Sang mentari kini menyambut pagi, menggeser sang rembulan yang sungguh selalu menciptakan ketenangan, dan kebahagiaan, namun mentari pun tidak kalah menyenangkan.
Nadia kini sedang duduk bersama Satria di kantin, dan dengan pandangan semangat Nadia begitu lekat memandang sang kekasih.
"Kenapa, Nad?" Tanya Satria.
"Enggak," Nadia menggelengkan kepala nya.
"Oh iya, yang semalam boncengan sama cowok, siapa ya?" Tanya Satria datar tanpa memandang Nadia.
Kedua alis Nadia secara otomatis saling bertautan ketika mendengarnya, "siapa?" Tanya Nadia balik.
"Gak tau, yang jelas cewek nya cantik,"
"Oh, itu kok kayak ada aroma nyindir nya gitu, ya."
"Dih, Kakak bertanya bukan menyindir,"
"Iya, aku tau arah pertanyaan kamu kemana,"
"Kemana emang?"
"Cemburu, yaa? Orang cuma jalan sama si Aldo,"
"Enggak, kok."
"Kamu gak cemburu?"
"Buat apa?"
"Berarti gak sayang, ya?" Tanya Nadia lirih.
"Siapa bilang kalo gak cemburu itu gak sayang?"
"Banyak orang bilang,"
"malah menurut Kakak yang suka cemburu itu gak sayang,"
"Kok, gitu sih?"
"Coba aja kamu pikir, kata cemburu secara kasar nya bisa dikatakan ketidak percayaan pada pasangan," ujar Satria,
"Enggak ah, cemburu justru wajar selalu hadir dalam suatu hubungan,"
"Cemburu mereka berbeda dengan cemburu Kakak,"
"Beda nya?"
"Cemburu mereka adalah ketidak damaian nya antara fikiran dengan hati," ujar Satria, "kalo cemburu nya Kakak, ketika kamu tidak lagi mencintai Kakak,"
"Itu cemburu namanya?"
"Iyalah, kalau kamu suatu saat udah gak mencintai Kakak, berarti kamu mencintai orang lain, dan disitulah cemburu Kakak di mulai,"
Nadia tersenyum tipis, "kamu gak akan pernah merasa cemburu, karena aku gak akan pernah mencintai orang lain, kan kamu yang aku cinta,"
Satria mengacak rambut Nadia begitu lembut, "lain kali kasih kabar ke Kakak, Kakak gak akan marah kamu mau jalan sama siapapun, itu hak kamu, asalkan harus selalu ingat, di kunci hatinya, kalo lagi jalan sama orang lain," jawab Satria dengan senyuman nya.
"Kuncinya hilang," jawab Nadia ngawur, dan menggemaskan.
"Biarin, bagus."
"Kok, bagus?"
"Kan kalo hilang, nanti gak akan ada yang bisa buat bukain hati kamu, kecuali hati Kakak yang udah menetap di dalam,"
Nadia memicingkan mata manja.
Satria terkekeh pelan, mereka seperti merasa bahwa dunia adalah milik mereka berdua, tidak peduli dengan orang-orang di sekitar yang sedang memperhatikan keduanya.
****
Setelah merasa bahwa paginya sangat menyenangkan, Nadia pun memutuskan untuk memasuki kelas, karena sebentar lagi jam pelajaran pun di mulai.
Senyum Nadia mengembang, saat fikiran nya mengingat akan satu hal, yaitu senyuman Satria yang selalu menenangkan.
"Senyum-senyum, kesambet apaan lo?" Sambar seorang cowok bersuara familiar yang datang tiba-tiba.
KAMU SEDANG MEMBACA
BadGirl Vs GoodBoy
Teen FictionSiapa yang tidak mengenal Nadia? Badgirl sekolahan berparas cantik, berotak pintar, namun sayang seribu sayang hobby nya mencari masalah, entah lah itu hobby atau sekedar rutinitas disaat bosan, yang jelas Nadia begitu absurd, berbeda dengan saudara...