"Do, Aldoooo, Aldooooooo," teriak Nadia melengking di kelas yang masih tak berpenghuni, mencari titik keberadaan teman nya itu.
"Huh," Nadia menghela pelan. "Belum datang jam segini, ish..isshh.. ishh.. murid macam apa semuanya ini," lanjut Nadia sok dramatis, dirinya tak berkaca betapa jika di ceritakan dirinya lebih tidak tahu diri, datang ke sekolah manjat tembok belakang, membuat pak kumis selalu naik pitam, lebih memalukan di banding teman-teman nya.
Lihat aku sayang
Yang sudah berjuang menunggu mu
Datang, menjemput mu pulang.
Terdengar suara bersenandung, di ambang pintu. Nadia pun segera mengalihkan pandangan nya.
Memutar mata malas, "gak usah nyanyi, gue mules"
"Mules? Setor sana ke air, gak usah curhat ke gue, gue bukan mamah dedeh," jawab nya, dan segera berlenggang ke tempat duduk nya.
Ingat selalu sayang,
Hati ku kau genggam
Aku akan selalu menunggu Geaa di siniiiiiiiii.
Nadia melotot mendengar nya, segera menimpuk kepala cowok menyebalkan itu.
"Apa sih?" Ketus nya, dan tangan nya mengusap-usap kepala nya.
"Gak usah nyanyi, suara lo gak enak"
"Kenapa ngelarang? Lo bukan pacar gue," jawab nya serius.
"Cihh, lo kira gue mau jadi pacar lo?"
"Enggak!"
Nadia menghela nafas berat seperti menghempas nafas berton-ton begitu sulit rasanya menghadapi makhluk menyebalkan seperti Aldo.
Tanpa banyak aba-aba, Nadia pun segera menyeret Aldo, ke bangku nya, dan duduk bersampingan di sana, Nadia menatap mata Aldo tajam.
"Lihat gue," ujar Nadia sarkas
"Nih gue lihatin, belum gue pacarin-"
"Ihhh.... Dedek emesh deh, sama bayi peak kayak lo!" Nadia menginjak kaki Aldo sangat kencang.
"Aduh, gak usah kasar dong Nad," Aldo meringis kesakitan, mengusap-usap kaki nya yang terasa panas.
"Bersyukur gue kasarin, kalo sampai habis kesabaran, gue gantung juga lo di monas"
"Lo baper yaa? Gak usah baper Nad, gue cinta nya sama Gea kok, maaf yaa Nad, gak usah patah hati gitu, tenang aja lo bakal dapetin kok yang kebih dari gue," ujar Aldo sok serius, dan sok dramatis, seakan Nadia padanya.
Nadia memejamkan mata nya, tangan nya sudah mengepal erat, menahan kesabaran nya agar tidak meledak, mengatur nafas dengan susah payah.
"Slow, ajaa Nad gue yakin kok, lo bakal dapetin yang kebih dari gue, secara kan hati gue sama Gea gak bisa terpis-"
Buggghh.
Tangan Nadia pun sudah tak tertahan lagi, bogeman mentah nya mendarat di pipi kanan Aldo, mimpi apa Aldo semalam, pagi-pagi sudah dapat serangan yang bertubi-tubi dari Nadia.
"Anjayy, sakit Nad" lirih Aldo, setelah tangan nya mengusap kaki, kini berpindah ke pipi yang terasa berdenyut kencang.
"Sakit yaa?" Tanya Nadia ketus
"Sakit, pake banget Nad"
"Mamam tuh, lagian lo nyebelin banget sih, gue mau ngomong sama lo, lo terus aja recoki gue, kan gue risih Aldooo" jawab Nadia mempertegas, melipat tangan di dada, dan bibir mengerucut.
KAMU SEDANG MEMBACA
BadGirl Vs GoodBoy
Teen FictionSiapa yang tidak mengenal Nadia? Badgirl sekolahan berparas cantik, berotak pintar, namun sayang seribu sayang hobby nya mencari masalah, entah lah itu hobby atau sekedar rutinitas disaat bosan, yang jelas Nadia begitu absurd, berbeda dengan saudara...