Hari telah sore, matahari pun mulai terbenam dan menunjukan cahaya oranye nya, desiran angin membuat rambut panjang Salsa tersibat hingga semakin menampakan kecantikannya.
Salsa sedang menunggu jemputan di halte, jemputan dari Nadia. Pak Agus tidak bisa menjemput karena harus mengantarkan bunda ke rumah nenek, Nadia memang sengaja pulang duluan setelah membawa sertifikat karena tidak betah rasanya jika Nadia harus berlama lama di ruang osis, apalagi harus bercengkrama dengan osis lainnya, bagi Nadia itu sangat menyebalkan, karena osis adalah musuhnya.
Satria sudah menawari Salsa untuk pulang bareng, namun Salsa menolak nya, bukan berarti tak mau, namun belum siap jika Salsa harus berdua dengan Satria, dan tidak ingin Satria tahu jika Salsa sedang berdua dengan nya, jantung Salsa selalu berdetak lebih kencang dari biasanya.
Satria pun masih dengan setia meperhatikan Salsa dari kejauhan, karena belum lega rasanya jika Satria meninggalkan Salsa begitu saja, walau Salsa sudah mengatakan bahwa dia di jemput saudara kembar nya.
Salsa masih setia berdiri di halte, "Dorrr" Suara cowok yang begitu familier di telinga Salsa pun muncul menepuk bahu Salsa hingga membuat Salsa mengerjap kaget
"Ah mamaaaa" Salsa sedikit berteriak karena kaget, meski dirinya memanggil ibunya dengan sebutan Bunda, namun tetap saja jika sedang kaget hal yang selalu dia katakan yaitu mama, Salsa segera menutup mulut nya, dengan kedua telapak tangan nya, dan segera menoleh ke belakang.
Sesosok cowok berwajah hitam manis, dengan bulu mata lentik dan hidung mancung pun sedang tersenyum nyengir tak berdosa dan bahkan menaik turunkan kedua alisnya.
"Ihh kamu lagi, gak di kelas, gak di osis selalu saja buat aku jantungan" Salsa mendengus sebal lalu mendelik mengalihkan pandangan nya ke arah jalan, yang masih rame dengan kendaraan yang berlalu lalang, namun tetap kembaran nya belum menunjukan batang hidung nya sedikit pun.
"Galak banget, lagi datang bulan yaa?" Tanya Fahri datar, namun Salsa segera mengarah kan pandangan nya menuju Fahri dan membalasnya dengan pelototan tajam, tidak tajam karena Salsa malah terkesan lucu.
"Wey wey wey santai dong Sa, kenapa sih? Bercanda kali" dengan cepat Fahri segera menyambar agar Salsa tidak marah kepada nya.
"Ihhh" Salsa menginjak kaki Fahri dengan kencang "Menyebalkan" dan membalikan badan nya kembali dan duduk di kursi halte, dengan bibir manyun, dan tangan nya di lipat di dada.
Fahri yang tadinya meringis kesakitan pun, seketika wajah nya berubah menjadi terkekeh geli karena melihat tingkah Salsa.
Satria yang sedang mengamati Salsa pun, jelas melihat pemandangan tadi, bagi orang yang sedang jatuh Cinta mungkin akan merasakan golakan kencang di hatinya, namun Satria sama sekali tidak merasakan itu.
Satria malah ikut terkekeh geli, saat melihat sepupu nya membuat Salsa si cewek kalem hingga sekesal itu.
"Fahri Fahriii" gumam Satria dengan gelengan kepala nya
"Salsaaaaaa" goda Fahri dengan sengaja suaranya dibikin lembut seperti seorang ayah yang sedang membujuk anak nya
Salsa tak menjawab, mulutnya menahan tawa, namun tatapan nya tetap sinis.
"Pulang sama gue aja yuk" ajak Fahri, kini duduk di samping Salsa
"Gak" jawab Salsa singkat
Di sana di tempat Satria tiba tiba muncul Hana, dengan nafas tersenggal dan setetes keringat di kening nya.
"Sat" Ujar Hana kepada Satria
"Eh, belum pulang?" Tanya Satria heran, posisi Satria masih duduk di atas motor nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BadGirl Vs GoodBoy
Teen FictionSiapa yang tidak mengenal Nadia? Badgirl sekolahan berparas cantik, berotak pintar, namun sayang seribu sayang hobby nya mencari masalah, entah lah itu hobby atau sekedar rutinitas disaat bosan, yang jelas Nadia begitu absurd, berbeda dengan saudara...