria, "kenapa?" Tanya Nadia.

"Kakak, gak kuat, Nad" lirih Satria.

Nadia mengerjap, "kamu sakit? Kamu kenapa? Kamu gak kuat lanjutin perjalanan?" Tanya Nadia khawatir.

"Enggak," Satria menggeleng cepat.

"Lhaa, terus kenapa?"

"Itu, aduh," Satria menggaruk kening nya yang tak gatal.

Nadia semakin heran, "kenapa?"

"Mundur dikit deh," pinta Satria.

"Kenapa, sih?" Tanya Nadia tidak mengerti.

"Cantik nya, makin hari makin nambah," ujar Satria, "kakak, kan makin susah buat jauh sama kamu,"

Perlahan senyum Nadia pun mengembang, namun hanya senyum tipis, karena walau bagaimana pun Satria memang selaku membuat wajah nya berseri.

"Aduh, udah dong Nad," ujar Satria kembali.

"Apalagi, sih, Satriaaa?" Geram Nadia.

"Ituuu, senyum nya," ucap Satria polos, "senyum nya bikin hati kakak meleleh, manis banget" lanjut nya di akhiri dengan kekehan nya.

"Udah?" Sambar Nadia.

"Belum," ledek Satria.

"Berhenti, Sat" gemas Nadia, dengan gigi menggeretak seperti yang ingin menerkam, namun mulut nya masih menahan tawa.

BadGirl Vs GoodBoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang