Suasana hening, hanya hembusan nafas saja yang terdengar, di tengah-tengah suasana malam, Nadia tidur dengan di apit oleh kedua sahabat nya, Nadia tidak tidur, hanya mata saja yang terpejam, Nadia belum memasuki bawah alam sadar, karena masih ada rasa penasaran di dada yang bergejolak.
Setelah, memastikan bahwa kedua sahabat nya telah tertidur, Nadia pun dengan sangat pelan berjalan menuruni ranjang, berjalan mengendap-endap seperti maling.
Setelah berhasil, mengambil plastik merah di atas nakas, Nadia pun segera keluar dari kamar, dan menuju rooftop.
"Huh," Nadia membuang nafas lega
"Kalo sampai gue ketahuan sama dua kampret itu, bisa malu lah, muka gue mau disimpan dimana,
"Entar, di kira nya gue ngarep lagi sama si Satria,"
"Ihhh," Nadia bergidik geli. "Jangan sampai deh,"
Tangan Nadia pun dengan cepat membuka nya, dan ada kotak merah, dengan hiasan pita berwarna hijau, kotak yang mempunyai ukuran sedang, membuat Nadia semakin tak sabar ingin segera membuka nya.
Alis kanan Nadia terangkat, setelah membuka kotak merah itu, ada satu lembar kertas dan, satu kotak putih berukuran sedikit lebih kecil dari kotak merah.
"Apaan sih, ribet banget"
Nadia mengambil kertas itu, dan membiarkan kotak putih itu yang masih tertutup, Nadia membaca lembar putih itu di dalam hati nya.
Ini tentang kamu yang ada di sana, yang sedang berjingkrak, atau mungkin juga sedang bermain dengan samsak, atau juga mungkin sedang menggeram karena menerima surat aneh macam ini.
Sudahlah, ini bukan surat, ini lebih menyudutkan kepada perasaan, kamu harus tetap ingat, di sini di hati kakak telah berpenghuni, dan kamu penghuni nya, semoga kamu pun sama.Bibir Nadia, perlahan terangkat mengukir senyuman manis, dan memang benar-benar manis, hati Nadia seperti melambung dan tidak ingin lagi mendarat, pipi nya pun merah merona, tak seperti Nadia yang biasanya, yang selalu kebal dengan gombalan-gombalan.
"Apaan sih, Satriaa" gemas Nadia, dengan senyuman nya yang terus terukir.
Kini tangan Nadia mengambil kotak putih, dan segera membuka nya.
"Buku panduan belajar" gumam Nadia pelan, setelah melihat isi kotak putih itu, terdapat buku kecil berwarna biru.
Nadia membuka nya lembar demi lembar, dan isi nya memang benar, banyak di dalam nya, yang mengandung pembelajaran, tentang tata cara belajar dengan fokus, dan masih banyak juga yang lain nya.
"Haha, yaampun Sat dikira nya gue bocah, di kasih ginian," ujar Nadia.
Setelah tangan Nadia membuka nya lembar demi lembar, dan tibalah di ujung halaman buku, terdapat coretan tangan dengan warna hijau, yang isinya 'Semoga, kamu semakin pintar"
"Baru nyadar gue pintar," sewot Nadia.
"Ah, apa-apaan ini, kampret emang, dia kok berhasil yaa bikin gue senyum-senyum sendiri," gumam Nadia kembali, dan tangan nya dengan sibuk merapikan kotak-kotak itu kembali, beserta surat nya.
Nadia segera berjalan menju kamar, dan menyimpan nya di lemari dengan sangat rapat, karena takut kedua sahabat dan saudara kembar nya mengetahui, bisa turun harga diri seorang Nadia, jika ketahuan menyimpan barang pemberian, apalagi ini dari Satria, rival nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BadGirl Vs GoodBoy
Teen FictionSiapa yang tidak mengenal Nadia? Badgirl sekolahan berparas cantik, berotak pintar, namun sayang seribu sayang hobby nya mencari masalah, entah lah itu hobby atau sekedar rutinitas disaat bosan, yang jelas Nadia begitu absurd, berbeda dengan saudara...