BAB 2 Bara menikahi Amy

9.4K 370 1
                                    

BAB 2

          Ayahku saat itu menjadi pemenang hati Ibuku, keduanya sama-sama tampan dan cantik, meskipun banyak yang menyukai kedua orangtuaku, cinta Bara dan Ami tidak pernah tergoyahkan, akhirnya mereka menikah dengan restu kedua orangtua mereka.

          Hari-hari Bara dan Ami di warnai dengan kebahagian, Bara bekerja sebagai pedagang dan mengajar ngaji. Meskipun hidup sederhana keduanya tidak pernah bertengkar dan mengeluh. Setahun menikah lahirlah bayi perempuan yang di beri nama Ambar, Ambar dari nama Ibuku dan Ayahku di singkat Ambar. Mungkin saat itu aku adalah anak yang paling beruntung dan bahagia karena memiliki orangtua yang soleh dan soleha.

          Meskipun Ayahku jarang pulang karena harus berdagang, Ayah selalu mengajakku bermain ketika ada di rumah. Masih teringat saat aku bermain di kebun, Ayah membuatkan ayunan dari tali dan papan kayu, aku sangat bahagia dan riang ketika Ayah dan Ibuku ikut mengayunkan ayunan yang dibuat Ayahku. Setiap Ayah ada di rumah aku sering di ajak ke sungai dan mencari ikan, kadang aku di ajari berenang dan bagaimana cara mencari ikan. Masih terngiang di telingaku bagaimana Ayahku melantunkan Ayat-ayat suci Al Qur'an, dari usia 1 tahun aku sudah terbiasa mendengar alunan Ayat-ayat suci dari mulut Ayah dan Ibuku. Ayah mengajariku ngaji dan sholat, dan aku berhasil menghapal sebagian isi Al Qur'an.

          Ayah dan Ibuku sangat bangga padaku, diusia muda aku sudah bisa menghapal dan mengalahkan orang dewasa disekitarku, tak jarang aku ikut mengajar anak-anak kecil di Langgar (Mushola) karena di perintah Ayah jika Ayah tidak ada. Aku mulai masuk sekolah Dasar, usiaku sudah 7 tahun, Ayah mulai jarang pulang karena harus ke luar kota untuk berdagang dan menitip barang pada tiap toko.

          Perjalananku ke sekolah bukan jarak yang dekat, aku harus melewati sungai dan pepohonan, 1.5 jam berjalan kaki baru sampai ke Sekolah. Ibuku dengan setia selalu mengantarkan aku ke Sekolah, dan dari sinilah awal petaka, dalam perjalanan ke Sekolah Ibu bertemu dengan Roso pria dengan wajah sangar yang memiliki kumis tebal.

                    ***

Saksi Kematian (SK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang