BAB 31 Menul Sekolah

4.1K 300 2
                                    


          Nyai pergi dan datang sejam kemudian, Nyai membawa seragam baru dan sepatu baru. Aku gembira sekali, untung saja jarak ke Sekolah tidak sejauh Sekolahku yang dulu. Kami bisa berjalan ke Sekolah dengan memotong jalan agar cepat sampai. Aku pergi ke Sekolah dengan Jana. Sepanjang jalan aku dan Jana bercanda dan ngobrol seperti manusia biasa. Sampai Sekolah aku di sambut Guru, dan menunjukkan kelasku.

"Jana! lihat ini kelasku, kamu bisa belajar di sini," ucapku dengan riang.

          Semua teman memandangku, mereka menjauhiku. Mereka menganggapku aneh karena aku bicara sendiri. Aku tidak peduli teman-temanku menjauhiku, yang penting aku masih punya teman yaitu Jana.

"Nul, kamu jangan bicara denganku jika ada manusia, nanti kamu dianggap gila Nul," ucap Jana.

"Biarin saja, aku tidak butuh teman seperti itu, hanya bisa menghina dan mengejek," jawabku ketus.

         Pelajaran di mulai, Guru memerintah murid membuka buku tulis.

"Apa Pr kalian sudah di kerjakan?" tanya Guru.

"Sudah Bu... " teriak murid.

          Aku hanya diam karena aku baru masuk sekolah.

"Apa kalian sudah menghapal yang Ibu suruh?" tanya Guru kembali.

          Semua terdiam ketika Guru menanyakan hapalan, dan Guru langsung marah dan berdiri di depan meja kami, benakku berpikir: "kenapa ada Guru galak seperti itu."

"Kalian sudah Ibu beri waktu dua minggu untuk menghapal, kenapa belum hapal juga? angkat tangan kalian yang sudah hapal apa isi Pancasila!!" teriak Guru.

          Aku langsung ingat semalam aku belajar dan membaca Isi Pancasila, bahkan aku menghapalnya karena aku suka dengan gambar Garuda yang ada 5 gambar Bintang, Banteng, Beringin, Padi dan Kapas, Rantai, bahkan di kakinya  bertuliskan "Bhineka Tunggal Ika."

"Saya Bu..., " ucapku sambil mengangkat tanganku.

          Guru itu memandangku seolah tidak percaya, semua murid menoleh ke arahku.

"Siapa namamu?" tanya Guru.

"Menul Bu," jawabku.

"Hahahahahahahaha," semua murid menertawaiku mendengar namaku Menul.

"Diam! tidak sopan kalian! Ibu sedang bicara dengan Menul! ayo Menul silahkan maju ke depan! dan ucapkan isi Pancasila," perintah Guru.

          Aku maju ke depan menghadap semua murid, aku melihat ada yang berbisik-bisik, Guru memandangku seperti cemas, aku berdiri terdiam sesaat sambil mengingat isi Pancasila.

"Isi Pancasila
Pancasila Adalah Ideologi dasar bagi negara indonesia. Pancasila terdiri dari dua arti kata Sansakerta, Panca berarti lima sedangkan sila itu prinsip atau asas.
Pancasila merupakan salah satu rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.
Tanggal 1 Juni diperingati sebagai hari lahirnya Pancasila.
Terdapat lima sendi utama penyusun Pancasila atau secara umum merupakan isi Pancasila:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia." ucapku lantang di depan kelas.

          Guru terus memandangiku tidak berkedip, aku masih terdiam menunggu perintah Guru.

"Menul? kapan kamu belajar? siapa yang mengajarimu?" tanya Guru heran.

"Semalam Bu, aku diberi buku cetak, oleh Guru, aku membaca dan menghapalnya," jawabku.

"Lihat ini, contoh Menul anak teladan, dia bukan hanya membaca tapi menghapal, silahkan Menul kembali ke kursimu," ucap Guru menyuruhku duduk.

          Aku sedikit bahagia, hari pertamaku dipuji Guru, Nyai pasti senang mendengar aku dipuji.

                    ***

Masih semakin seru, jangan lupa follow agar terus mengikuti cerita Mamah, dan tidak ketinggalan. Jangan lupa bintang dan suaranya ya. Terimakasih.

Saksi Kematian (SK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang