Sorot matahari begitu kontras, saat Salsa membuka gorden kamar Nadia,
Nadia pun merasa risih, karena cahaya matahari begitu begitu menyeruak masuk menerobos kamar, dan mengganggu ketenangan tidur nya, Nadia menyipitkan mata nya, kemudian pandangan nya tertuju ke arah Salsa yang sedang berdiri di hadapan nya."Apaan sih Sa?" Gumam Nadia dengan suara serak, menguap dan menggeliatkan tubuh nya.
Salsa menggelengkan kepala nya, menyaksikan tingkah Nadia, yang tak ada anggun-anggun nya.
"Bangun, ini udah jam setengah tujuh pagi, kamu gak mau sekolah?" Cerocos Salsa
Nadia terpelonjat, dan segera menegakan tubuh nya, mata nya melotot ke arah Salsa. "Hah-?"
"Cepetan, cepetan siap-siap Nadia,"
Nadia segera berdiri, melempar selimut nya, dan berlari menuju kamar mandi, bersiap untuk segala nya.
"Aduh, gue gak boleh telat nih,"
"Saaa, tolong siapin jadwal buku guee!" Teriak Nadia.
Salsa yang mendengar nya pun, hanya bisa membuang nafas pasrah, dan menuruti nya, karena bagaimana pun, Nadia adalah saudara nya.
****
Setelah bersiap, Nadia pun segera berlari menuruni anak tangga, dan menuju ruang makan, menyusul Salsa dan juga Bunda.
"Bun, bunda Salsa udah berangkat belum?" Teriak Nadia.
Tak ada sahutan sama sekali.
Nadia pun mempercepat langkah nya, dan berhenti di ruang makan, namun seketika langkah nya terasa berat, dan dihadapan nya seperti ada tembok yang menghadang nya, wajah nya pun mendadak kaku.
"Nadia, lama banget sayang, cepetan keburu kesiangan, ayok sarapan dulu," ujar Bunda setelah, mendapati putri nya yang tiba-tiba diam tak berkutik di hadapan nya.
"Kenapa diam, ayok cepet ke sini."
"Eh, i.. iyaa Bun," Nadia pun dengan sangat berusaha agar bisa menggerakan kaki nya, dan duduk sarapan bersama Bunda.
Bunda tersenyum ke arah Nadia, "kenapa sayang? Satria udah lama nungguin kamu nya lho," ujar Bunda dengan terkekeh.
Yaa, memang benar itu alasan mengapa kaki Nadia sulit untuk melangkah, dan wajah nya tiba-tiba berubah, karena itu alasan nya, Nadia melihat Satria, sang kekasih hati, dan Nadia benar merasa kaku.
Nadia mengalihkan pandangan nya ke arah Satria yang duduk di hadapan nya, alis kanan Nadia saling bertautan, seolah ingin mengatakan sesuatu.
"Satria, kenapa lo ada disini?" Tanya Nadia, memberanikan diri.
"Pengen jemput Nadia,"
"Ishh, gak usah lah. Kan gue bawa motor," ujar Nadia, bersamaan mulut nya melahap roti yang sudah bunda sediakan.
"Gak apa,"
Nadia mengedikan bahu nya cuek, dan kembali mengarahkan pandangan nya ke arah Bunda, "Bun, Salsa udah berangkat?"
"Sudah, tadi di antar Pak Agus,"
"Oh," Nadia mengangguk datar.
"Kenapa gak di makan roti nya?" Tanya Nadia, ditujukan kepada Satria.
"Udah, tadi sarapan sama Salsa, sama Tante juga," jawab Satria
Nadia mengernyitkan hidung nya, "ish, kenapa gak sekalian aja berangkat nya sama Salsa?"
"Kan pacar nya kamu, bukan Salsa."
Nadia melotot mendengar nya, dan tersentak, mendengar pernyataan Satria barusan, yang tak ada malu nya mengatakan itu, dihadapan Bunda.
KAMU SEDANG MEMBACA
BadGirl Vs GoodBoy
Teen FictionSiapa yang tidak mengenal Nadia? Badgirl sekolahan berparas cantik, berotak pintar, namun sayang seribu sayang hobby nya mencari masalah, entah lah itu hobby atau sekedar rutinitas disaat bosan, yang jelas Nadia begitu absurd, berbeda dengan saudara...