BAB 24 Kematian dukun

4.6K 263 0
                                    

          Aku mundur ke belakang mendekati jendela agar aku mudah untuk kabur. Tapi Isti menyadari banyak ular di kamarnya langsung teriak.

"Ular... ular... !" teriak Isti.

          Dukun yang sedang bertengkar dengan Nyai langsung menghampiri Isti ke kamar.

"Ada apa Isti?" tanya dukun itu.

"Itu... itu... Ular... !" jawab Isti gemetar.

          Isti syok dan keluar dari kamar. Dalam cahaya lampu yang tidak begitu terang, aku melihat ular mendekati dukun itu.

"Awas itu ular di kakimu!" teriakku.

          Tapi terlambat, ular itu sudah mematuk dukun itu, bahkan ular-ular lainnya yang mencari jalan keluar dari kamar ikut mematuk kaki dukun itu. Isti yang sudah lari dari kamar selamat tidak dipatuk ular.

          Nyai datang dan masuk ke dalam kamar, aku melihat dukun itu sempoyongan dan jatuh ke lantai yang masih tanah. Dukun itu menahan sakit, matanya melotot dan berusaha bangkit.

"Lihatlah bandot tua! itu adalah balasan untuk kamu yang pernah menolong Isti mencari ular. Gimana rasanya?" ucap Nyai tersenyum.

"Nyai tahu dari mana?" tanyaku pada Nyai.

"Aku pernah melihat dia berburu ular Nul!" jawab Nyai.

          Aku hanya berdiri dan memandang dukun itu. Tubuhku gemetar mengingat kembali saat Ibuku dikerumuni banyak ular. Aku melihat ular-ular itu melewati tubuh dukun itu dan mematuk wajahnya. Dukun itu kejang-kejang dan tewas. Mataku melotot menyaksikan kematian dukun itu, Nyai yang menyadari aku syok langsung menggandeng tanganku agar cepat keluar dari rumah Isti.

          Saat aku dan Nyai keluar, aku tidak melihat Isti. Rupanya Isti kabur dan mencari pertolongan. Aku dan Nyai berlari menuju rumahku untuk mengambil barang dan langsung pulang malam itu juga.

                    ***

Saksi Kematian (SK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang