BAB 28 Kami mengubur mayat

4.2K 245 4
                                    


          Warga yang menyaksikan keberanian kami mendekati mayat, mereka ikut mendekat. Mayat yang jatuh tengkurap, bajunya sudah robek-robek, entah kenapa saat kami sudah semakin dekat ular besar disamping mayat langsung menghilang, membuat kami dan warga terkejut.

          Aku dan Nyai masih berdiri memandangi mayat, warga yang ketakutan menyaksikan ular besar menghilang langsung kabur pergi, dan menyangka mayat itu adalah mayat pesugihan. Aku dan Nyai mengusir ular kobra yang masih ada di sekitar tubuh mayat. Aki Setu yang menyusul kami terkejut melihat mayat.

"Mayat siapa ini Nyai?" tanya Aki Setu.

"Entahlah, tapi aneh dengan mayat ini, dia ditemani siluman ular," jawab Nyai.

          Aku masih berdiri dan menutup hidungku, bau amis dan busuk sangat menyengat, ratusan lalat sudah banyak hinggap di atas tubuh mayat. Aki Setu pelan-pelan membalikkan jasad itu dan aku sangat terkejut ketika melihat wajah itu.

"Isti... ! itu perempuan yang membunuh Ibuku dan Roso!" teriakku.

          Aki dan Nyai saling berpandangan, aku tidak menyangka menyaksikan kematian yang sangat tragis lagi. Aku berlari meninggalkan Aki dan Nyai. Tapi Jana menghentikan aku.

"Nul, kamu tega meninggalkan Nyai dan Aki?" tanya Jana jin sahabatku.

          Aku menoleh ke belakang, aku melihat Nyai dan Aki membopong mayat Isti. Tidak ada seorangpun yang mau membantu menguburkan mayat Isti. Mereka kabur ketakutan. Aku kembali menghampiri Aki dan Nyai.

"Rumah Isti sangat jauh, kita ke Desa itu berjalan butuh berjam-jam, tidak mungkin kita jalan membawa mayat yang darahnya terus mengucur, lebih baik kita kuburkan, nanti kita laporkan pada Kades, bahwa warga sebrang bernama Isti jatuh dan sudah di makamkan," ucap Aki pada Nyai.

"Tapi kita tidak punya kain kafan Ki, kita kubur pakai apa?" tanya Nyai.

"Balut mayat dengan kain saja, ayo bantu aku angkat mayat ini!" jawab Aki.

          Kami mengangkat jasad Isti, sampai di dekat pemakaman, Aki menggali tanah, aku membantu Aki membuat lobang kubur. Berkali-kali aku dan Aki menemukan binatang melata, kelabang, ulat dan ular, Aki meninggalkan kami mencari bambu untuk menutupi jasad Isti. Beberapa jam walau banyak rintangan akhirnya jasad Isti berhasil kami kubur. Kami kembali ke air terjun untuk membasuh tubuh kami yang penuh darah dan tanah.

                    ***

Saksi Kematian (SK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang