Kebahagiaan

71.1K 3.3K 124
                                    

"Kenapa?" Tanya Nadia heran ketika melihat Satria melayang-layangkan tangan nya seperti memang benar-benar merasa bahagia.

"Eh—" Satria mengerjap, menggaruk kepala nya yang tak gatal, kemudian duduk kembali di samping Nadia dan tersenyum, "Enggak, sayang"

Mendengar kata-kata yang keluar dari mulut Satria, Nadia tak kuasa menahan tawa nya, walau pun merasa nyaman, namun untuk saat ini masih asing di telinga nya.

Nadia terkekeh geli, kemudian memandang Satria kini dengan percaya diri, "Sat, beneran cinta kan sama gue?" Tanya Nadia tak ada malu-malu nya.

Perlahan tangan Satria menyentuh puncak kepala Nadia, kemudian menepuk nya pelan. "Gak usah nanya gitu, kamu dan semesta pun pasti udah tau jawaban nya,"

Tubuh Nadia menghangat, seperti ada aliran positif yang menyengat tubuh nya, senyuman nya tak berhenti terpancarkan di wajah cantik Nadia.

"Kenapa bisa tiba-tiba Cinta?" Tanya Nadia.

Satria menarik nafas, memandang lekat ke arah Nadia. "Kakak sudah bilang jika cinta itu tak beralasan, dan sulit di tebak, pada dasar nya tetap saja jika sudah cinta, tak akan kemana kan, buktinya sekarang hati Kakak dan kamu bisa bersatu saling melengkapi,"

Nadia mengangguk, "padahal jika di bayangkan mustahil rasanya ya Sat, Nadia sama Satria kan bagaikan minyak dan air, susah untuk bersatu" jawab Nadia.

Tangan Satria pun turun, menggenggam tangan Nadia, "bagaikan air dan minyak, itu kan dulu kalo sekarang bagaikan sayur tanpa di masak, kan gak akan jadi sayur ya Nad," goda Satria dengan terkekeh.

Nadia mencebik mendengar nya, tangan nya mencubit pelan tangan Satria, "Ishhh Satriaa, bagaikan sayur tanpa garam, bukan sayur tanpa di masak,"

"Eh," Satria tertawa. "Iya deh boleh dua-dua nya,"

"Gak mau, mau Satu!"

"Iya deh bagaikan Satria tanpa Nadia, hambar rasanya gak enak, gak semangat, gak ada yang cantik kalo gak ada Nadia,"

Nadia menggigit bibir bawah nya, menahan tawa nya, karena Satria memang tidak ahli dalam perihal gombal-menggombal, namun berhasil membuat Nadia mati kutu.

"Sekarang yang terpenting, Nadia dan kakak harus saling percaya, biarkan tangan tuhan yang mengatur semuanya, menata kehidupan kita kedepan nya, entah bagaimana kakak pun tak bisa menebak nya, namun yang terpenting kita harus percaya, tuhan akan mencatat semua perjuangan hamba nya begitu pun perjuangan cinta kita," jawab Satria bijak, dan lembut.

Hati Nadia pun seperti hidup kembali, setelah hadir nya Satria, laki-laki yang tak pandai gombal, namun selalu berhasil membuat nya nyaman, dan tidak ingin kehilangan.

"Nadia yakin itu, dan Nadia akan berusaha menjadi Nadia yang lebih baik, butuh proses untuk menjadi seperti itu dan semoga Satria bisa memahami nya," jawab Nadia, membalas genggaman Satria dengan lembut.

Satria menggeleng pelan, "Nadia tidak perlu menjadi orang lain hanya untuk bisa menjadi lebih baik, cukup menjadi Nadia yang apa adanya". Satria tertawa lirih, "jangan hilangkan sikap galak kamu, dan sifat jutek kamu, karena dari kedua sifat itulah Kakak mengenal kamu," lanjut Satria.

Nadia tertawa mendengar nya, kemudian melepaskan genggaman Satria, dan kini tangan nya naik menutupi wajah Nadia sendiri.

"Gue maluuu, udah lebay Satt...." Ujar Nadia, telapak tangan nya tetap tak lepas menutupi wajah nya, dan kaki nya menghentak-hentak seperti anak kecil.

"Gak usah malu, kan sama pacar" goda Satria.

Perlahan tangan Nadia pun turun, kini pandangan nya tertuju kembali ke arah Satria, "kalo Aku bicara nya kadang ngawur, dan pake bahasa yang acak-acakan kamu jangan ilfeel yaa," lirih Nadia.

BadGirl Vs GoodBoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang