Nadia membuang nafas lega, karena berhasil masuk ke kelas tanpa hukuman, memang nasib baik sedang berpihak kepadanya.
"Hey gak kapok apa lo kesiangan mulu," bisik Cici.
"Dari pada gue gak sekolah,mending gue kesiangan"
Dua menit setelah Nadia bernafas dengan lega, Bu Yanti pun datang, guru matematika, bisa di katakan kiler, bahkan sangat. Mungkin efek masih jomblo, alias belum menikah.
"Assalamualaikum,"
"Waalaikum salam,"Jawab murid kompak.
"Gimana kabar nya, baik?"
"Yaa gini deh bu, nasib jomblo. Di bilang lagi gak baik juga, gak bakal ada yang ngertiin," celetuk Fikram dengan lebay, di sambut sorakan dan riuh tawa dari teman sekelas.
"Yaiyalah, orang lo itu jomblo buluk, udah jamuran jadi pada gak mau sama lo, takut penyakit katanya," sambar Aldo.
"Haha tumben Aldo benar tuh," timpal bu Yanti.
"Ehh ibu tumben ketawa?" Tanya Aldo heran.
"Memang kenapa? Gak boleh bahagia?"
"Bagi bagi dong bu,"
"Mau?"
Aldo mengangguk.
"Mau tuh calon suami ibu,"
Semua murid nampak tertegun menyaksikan perbincangan antara Bu Yanti dan siswa, mengapa tertegun? Karena bisa di katakan ini adalah kali pertamanya Bu Yanti tertawa manis.
"Kok calon suami ibu sih?" Tanya Aldo heran.
"Kata nya ibu suruh bagi bagi kebahagiaan, orang kebahagiaan ibu ada di calon suami ibu,"Jawab Bu Yanti dengan tersenyum tipis.
"Cieeeee Cieeeee Cieee," goda seluruh Murid, mengesampingkan rasa takut nya, karena kapan lagi Bu Yanti bisa bercanda.
"Iyaa gimana do mau gak?" Seru bu Yanti, menghiraukan siulan siulan konyol para murid.
"Ah gak deh bu, mending buat Fikram aja."
"Kalo calon suami ibu sih gak mau, tapi kalo ibu Yanti nya saya mau, Hahayy." Jawab Fikram tersenyum jahil.
"Bocahh napayaa?" Teriak Cici, berhasil membuat semua teman teman nya tertawa menggema.
"Ah Fikram. Sudah sudah, sekarang mulai deh pelajaran nya," ujar Bu Yanti, karena tidak ingin terjebak di dalam kotak kekonyolan para murid.
Bu Yanti pun menerangkan kepada seluruh murid,dengan cara nya sendiri , Sulit di mengerti bagi murid yang otak nya masih 3G, namun daya ingat Nadia begitu hebat, Nadia sama sekali tak merasa kesulitan dengan tugas yang di berikan bu Yanti , Nadia mengerjakan dengan semangat,karena Matematika adalah pelajaran Favorit nya .
**
Bel istirahat sudah berbunyi di sepenjuru kelas, Nadia, Cici dan Gea dengan cepat segera berhambur menuju kantin, tempat biasa mereka memanjakan perut nya.
"Tau gak gengs, semalam gue mimpi Bang Nichol nyamperin gue, cium tangan gue, terus nyatain cinta ke gue, aduhh sumpah di mimpi aja udah bikin gemesh apalagi di dunia nyata yaa aduhhhh," cerocos Cici heboh, Cici memang sangat mengidolakan Jefri Nichol, bahkan teramat sangat. Sangat terobsesi, bahkan kamar nya pun penuh dengan poster poster idola nya itu.
Impian Cici adalah bisa menjadi istri Jefri Nichol, namun Cici tau jika itu semua hanyalah khayalan yang bisa saja membuat Cici menjadi gila, jika tidak kecapaian.
Maka dari itu Cici hanya bisa pasrah saja jika Idola nya harus menikah dengan jodoh nya, tapi Cici juga tidak berhenti berharap berdoa bahwa jodoh nya adalah Cici.
Nadia dan Gea menghiraukan ocehan Cici, keduanya terlalu asik dengan makanan nya masing-masing.
"Heh lo berdua dengerin gue dong," lanjut Cici.
"Gue dengerin kok,"Jawab Gea.
"Kalo idola lo siapa?" Tanya Cici kepada Gea.
"Idola gue? yaa Iqbaal Diafkhari Ramadhan lah," Ujar Gea dengan semangat.
Cici mengangguk, "Kalo elo, Nad?"
"Idola inti gue sih Nabi Muhammad, tapi kalo idola sampingan gue, gue juga mengidolakan Jefri Nichol, sama Iqbaal Ramdhan,"Jawab Nadia dengan santai.
"Anjayyy," takjub Cici dan Gea, bertepuk tangan.
"Gak usah berlebihan, traktir aja kalo kalian kagum sama gue,"Jawab Nadia dengan cengiran nya.
"Yeah, ujung ujung nya kek gitu deh."
Nadia hanya terkekeh, bercanda dengan kedua sahabatnya adalah suatu hal yang menyenangkan.
****
A/N
Jangan lupa yaa, vote dan juga comment;*SalamLiterasi.
NitaMarsella;*
KAMU SEDANG MEMBACA
BadGirl Vs GoodBoy
Teen FictionSiapa yang tidak mengenal Nadia? Badgirl sekolahan berparas cantik, berotak pintar, namun sayang seribu sayang hobby nya mencari masalah, entah lah itu hobby atau sekedar rutinitas disaat bosan, yang jelas Nadia begitu absurd, berbeda dengan saudara...